Laman

Saturday, January 27, 2018

Kasih Membangun Kehidupan

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-28 tanggal 28 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).

Hanya Sebuah Ringkasan Khotbah Untuk Ibadah Raya Gereja Toraja Jemaat Masale.

Bacaan :

1). Ulangan 18:15-20.
2). 1 Korintus 8:1-13 (Bahan Utama Khotbah).
3). Markus 1:21-28.

"Jika engkau secara demikian berdosa terhadap saudara-saudaramu dan melukai hati nurani mereka yang lemah, engkau pada hakekatnya berdosa terhadap Kristus (1 Kor. 8:12)".

Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda dijamah oleh Tuhan dan dari BaitNya, berkatNya dinyatakan bagimu.

Saudaraku...
Dalam buku karya Lucinda Vardey yang diberi judul: A Simple Path = Jalan Sederhana, sebuah buku yang dituliskan untuk mengenang seorang tokoh yang membumi, seorang wanita tangguh yang menjadi pemimpin Ordo Cinta-Kasih, yakni Agnes Gonxha Bejaxhiu yang lebih dikenal dengan nama Ibu TERESA; Lucinda Vardey menutup atau mengakhiri tulisannya dengan mengutip ungkapan-ungkapan yang tergantung di dinding rumah Shishu Bhavan, yang tidak lain adalah rumah penampungan (panti) bagi anak-anak terlantar di Calcuta yang berada di bawah binaan Ordo Cinta-Kasih. Bagi saya, ungkapan ini sangat tepat untuk menjadi bahan perenungan bagi kita dalam menyelami apa maksud firman Tuhan hari ini. Ungkapan-ungkapan itu diberi judul: "Bagaimanapun Juga". Ungkapan-ungkapan itu berbunyi demikian:

Manusia itu tidak masuk akal, tidak logis, dan berpusat pada diri sendiri.
BAGAIMANAPUN JUGA, CINTAILAH MEREKA.

Jika engkau melakukan yang baik, orang akan menuduhmu Egois, engkau melakukan perbuatan baik itu karena ada motif-motif tersembunyi.
BAGAIMANAPUN JUGA, TETAPLAH UNTUK MELAKUKAN YANG BAIK.

Jika kamu berhasil, kamu mengalahkan teman-teman yang palsu dan menaklukkan musuh-musuh sejati; lalu kamu difitnah melakukan kecurangan untuk mendapat kemenangan itu.
BAGAIMANAPUN JUGA, TETAPLAH UNTUK BERHASIL.

Jika hari ini engkau melakukan hal baik bagi seseorang namun hari esok hal tersebut dilupakan.
BAGAIMANAPUN JUGA, JANGAN PERNAH BERHENTI MELAKUKAN YANG BAIK.

Bisa jadi kejujuran dan keterus-terangan akan membuatmu gampang terluka
.
BAGAIMANAPUN JUGA, TETAPLAH BERLAKU JUJUR DAN BERTERUS-TERANGLAH.

Apa yang telah kamu bangun bertahun-tahun, mungkin saja akan dihancurkan dalam semalam.
BAGAIMANAPUN JUGA, TERUSLAH MEMBANGUN.

Setiap orang sesungguhnya sangat membutuhkan bantuan, tetapi bisa saja akan menyerangmu dengan fitnah jika engkau membantu mereka
.
BAGAIMANAPUN JUGA, TETAPLAH MEMBANTU ORANG LAIN.

Jika kamu memberikan kepada dunia hal yang terbaik yang kamu miliki, bisa jadi kamu akan mendapatkan kekecewaan karena disalah-mengerti.
BAGAIMANAPUN JUGA, TETAPLAH MEMBERIKAN KEPADA DUNIA HAL TERBAIK YANG DAPAT KAMU BERIKAN.

Saudaraku...
Dalam konteks dunia kita sekarang, ketika kita berusaha untuk menjadi orang baik dan menjadi orang jujur, tidak serta merta menjamin bahwa kita secara otomatis disambut atau diterima oleh orang lain sebagai yang benar-benar orang baik atau sebagai orang yang benar-benar jujur. Selalu saja ada orang menilai salah kebaikan dan kejujuran kita. Bisa saudara bayangkan, kita sudah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya, masih saja ada orang yang menilai kita salah; bagaimana penilaian orang jika kita melakukan sesuatu yang salah.

Lalu apakah dengan kenyataan seperti ini, kita serta merta berdiam diri atau bermasa-bodoh dan tidak melakukan apa-apa dalam hal kebajikan?.

Tidak, saudaraku!.

