Laman

Tuesday, November 28, 2017

Berkorban Untuk Tuhan

Sebuah Refleksi Pribadi.

(Tulisan ini saya dedikasikan untuk menjadi bahan perenungan di Hari Pahlawan. Pahlawan sejati adalah dia yang rela mempertaruhkan jiwa-raga demi kebaikan orang lain).

Bacaan : Lukas 8 : 1 - 3.
(Masale, 10 November 2017 - Pdt. Joni Delima).

Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diberkati olehNya.

Saudaraku...
Ada begitu banyak orang yang tertarik pada sosok Tuhan Yesus dan sangat kagum pada ajaran-ajaranNya, namun hanya segelintir orang saja yang berempati untuk mendukung pelayanan kasih yang dilakukanNya. Begitu banyak orang yang mengikut Tuhan Yesus pada zamanNya, namun sedikit saja orang yang siap berkorban demi pelayanan yang diembanNya.

Dalam konteks berjemaat sekarang ini, dapat dikatakan bahwa, begitu banyak orang yang mengklaim dirinya sebagai pengikut Tuhan Yesus, tetapi untuk berkorban demi pelayanan, mereka justru memilih untuk menjauh. Jika berbicara atau berdebat tentang doktrin, mereka tak terkalahkan; tetapi untuk memberi diri dan berkorban harta benda untuk pelayanan Gereja dan berkorban harta benda demi mereka yang hidup dalam kekurang-beruntungan, mereka diam seribu bahasa.

Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini sangat menarik untuk ditelaah dan saya berharap, mudah-mudahan hal ini dapat membongkar kepicikan kita dalam memahami arti: "Mengikut Tuhan Yesus".

Saya katakan menarik, karena:

(1). Mereka adalah WANITA.

Para wanita pada zaman itu dipandang sebagai kelompok masyarakat kelas dua. Tetapi ketika Superioritas Kaum Pria diharapkan tampil sebagai garda terdepan untuk berkorban bagi pelayanan dengan segala konsekwensi yang harus diterima, namun kenyataan hasilnya nihil; maka kaum WANITA, -(yang notabene kaum lemah)-, justru mengambil alih peran itu. Mereka berani menerobos segala bentuk kemapanan dan berani menanggung resiko dari keputusannya itu. Saya sendiri mengapresiasi dan mengacungkan dua jempol, sebab mereka adalah wanita-wanita tangguh yang melebihi seorang pria. Di tengah situasi yang tidak kondusif di mana begitu banyak musuh yang mengelilingi Tuhan Yesus dan begitu banyak mata-mata yang mengikuti ke mana pun Tuhan Yesus pergi...ya, mata-mata itu adalah serigala yang berbulu domba yang boleh jadi akan menghasut penguasa agar mencopot jabatan suami mereka; namun mereka tidak gentar sedikitpun. Pengharapan di dalam imanlah yang membuat mereka menjadi wanita-wanita pemberani ketika superioritas kaum pria kian memudar dalam mengikut dan berkorban untuk Tuhan.

(2). Mereka itu isteri Pejabat
.

Mereka ini bukanlah wanita-wanita yang kurang kerjaan, yang mencoba mencari kesibukan untuk mengisi waktu luang. Para wanita ini dengan kerelaan hatinya meninggalkan kehidupan yang nyaman dan bergelimang dengan harta dan kemewahan; mereka rela melupakan kenikmatan duniawi hanya untuk mengikut Tuhan Yesus dan mensupport pelayananNya. Mereka melakukan semua itu bukan untuk mencari popularitas, dan juga bukan untuk mendapat kedudukan. Sebab mereka sesungguhnya sudah dikenal karena suami mereka adalah orang-orang penting, dan juga mereka melakukan semua itu bukan demi jabatan, sebab suami mereka justru pejabat tinggi pemerintahan. Mereka dengan penuh ketulusan hati, -(tidak mempertimbangkan untung atau rugi)-, memberi waktu, tenaga, pikiran bahkan harta benda mereka untuk pelayanan karena iman.

Saudaraku...
Saatnya buat anda dan saya untuk mengevaluasi ulang tentang motivasi kita mengikut Tuhan Yesus. Ketertarikan dan kekaguman kita terhadap sosok Tuhan Yesus, serta pujian kita pada pengajaran-pengajaranNya, memang tidak salah; namun hal itu belum cukup di mata Tuhan. Yang Tuhan minta ialahg: "apakah kita siap berkorban untuk Tuhan tanpa berharap pamrih?".

Camkanlah hal ini:
"Iman tanpa kerelaan untuk berkorban, pada hakekatnya adalah iman yang mati".

Selamat memperingati Hari Pahlawan.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love