Laman

Monday, November 27, 2017

Ditentukan Untuk Memberkati

Sebuah Refleksi Pribadi
Bacaan : Kejadian 12 : 1 - 9.
(Masale, 22 November 2017 - Pdt. Joni Delima)

Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda terus diberkati.

Saudaraku...
Berbagi berkat dengan sesama atau menjadikan hidup menjadi berkat bagi orang lain, adalah sesuatu yang sangat langka untuk dijumpai dalam konteks dunia yang telah dibelenggu oleh virus Individualisme dan Materialisme. Saya sendiri menyaksikan bahwa setiap detik, dunia kita mempersolek diri dengan wajah keegoisannya; mementingkan diri sendiri sehingga tak menaruh peduli dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Masing-masing asyik dengan kesenangannya, sekali pun duduk bersama namun tak ada tegur-sapa. Tidak ada lagi waktu untuk berurusan dengan orang lain dan tidak ada ruang yang disediakan untuk beritegrasi dengan orang lain. Orang tidak lagi berempati saat sesamanya mengerang, hatinya dingin bahkan beku walau melihat saudaranya sekarat.

Ya...
Dalam konteks dunia sekarang, kepekaan hati untuk berbela-rasa dengan orang yang menderita semakin memudar. Semua berjuang untuk diri sendiri, fokus pada kesenangan diri sendiri, bahkan yang terlalu kejam, yang mengorbankan orang lain demi ambisi kekuasaan atau untuk mendapatkan keuntungan dan kedudukan.

Saudaraku...
Sudah pasti bahwa di mata orang-orang yang terbelenggu oleh paham Individualisme dan Materialisme, maka Abraham adalah salah satu orang yang paling tolol dalam dunia ini. Tolol, karena dia adalah seorang yang kaya raya, seorang yang terpandang dan terhormat di negerinya, dan dia adalah sang tuan besar yang dilayani oleh banyak hamba. Ketololannya nampak dari keputusannya untuk memilih panggilan Tuhan yang belum pasti. Ia harus meninggalkan kenikmatan dan kesenangan hidup duniawi lalu menjadi seorang pengembara yang tidak tahu arah yang akan dituju.

Ya...
Seperti itu penilaian manusia dunia ini, tetapi sebagai anak-anak Tuhan, kita harus menjauhkan paham seperti ini. Anda harus ingat bahwa hidup yang kita hidupi bukan milik kita dan jalan hidup yang kita jalani, bukan kita yang menentukannya; baik atau buruknya yang akan terjadi, hanya Tuhan yang tahu.

Saudaraku...
Abraham harus menjadi patron kehidupan kita dalam hal ketaatan pada rencana dan rancangan Tuhan. Semua yang ada padanya, hanyalah kesementaraan, dan karena itu ia terus melangkah untuk mengejar dan mendapatkan yang abadi, yakni hidup dalam Tuhan, walau jalan yang dilalui penuh onak dan duri. Abraham dalam kepasrahannya pada rencana dan rancangan Tuhan, telah ditentukan menjadi sumber berkat bagi bangsa-bangsa: "Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat".

Benar bahwa, Abraham selalu menjadi berkat bagi siapapun yang berinteraksi dengannya. Karena itu, Melkisedek, Sang Imam Allah Yang Maha Tinggi, menyambutnya dengan sukacita dan memberkatinya.

Saudaraku...
Panggilan Abraham menjadi dasar bagi keterpanggilan semua umat Tuhan, -(termasuk anda dan saya). Kita sudah ditentukan untuk menjadi berkat bagi sesama. Kita harus memberi diri kita untuk dibentuk oleh Tuhan menurut maksud dan rencananya. Dan percayalah bahwa yang Tuhan telah perbuat adalah sesuatu yang terbaik. Karena itu, bangunlah karakter hidup yang berbela-rasa dengan peka pada kebutuhan orang lain, maka Tuhan akan terus memberkati hidup anda, terlebih memberkati usaha dan atau pekerjaan anda.

Selamat untuk menjadi berkat bagi sesama.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

(Catatan : Refleksi ini telah di-Share ke WA Jemaat Masale).

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love