Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-17 tanggal 17 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Mazmur 37:1-11.
"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang (Mazmur 37:3-6)".
Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diliputi sukacita dan damai sejahtera dari Allah.
Saudaraku...
Suka atau tidak suka, setiap kita telah dan akan menjalani hidup dalam 3 fase, yakni: "Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang".
Fase Masa Lalu adalah tahapan yang tak mungkin terulang dan tak mungkin pula diubah. Ia menjadi sebuah KENANGAN; ya...sebuah kenangan tentang apa yang telah dialami dan yang telah diperbuat entah itu baik atau tidak baik, indah atau tidak indah, menyenangkan atau tidak menyenangkan, memalukan atau tidak memalukan. Fase Masa Lalu menghadirkan FAKTA apa yang sudah terjadi dan karena itu sangat kuat memberi pengaruh dalam menentukan sikap untuk menjalani kehidupan pada Fase Masa Kini. Dan bagaimana anda mensikapi apa yang sudah berlalu untuk mengambil keputusan dalam bertindak pada Fase Masa Kini sangat menentukan apa yang anda HARAPKAN untuk anda alami dan nikmati di Fase Yang Akan Datang. Jika anda mensikapi apa yang sudah berlalu dengan PIKIRAN POSITIF akan memberi dan membangkitkan ENERGI POSITIF dalam diri anda untuk lebih bersemangat menjalani hidup dan beraktifitas di Fase Masa Kini untuk mengejar harapan di Fase Yang Akan Datang. Tetapi jika anda mensikapi dengan PIKIRAN NEGATIF, maka energi anda akan tergerus habis sehingga anda tidak akan bergairah dalam menjalani hidup dan beraktifitas; anda terjebak dalam apa yang disebut FATALISME.
Saudaraku...
Saya hanya mau mengajak anda untuk mensikapi Masa Lalu dengan POSITIF.
Katakanlah bahwa di masa lalu anda GAGAL, tetapi mari berpikir POSITIF.
Mari melihat kegagalan itu sebagai cambuk agar anda terpacu untuk tampil lebih baik di masa kini. Jangan lihat kegagalan sebagai kehancuran, tetapi sebagai batu loncatan agar kegagalan masa lalu tidak terulang kembali.
Dan kini saya mau berbagi pengalaman dengan anda.
Sepanjang pelayanan saya sebagai seorang Hamba Tuhan, saya sudah saksikan bahwa ada orang yang masa lalunya sangat kelam, ia jatuh bangun dalam memulai usaha; namun ia tidak pernah menyerah. Ia berusaha untuk menimbah hikmat di balik setiap kegagalannya, dan terpacu untuk memperbaiki serta merubah sikapnya; ia tekun berdoa, mencari Tuhan dan kehendakNya, dan pada akhirnya, ia menjadi orang yang sangat sukses. Tetapi ada pula orang yang saya saksikan bahwa di mana masa lalunya begitu baik, berkelimpahan dengan harta bahkan ia dapat mengendalikan orang lain yang notabene pejabat dan politikus; tetapi begitu ia memulai hidup yang sembrono, tidak takut akan Tuhan, hidup menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, memandang remeh pejabat-pejabat gerejawi dan pelayanan para Hamba-hamba Tuhan; pada akhirnya usahanya hancur, kehidupan rumah-tangganya berantakan, dan kini ia hidup terlunta-lunta sebatangkara. Karena itu; "Masa Lalu bukan untuk diratapi ketika anda gagal atau pun dijadikan sebuah kebanggaan ketika anda sukses; tetapi Masa Lalu dijadikan PANDUAN HIDUP untuk menjalani Masa Kini demi meraih harapan di Masa Yang Akan Datang".
Saudaraku...
Ketika saya menuliskan refleksi ini, saya justru teringat kisah inspiratif seorang mantan tentara Angkatan Darat AS, yakni Victor Marx. Victor adalah pakar bela diri yang memiliki sabut hitam tingkat tujuh dalam Keichu Do yang memadukan elemen-elemen karate, judo, jiujitsu, tinju, gulat Amerika dan tehnik-teknik perkelahian jalanan.
