Sebuah Refleksi Pribadi.
(Telah di-Share ke WhatsApp Jemaat Masale, 16 Nov 2017).
Bacaan : 2 Korintus 8:1-15.
Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehidupan anda terus diberkati.
Saudaraku...
Ada satu kisah inspiratif yang sangat berkesan bagi saya tentang bagaimana kita memandang atau menilai tentang "KAYA dan MISKIN". Kisah itu demikian:
Suatu hari, seorang ayah yang notabene berasal dari keluarga yang kaya raya, membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan satu tujuan, yakni untuk memperlihatkan kepada si anak bahwa betapa kaya-rayanya mereka dan betapa miskinnya orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah seorang petani yang dianggap paling miskin di negeri itu.
Setelah kembali dari perjalanan itu, si ayah bertanya kepada anaknya:
Ayah : Bagaimana perjalanannya, nak?.
Anak : Perjalanan yang hebat, ayah.
Ayah : Apakah kau sudah melihat bahwa betapa miskinnya orang-orang itu? Sekarang ayah mau mendengarkan makna apa yang dapat kau timbah dari perjalanan ini?.
Si Anak pun menyampaikan sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh Sang Ayah. Inilah yang disampaikannya:
"Saya melihat bahwa petani itu mempunyai empat ekor anjing, sedang kita sendiri hanya punya seekor anjing saja. Kita memang punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tetapi mereka mempunyai anak suangai yang tidak ada ujungnya. Rumah kita dikelilingi tembok yang tinggi sehingga pemandangan kita hanya terbatas di sekitar taman kita saja. Kita hanya punya beberapa lampu di taman, tetapi karena rumah mereka tidak diberi pagar atau tembok yang tinggi sehingga tampaklah bahwa mereka punya berlaksa-laksa bintang yang bertaburan di langit dengan kerlap-kerlip cahayanya yang sangat menawan di malam hari. Teras kita duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horisontal yang tak terjangkau panjang dan luasnya. Kita hanya punya tanah sempit untuk membangun rumah, tetapi mereka punya ladang yang begitu luas sejauh mata memandang. Kita punya pembantu yang melayani kita, tetapi mereka dengan tulus saling melayani satu dengan yang lain. Kita membeli makanan kita, tetapi mereka menumbuhkan makanannya sendiri. Kita punya tembok sekeliling kita untuk melindungi kita dari ancaman orang-orang yang bermaksud jahat, tetapi mereka dikelilingi tetangga-tetangga yang sangat setia memberi cinta dan rasa aman satu dengan yang lain. Karena itu, terima kasih ayahku, sebab ayah sudah menunjukkan kepadaku bahwa ternyata betapa miskinnya kita dibandingkan mereka".
Saudaraku...
Kepemilikan atas hal-hal yang bersifat bendawi tidak dapat dijadikan standar moral bahwa anda adalah seorang yang sangat kaya-raya; sedangkan mereka yang tidak terlalu banyak memiliki hal-hal yang bersifat bendawi dikatakan sebagai orang miskin. Orang yang suka berbagi dengan orang lain dari apa yang ia miliki sekalipun nilainya kecil dalam hitungan jumlah, justru merekalah orang yang kaya-raya; dibandingkan dengan mereka yang memiliki jumlah harta yang tak terhitung namun tidak dapat berbagi dengan sesamanya, dan orang yang tidak bisa berbagi itulah orang yang termiskin dalam penilaian firman Tuhan hari ini.
Karena itu, saya mau menegaskan hal ini:
"Allah tidak menilai anda kaya atau anda miskin karena apa yang anda miliki itu banyak atau sedikit; tetapi bagaimana anda mengelolah apa yang anda miliki untuk dinikmati bersama dengan orang lain. Ingat kisah 5 ketul roti dan 2 ekor ikan. Jumlah itu tidak dipersoalkan oleh Tuhan Yesus, tetapi bagaimana jumlah yang sedikit itu dapat dibagi dan dinikmati bersama. Hati yang suka berbagi dengan orang lainlah yang menentukan bahwa anda adalah orang yang kaya-raya dalam pemandangan Allah. Ketika janda yang miskin itu memberi 2 peser dari apa yang ada padanya, maka di mata Tuhan Yesus, dia telah memberi lebih banyak daripada orang lain. Jemaat-jemaat di Makedonia memang miskin finansial, namun merekalah orang yang kaya-raya di mata Allah karena selalu berbagi dengan orang lain".
Dengan demikian, jangan anda pedulikan apa kata orang tentang keadaan anda, tetapi teruslah untuk menyatakan kepedulian kepada sesama anda sebisa yang anda lakukan kepadanya. Sebab ketika anda memberi, sesungguhnya anda sudah menerima.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Telah di-Share ke WhatsApp Jemaat Masale, 16 Nov 2017).
Bacaan : 2 Korintus 8:1-15.
Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehidupan anda terus diberkati.
Saudaraku...
Ada satu kisah inspiratif yang sangat berkesan bagi saya tentang bagaimana kita memandang atau menilai tentang "KAYA dan MISKIN". Kisah itu demikian:
Suatu hari, seorang ayah yang notabene berasal dari keluarga yang kaya raya, membawa anaknya dalam satu perjalanan keliling negeri dengan satu tujuan, yakni untuk memperlihatkan kepada si anak bahwa betapa kaya-rayanya mereka dan betapa miskinnya orang-orang yang ada di sekeliling mereka. Mereka lalu menghabiskan beberapa hari di sebuah rumah seorang petani yang dianggap paling miskin di negeri itu.
Setelah kembali dari perjalanan itu, si ayah bertanya kepada anaknya:
Ayah : Bagaimana perjalanannya, nak?.
Anak : Perjalanan yang hebat, ayah.
Ayah : Apakah kau sudah melihat bahwa betapa miskinnya orang-orang itu? Sekarang ayah mau mendengarkan makna apa yang dapat kau timbah dari perjalanan ini?.
Si Anak pun menyampaikan sesuatu yang tidak disangka-sangka oleh Sang Ayah. Inilah yang disampaikannya:
"Saya melihat bahwa petani itu mempunyai empat ekor anjing, sedang kita sendiri hanya punya seekor anjing saja. Kita memang punya kolam renang yang panjangnya sampai pertengahan taman kita, tetapi mereka mempunyai anak suangai yang tidak ada ujungnya. Rumah kita dikelilingi tembok yang tinggi sehingga pemandangan kita hanya terbatas di sekitar taman kita saja. Kita hanya punya beberapa lampu di taman, tetapi karena rumah mereka tidak diberi pagar atau tembok yang tinggi sehingga tampaklah bahwa mereka punya berlaksa-laksa bintang yang bertaburan di langit dengan kerlap-kerlip cahayanya yang sangat menawan di malam hari. Teras kita duduk membentang hingga halaman depan, sedang teras mereka adalah horisontal yang tak terjangkau panjang dan luasnya. Kita hanya punya tanah sempit untuk membangun rumah, tetapi mereka punya ladang yang begitu luas sejauh mata memandang. Kita punya pembantu yang melayani kita, tetapi mereka dengan tulus saling melayani satu dengan yang lain. Kita membeli makanan kita, tetapi mereka menumbuhkan makanannya sendiri. Kita punya tembok sekeliling kita untuk melindungi kita dari ancaman orang-orang yang bermaksud jahat, tetapi mereka dikelilingi tetangga-tetangga yang sangat setia memberi cinta dan rasa aman satu dengan yang lain. Karena itu, terima kasih ayahku, sebab ayah sudah menunjukkan kepadaku bahwa ternyata betapa miskinnya kita dibandingkan mereka".
Saudaraku...
Kepemilikan atas hal-hal yang bersifat bendawi tidak dapat dijadikan standar moral bahwa anda adalah seorang yang sangat kaya-raya; sedangkan mereka yang tidak terlalu banyak memiliki hal-hal yang bersifat bendawi dikatakan sebagai orang miskin. Orang yang suka berbagi dengan orang lain dari apa yang ia miliki sekalipun nilainya kecil dalam hitungan jumlah, justru merekalah orang yang kaya-raya; dibandingkan dengan mereka yang memiliki jumlah harta yang tak terhitung namun tidak dapat berbagi dengan sesamanya, dan orang yang tidak bisa berbagi itulah orang yang termiskin dalam penilaian firman Tuhan hari ini.
Karena itu, saya mau menegaskan hal ini:
"Allah tidak menilai anda kaya atau anda miskin karena apa yang anda miliki itu banyak atau sedikit; tetapi bagaimana anda mengelolah apa yang anda miliki untuk dinikmati bersama dengan orang lain. Ingat kisah 5 ketul roti dan 2 ekor ikan. Jumlah itu tidak dipersoalkan oleh Tuhan Yesus, tetapi bagaimana jumlah yang sedikit itu dapat dibagi dan dinikmati bersama. Hati yang suka berbagi dengan orang lainlah yang menentukan bahwa anda adalah orang yang kaya-raya dalam pemandangan Allah. Ketika janda yang miskin itu memberi 2 peser dari apa yang ada padanya, maka di mata Tuhan Yesus, dia telah memberi lebih banyak daripada orang lain. Jemaat-jemaat di Makedonia memang miskin finansial, namun merekalah orang yang kaya-raya di mata Allah karena selalu berbagi dengan orang lain".
Dengan demikian, jangan anda pedulikan apa kata orang tentang keadaan anda, tetapi teruslah untuk menyatakan kepedulian kepada sesama anda sebisa yang anda lakukan kepadanya. Sebab ketika anda memberi, sesungguhnya anda sudah menerima.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment