Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Filipi 3:1-11.
(Masale, 25 Oktober 2017 - Pdt. Joni Delima)
Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diliputi sukacita dan damai sejahtera.
Saudaraku...
Saya yakin anda pasti setuju dengan pendapat dan pandangan saya bahwa untuk mendapatkan barang yang berkualitas dan orisinil maka kita harus rela mengeluarkan harga yang tidak sedikit. Semakin tinggi kualitas dan keorisinilan suatu barang maka semakin mahal pula harganya. Karena itu, jangan pernah berharap akan mendapatkan barang yang berkualitas dan orisinil jika anda tidak rela membayar dengan harga yang sudah ditentukan. Untuk hal ini, tidak ada tawar menawar harga seperti di pasar tradisional atau pun di pasar loakan.
Jika anda memiliki barang yang sangat berkualitas dan dijamin keorisinilannya, maka itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Tentu anda akan menjaganya dan akan terus merawatnya. Anda tidak rela barang itu dipinjamkan ataupun hilang dari genggaman anda.
Dalam konteks inilah maka saya memahami mengapa begitu banyak tokoh gereja mula-mula yang berani mempertaruhkan nyawanya demi NAMA YESUS. Katankanlah martyr pertama yang tercatat dalam Alkitab, yaitu Stefanus (Kis. 7:54-60). Stefanus mempunyai keyakinan yang begitu kuat pada imannya dan apa yang ia yakini tidak bisa disetarakan dengan apapun juga. Terlalu mahal harga dari Darah Yesus yang telah memulihkan hidupnya, karena itu ia rela mati di kaki seorang anak muda yang bernama Saulus daripada ia harus kehilangan imannya.
Saudaraku...
Saya mempunyai keyakinan bahwa peristiwa kemartyran Stefanus ini jugalah yang kelak mengantar Saulus kepada pertobatan sehingga ia bertukar nama menjadi Paulus. Ingatan pada keberanian Stefanus membayar dengan harga yang mahal yakni nyawanya demi mempertahankan iman kepada Yesus Kristus, membuat Paulus diteguhkan pasca pertobatannya. Dan inilah kesaksian Paulus pada akhirnya:
"Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah, aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7-8)".
Saudaraku...
Coba anda renungkan, betapa hebatnya Paulus sebelum mengenal dan berjumpa dengan Kristus secara pribadi. Ia mampu meyakinkan pihak pemerintah Romawi sehingga dalam melakukan tindakan pembersihan terhadap Pengikut Jalan Tuhan, ia mendapatkan pengawalan dari tentara-tentara Romawi pilihan. Terhadap dirinya sebagai seorang Ibrani (Israel, ia menguraikan keunggulan-keunggulannya sebagaimana firman hari ini:
"Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari Suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap Hukum Taurat, aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati Hukum Taurat aku tidak bercacat (Filipi 3:4-5, band.; Galatia 1:13-14)".
Pengenalan pada Kristuslah yang membuat semua hal yang dianggap "UNGGUL" dalam diri Paulus ternyata semuanya adalah "SAMPAH". Karena itu pada akhirnya Paulus berkesimpulan bahwa Tuhan Yesus tak dapat disetarakan dengan apapun dan bagi Paulus, mati demi Nama Yesus adalah sebuah KEUNTUNGAN.
Itulah sebabnya saya hendak menegaskan kepada anda bahwa anda akan menjadi seorang pribadi yang unggul di mata Tuhan hanya jika anda siap mempertaruhkan segalanya demi NAMA YESUS. Itulah yang dapat menjadi bukti dari "Kualitas dan Keorisinilan Iman anda".
Selamat beraktivitas.
Teruslah melangkah walau sulit jalan yang anda tempuh. Tuhan Yesus ada besertamu.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).
Bacaan : Filipi 3:1-11.
(Masale, 25 Oktober 2017 - Pdt. Joni Delima)
Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diliputi sukacita dan damai sejahtera.
Saudaraku...
Saya yakin anda pasti setuju dengan pendapat dan pandangan saya bahwa untuk mendapatkan barang yang berkualitas dan orisinil maka kita harus rela mengeluarkan harga yang tidak sedikit. Semakin tinggi kualitas dan keorisinilan suatu barang maka semakin mahal pula harganya. Karena itu, jangan pernah berharap akan mendapatkan barang yang berkualitas dan orisinil jika anda tidak rela membayar dengan harga yang sudah ditentukan. Untuk hal ini, tidak ada tawar menawar harga seperti di pasar tradisional atau pun di pasar loakan.
Jika anda memiliki barang yang sangat berkualitas dan dijamin keorisinilannya, maka itu adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Tentu anda akan menjaganya dan akan terus merawatnya. Anda tidak rela barang itu dipinjamkan ataupun hilang dari genggaman anda.
Dalam konteks inilah maka saya memahami mengapa begitu banyak tokoh gereja mula-mula yang berani mempertaruhkan nyawanya demi NAMA YESUS. Katankanlah martyr pertama yang tercatat dalam Alkitab, yaitu Stefanus (Kis. 7:54-60). Stefanus mempunyai keyakinan yang begitu kuat pada imannya dan apa yang ia yakini tidak bisa disetarakan dengan apapun juga. Terlalu mahal harga dari Darah Yesus yang telah memulihkan hidupnya, karena itu ia rela mati di kaki seorang anak muda yang bernama Saulus daripada ia harus kehilangan imannya.
Saudaraku...
Saya mempunyai keyakinan bahwa peristiwa kemartyran Stefanus ini jugalah yang kelak mengantar Saulus kepada pertobatan sehingga ia bertukar nama menjadi Paulus. Ingatan pada keberanian Stefanus membayar dengan harga yang mahal yakni nyawanya demi mempertahankan iman kepada Yesus Kristus, membuat Paulus diteguhkan pasca pertobatannya. Dan inilah kesaksian Paulus pada akhirnya:
"Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah, aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah supaya aku memperoleh Kristus (Filipi 3:7-8)".
Saudaraku...
Coba anda renungkan, betapa hebatnya Paulus sebelum mengenal dan berjumpa dengan Kristus secara pribadi. Ia mampu meyakinkan pihak pemerintah Romawi sehingga dalam melakukan tindakan pembersihan terhadap Pengikut Jalan Tuhan, ia mendapatkan pengawalan dari tentara-tentara Romawi pilihan. Terhadap dirinya sebagai seorang Ibrani (Israel, ia menguraikan keunggulan-keunggulannya sebagaimana firman hari ini:
"Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari Suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap Hukum Taurat, aku orang Farisi, tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati Hukum Taurat aku tidak bercacat (Filipi 3:4-5, band.; Galatia 1:13-14)".
Pengenalan pada Kristuslah yang membuat semua hal yang dianggap "UNGGUL" dalam diri Paulus ternyata semuanya adalah "SAMPAH". Karena itu pada akhirnya Paulus berkesimpulan bahwa Tuhan Yesus tak dapat disetarakan dengan apapun dan bagi Paulus, mati demi Nama Yesus adalah sebuah KEUNTUNGAN.
Itulah sebabnya saya hendak menegaskan kepada anda bahwa anda akan menjadi seorang pribadi yang unggul di mata Tuhan hanya jika anda siap mempertaruhkan segalanya demi NAMA YESUS. Itulah yang dapat menjadi bukti dari "Kualitas dan Keorisinilan Iman anda".
Selamat beraktivitas.
Teruslah melangkah walau sulit jalan yang anda tempuh. Tuhan Yesus ada besertamu.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).
No comments:
Post a Comment