Tetapi masa lalu Victor tidak seperti masa kini. Dulu ia menganggap dirinya dengan sebutan : "Barang Rongsokan". Sejak masa kecil, ia tidak pernah mengenal ayah kandungnya. Ia dibesarkan dalam keluarga Broken Home, dan ibunya sudah enam kali menikah. Victor mengalami kekejaman yang tak terucapkan. Salah satu dari ayah tirinya pernah menyiksanya, menenggelamkan dan menempelkan senjata di kepalanya. Dia pernah dimasukkan ke dalam peti pendingin dan ditinggalkan begitu saja. Karena itu, masa muda Victor begitu kelam; berurusan dengan obat-obat terlarang dan dunia prostitusi. Ia kemudian menjalani terapi khusus, dan salah seorang psikiater memberitahunya bahwa otaknya telah dibuat kacau-balau oleh kengerian yang dialaminya sehingga tidak bisa memproses pikiran secara normal dan hal itu takkan pernah pulih.
Ternyata, fakta tidak demikian.
Dunia bisa saja mengatakan bahwa hidup anda sudah habis. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Ketika Victor mulai mendekatkan diri dengan kehidupan persekutuan, mulai belajar firman Tuhan, berdoa dan berbagi kesaksian dengan orang lain tentang pengalaman-pengalaman hidup; ia mulai menemukan secercah sinar bahagia tentang hidup dan masa depannya. Ia tidak mau mempersalahkan apa yang sudah berlalu, tetapi ia mau memulai setiap hari untuk selalu belajar berbuat baik dan selalu dekat pada Tuhan. Pada akhirnya, "Si Barang Rongsokan" itu berubah menjadi seorang pembagi berkat bagi dunia. Dan ada yang sangat menarik bagi saya dari ungkapan Victor, yakni: "Dulu begitu jahat lingkunganku dan membuat aku menjadi seorang yang sangat jahat; tetapi kini semuanya telah diubah menjadi baik bahkan amat baik, dan yang mengubahnya itu adalah TUHAN. Karena itu hidupku kini hanya untuk Tuhanku".
Saudaraku....
Firman Tuhan hari ini hendak menegaskan kepada anda bahwa Tuhanlah yang mengendalikan waktu dan masa dan Dialah yang memiliki otoritas untuk menentukan bagaimana hidup anda sekarang dan yang akan datang. Karena itu, percayalah pada Tuhan dan tetap lakukan yang baik. Bersukacitalah selalu dalam Tuhan dan bersyukurlah. Syukuri hidupmu dan taklukkanlah di bawah kehendakNya. Takutlah akan Tuhan, maka hidup anda akan diberkati.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-17 tanggal 17 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Mazmur 37:1-11.
"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang (Mazmur 37:3-6)".
Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diliputi sukacita dan damai sejahtera dari Allah.
Saudaraku...
Suka atau tidak suka, setiap kita telah dan akan menjalani hidup dalam 3 fase, yakni: "Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang".
Fase Masa Lalu adalah tahapan yang tak mungkin terulang dan tak mungkin pula diubah. Ia menjadi sebuah KENANGAN; ya...sebuah kenangan tentang apa yang telah dialami dan yang telah diperbuat entah itu baik atau tidak baik, indah atau tidak indah, menyenangkan atau tidak menyenangkan, memalukan atau tidak memalukan. Fase Masa Lalu menghadirkan FAKTA apa yang sudah terjadi dan karena itu sangat kuat memberi pengaruh dalam menentukan sikap untuk menjalani kehidupan pada Fase Masa Kini. Dan bagaimana anda mensikapi apa yang sudah berlalu untuk mengambil keputusan dalam bertindak pada Fase Masa Kini sangat menentukan apa yang anda HARAPKAN untuk anda alami dan nikmati di Fase Yang Akan Datang. Jika anda mensikapi apa yang sudah berlalu dengan PIKIRAN POSITIF akan memberi dan membangkitkan ENERGI POSITIF dalam diri anda untuk lebih bersemangat menjalani hidup dan beraktifitas di Fase Masa Kini untuk mengejar harapan di Fase Yang Akan Datang. Tetapi jika anda mensikapi dengan PIKIRAN NEGATIF, maka energi anda akan tergerus habis sehingga anda tidak akan bergairah dalam menjalani hidup dan beraktifitas; anda terjebak dalam apa yang disebut FATALISME.
Saudaraku...
Saya hanya mau mengajak anda untuk mensikapi Masa Lalu dengan POSITIF.
Katakanlah bahwa di masa lalu anda GAGAL, tetapi mari berpikir POSITIF.
Mari melihat kegagalan itu sebagai cambuk agar anda terpacu untuk tampil lebih baik di masa kini. Jangan lihat kegagalan sebagai kehancuran, tetapi sebagai batu loncatan agar kegagalan masa lalu tidak terulang kembali.
Dan kini saya mau berbagi pengalaman dengan anda.
Sepanjang pelayanan saya sebagai seorang Hamba Tuhan, saya sudah saksikan bahwa ada orang yang masa lalunya sangat kelam, ia jatuh bangun dalam memulai usaha; namun ia tidak pernah menyerah. Ia berusaha untuk menimbah hikmat di balik setiap kegagalannya, dan terpacu untuk memperbaiki serta merubah sikapnya; ia tekun berdoa, mencari Tuhan dan kehendakNya, dan pada akhirnya, ia menjadi orang yang sangat sukses. Tetapi ada pula orang yang saya saksikan bahwa di mana masa lalunya begitu baik, berkelimpahan dengan harta bahkan ia dapat mengendalikan orang lain yang notabene pejabat dan politikus; tetapi begitu ia memulai hidup yang sembrono, tidak takut akan Tuhan, hidup menyimpang dari kebenaran firman Tuhan, memandang remeh pejabat-pejabat gerejawi dan pelayanan para Hamba-hamba Tuhan; pada akhirnya usahanya hancur, kehidupan rumah-tangganya berantakan, dan kini ia hidup terlunta-lunta sebatangkara. Karena itu; "Masa Lalu bukan untuk diratapi ketika anda gagal atau pun dijadikan sebuah kebanggaan ketika anda sukses; tetapi Masa Lalu dijadikan PANDUAN HIDUP untuk menjalani Masa Kini demi meraih harapan di Masa Yang Akan Datang".
Saudaraku...
Ketika saya menuliskan refleksi ini, saya justru teringat kisah inspiratif seorang mantan tentara Angkatan Darat AS, yakni Victor Marx. Victor adalah pakar bela diri yang memiliki sabut hitam tingkat tujuh dalam Keichu Do yang memadukan elemen-elemen karate, judo, jiujitsu, tinju, gulat Amerika dan tehnik-teknik perkelahian jalanan.
Tetapi masa lalu Victor tidak seperti masa kini. Dulu ia menganggap dirinya dengan sebutan : "Barang Rongsokan". Sejak masa kecil, ia tidak pernah mengenal ayah kandungnya. Ia dibesarkan dalam keluarga Broken Home, dan ibunya sudah enam kali menikah. Victor mengalami kekejaman yang tak terucapkan. Salah satu dari ayah tirinya pernah menyiksanya, menenggelamkan dan menempelkan senjata di kepalanya. Dia pernah dimasukkan ke dalam peti pendingin dan ditinggalkan begitu saja. Karena itu, masa muda Victor begitu kelam; berurusan dengan obat-obat terlarang dan dunia prostitusi. Ia kemudian menjalani terapi khusus, dan salah seorang psikiater memberitahunya bahwa otaknya telah dibuat kacau-balau oleh kengerian yang dialaminya sehingga tidak bisa memproses pikiran secara normal dan hal itu takkan pernah pulih.
Ternyata, fakta tidak demikian.
Dunia bisa saja mengatakan bahwa hidup anda sudah habis. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan. Ketika Victor mulai mendekatkan diri dengan kehidupan persekutuan, mulai belajar firman Tuhan, berdoa dan berbagi kesaksian dengan orang lain tentang pengalaman-pengalaman hidup; ia mulai menemukan secercah sinar bahagia tentang hidup dan masa depannya. Ia tidak mau mempersalahkan apa yang sudah berlalu, tetapi ia mau memulai setiap hari untuk selalu belajar berbuat baik dan selalu dekat pada Tuhan. Pada akhirnya, "Si Barang Rongsokan" itu berubah menjadi seorang pembagi berkat bagi dunia. Dan ada yang sangat menarik bagi saya dari ungkapan Victor, yakni: "Dulu begitu jahat lingkunganku dan membuat aku menjadi seorang yang sangat jahat; tetapi kini semuanya telah diubah menjadi baik bahkan amat baik, dan yang mengubahnya itu adalah TUHAN. Karena itu hidupku kini hanya untuk Tuhanku".
Saudaraku....
Firman Tuhan hari ini hendak menegaskan kepada anda bahwa Tuhanlah yang mengendalikan waktu dan masa dan Dialah yang memiliki otoritas untuk menentukan bagaimana hidup anda sekarang dan yang akan datang. Karena itu, percayalah pada Tuhan dan tetap lakukan yang baik. Bersukacitalah selalu dalam Tuhan dan bersyukurlah. Syukuri hidupmu dan taklukkanlah di bawah kehendakNya. Takutlah akan Tuhan, maka hidup anda akan diberkati.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin...Amin...Amin...
ReplyDeleteKita sepatutnya takut akan Tuhan dan senantiasa bersyukur kepadaNya.
Trima kasih atas Refleksinya.
TYM.