Laman

Monday, January 15, 2018

Bersama Tuhan: Kepahitan Hidup Diubah Menjadi Manis

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-16 tanggal 16 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan : Matius.

"Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: Apakah yang akan kami minum? Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadaNya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis Di sanalah Tuhan memberikan ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah Tuhan mencoba mereka".

Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini tetap diberkati Tuhan.

Saudaraku...
Sesungguhnya ada banyak hal yang hendak Tuhan sampaikan kepada kita ketika kita sedang terbentur dengan masalah. Tetapi terkadang kita kehilangan kesabaran dan kesadaran sehingga tidak mampu melihat rencana Tuhan di balik masalah yang terjadi. Hati kita jadi gusar sehingga tanpa sadar kita mencari kambing hitam sebagai penyebab dari permasalahan tersebut.

Jika kita menyadari bahwa hidup kita ini ada di bawah kontrol Tuhan dan Tuhan yang mengendalikan waktu dan masa; maka sesungguhnya tidaklah pantas kita bersungut-sungut ketika hidup kita terbentur dengan dinding masalah. Jikalau kita percaya bahwa kita ini adalah anak-anak Tuhan dan kita juga mengimani bahwa Tuhan itu baik dan sedikitpun tak terbesit dalam hati Tuhan untuk mendatangkan celaka atau petaka atas kehidupan kita; maka tak sewajarnya kita bersungut-sungut jika kehidupan kita harus berhadapan dengan persoalan. Justru dengan persoalan itulah yang akan terus memotivasi kita untuk datang kepada Tuhan dan menjadikan Dia satu-satunya andalan dan jawaban atas persoalan yang sedang terjadi.

Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini mau mengajak kita untuk melihat diri kita masing-masing dan seperti apa kita memposisikan diri kita; adakah selama ini kita seperti karakter umat Israel yang begitu mudah bersungut-sungut karena persoalan kecil yang ada di depan mata sehingga sirna segala hal yang sudah terlewatkan di mana kita mengalami kedahsyatan kuasa dan kasih Tuhan? Ataukah kita ada pada posisi Musa yang terus melangkah maju dengan selalu meletakkan kehidupan dan segala persoalan yang mengiringinya di dalam iman kepada Allah yang mampu mengatasi segala permasalahan?

Coba saja perhatikan perikop sebelumnya.
Baru saja bangsa itu mengalami kedahsyatan kuasa Tuhan, bukan?.

Tidakkah dengan cara yang spektakuler, Tuhan telah membelah laut Teberau sehingga ada jalan yang terbuka di saat bangsa itu sendiri merasa sudah kehilangan jalan?.

Ya...tidakkah baru saja mereka menyaksikan bagaimana kuasa Tuhan membinasakan kekuatan Mesir dengan menenggelamkan tentara Firaun dan kereta serta kudanya ke dasar samudera, padahal bangsa ini telah kehilangan harapan akan kehidupan dan masa depannya?.

Tidakkah baru saja mereka menari-nari dengan diiringi tabuhan rebana dari Miryam sambil bernyanyi-nyanyi memuji Tuhan atas kedahsyatan kuasa Tuhan yang menyelamatkan itu, padahal sebelumnya mereka berteriak-teriak: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami mati di padang gurun ini? Apakah yang kau perbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kamu katakan kepadamu di Mesir: janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini (Kel. 14:11-12)".

Sehingga muncul lagi pertanyaan lanjutan dan silahkan anda sendiri yang memberi jawab atas pertanyaan itu:

Mengapa hanya karena persoalan air sumur yang pahit itu, sehingga semua yang spektakuler dialami seketika menjadi sirna?.

Mengapa begitu mudahnya bangsa itu lupa pada kuasa dan kasih Tuhan yang terus menopang perjalanan kehidupan mereka di tengah berbagai kemustahilan?.

Saudaraku...
Sesungguhnya gambaran kehidupan Israel adalah cerminan dari kehidupan kita.
Bisa jadi hari ini anda sedang berhadapan dengan persoalan, dan tanpa anda sadari, -(dalam hati kecil)-, anda berkata: "mengapa Engkau memperlakukan aku seperti ini, Tuhan?". Dan anda sendiri telah lupa bahwa baru saja 16 hari sebelumnya, anda dapat melewati begitu banyak persoalan dan boleh melangkah memasuki tahun 2018 dengan selamat; dan tidakkah di detik pertama anda memasuki tahun 2018 ini, anda menghela nafas panjang sambil berujar: "Puji Tuhan".

Saya hanya mau mengatakan hal ini kepada anda:
Kepahitan yang kita temui dalam menjalani hidup, tidak akan pernah sirna. Akan selalu ada...ada...dan akan tetap ada. Tetapi dalam menghadapi semua itu, jangan anda memandang kepahitan dengan "MATA JASMANI", melainkan pandanganlah itu dengan "MATA IMAN".

Dengan cara ini, pandangan anda akan menembos tembok masalah setebal apapun, dan anda akan melihat bahwa di balik tembok masalah itu, Tuhan sedang mempersiapkan berkat yang jauh lebih besar dan sempurna. Melangkah dengan MATA IMAN, akan melahirkan sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan dan dalam hal itu anda akan meletakkan seluruh perkara kehidupan anda di bawah otoritas Tuhan: "Jadilah KehendakMu". Dan dalam sikap yang demikian anda akan berkata: "Sepahit apapun kehidupan yang kujalani, Tuhan ada besertaku dan Ia sendiri akan mengubah yang PAHIT menjadi MANIS pada waktunya".

Karena itulah saudaraku...
Mari kita posisikan diri kita seperti Musa.
Saat persoalan terjadi; tidak ada cara lain selain datang dan berseru kepadaNya.
Jangan pernah terpengaruh dengan persoalan yang ada, tetapi fokuslah pada iman anda.
Sesungguhnya Tuhan tahu persis bahwa air di Mara itu pahit, tetapi Tuhan hendak menguji iman dan respons mereka ketika mereka harus menghadapi tantangan: apakah mereka tetap percaya dan mengandalkan Tuhan saja, ataukah justru mereka kehilangan kepercayaan.
Tetapi sekali pun umat tidak menunjukkan respons sebagaimana yang Tuhan kehendaki, namun Tuhan tetap membuktikan kuasa dan kasihNya.
Tuhan hanya mau mengatakan kepada kita yang percaya saat ini bahwa di balik setiap persoalan yang terjadi, selalu ada berkatNya yang tersedia. Jadi jangan pernah berhenti berseru kepada Tuhan dalam masalahmu.

Camkanlah firman ini:
"Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui (Yer. 33:3)".

Ya...tetaplah berseru dan percaya di kala hidupmu bermasalah; dan Tuhan tidak hanya membuat yang PAHIT menjadi MANIS, tetapi lebih dari pada itu, Tuhan akan menyempurnakan karyaNya seperti yang terjadi di ELIM: di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma.

Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love