Baik atau tidak baik keadaannya, kita harus tetap memancarkan identitas diri kita sebagai anak-anak Tuhan. Tidakkah hal ini yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus saat Ia bersabda: "Hendaklah terangmu bercahaya di hadapan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga (Mat. 5:16)". Jadi, di tengah kondisi yang tidak bersahabat sekalipun, kita harus semakin dikobarkan untuk memancarkan terang iman kita.

Untuk hal inilah maka Rasul Paulus menasehatkan kita:
"Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah apa yang baik kepada semua orang...jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian, kamu menumpuk bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan  (Roma 12:17, 20-21)".

Demikian pula yang disampaikan oleh Rasul Petrus:
"Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci-maki dengan caci-maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil...Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat, dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu. Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha untuk mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat (1 Ptr. 3:9-12)".

Saudaraku...
Surat kiriman Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus yang menjadi perikop bacaan hari ini, hendak memberi gambaran yang real tentang kecenderungan orang yang merasa dirinya sangat agamais. Orang-orang demikian begitu mudahnya menilai sesamanya: "sebagai orang berdosa atau tidak berdosa, masuk sorga atau masuk neraka".

Orang-orang yang demikian cenderung menutup diri terhadap orang lain dan berusaha membangun tembok batas dengan orang-orang yang mereka anggap najis. Orang-orang seperti ini sangat mudah mengkofar-kafirkan sesamanya, dan mulut mereka tidak pernah berhenti mengeluarkan kata-kata laknat terhadap sesamanya sambil menyerukan kebesaran Allah. Mereka sangat ketat dengan aturan ini dan itu, sampai pada persoalan makanan mana yang haram dan mana yang tidak haram.

Dan jikalau demikian adanya, maka orang-orang semacam ini "hambar dalam praktek KASIH", sebab bagaimana mungkin ia bisa mengasihi sesamanya dengan hati tulus, jika ia sendiri menyebut sesamanya: "NAJIS"?.

Bagaimana mungkin ia dapat mempraktekkan kehidupan yang penuh dengan cinta-kasih yang lahir dari ketulusan hati, jika ia sendiri menyebut sesamanya: "KAFIR"?.

Bagaimana mungkin ia dapat membuktikan kepada orang lain bahwa dirinya adalah anak Tuhan, jika ia sendiri memandang saudaranya dengan tatapan yang SINIS dan penuh dengan perasaan DENDAM?.

Dalam bahasa Rasul Yohanes: bagaimana mungkin anda dapat berkata bahwa anda mengasihi Allah yang anda tidak lihat, sedangkan anda membenci saudaramu yang engkau lihat. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah KASIH (1 Yoh. 4:8). Dan camkan hal ini: "Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki kehidupan yang kekal dalam dirinya (1 Yoh. 3:15)".

Saudaraku...
Kalau segelintir orang yang sudah percaya kepada Yesus di Korintus mulai mencap dirinya lebih suci dan lebih mulia dari pada orang lain karena persoalan makanan; maka betapa piciknya kehidupan iman yang demikian. Dan anda harus berhati-hati, sebab tidak menutup kemungkinan bahwa hal demikian juga merasuki kehidupan anda. Dan jika anda sudah menilai kesucian hidup anda dari persoalan makanan, anda pun telah menjadi orang yang picik dan paling bodoh.

Mengapa?.
Karena bukan persoalan makan atau tidak makan ini dan itu yang menyelamatkan hidupmu dari hukuman maut, tetapi seberapa kuat anda beriman kepada Yesus di tengah-tengah tantangan dekadensi moral masyarakat di mana anda berada. Ketika kebobrokan moral melanda kehidupan masyarakat di mana anda berada, maka di situlah anda harus bersinar untuk mempertontonkan karakter hidup yang sesungguhnya dari anak-anak Tuhan; yakni hidup dalam KASIH dan PENGAMPUNAN.

Dan karena itu saya mengajak saudara untuk memperhatikan kembali 1 Kor. 8:12..."Jika kita melukai hati saudara kita yang lemah (imannya), -bilamanakah itu kita melukai hati mereka-?. Ketika kita mengatakan NAJIS, atau KAFIR, pada hakekatnya kita berdosa terhadap Kristus".

Ingatlah bahwa Tuhan Yesus sendiri bersabda: "Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: KAFIR! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama, dan siapa yang berkata : JAHIL! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala (Mat. 5:22)".

Jadi seharusnya bagaimana sikap anak-anak Tuhan?.
Rasul Yakobus mengatakan bahwa: "saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, dia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa (Yak. 5:19-20)"....ya, Petrus mengatakan demikian: "Kasih menutupi banyak sekali dosa (1 Ptr. 4:8)".

Karena itu, KASIH membangun kehidupan.

Selamat menikmati kasih Tuhan dan berbagi kasih itu dengan sesama.
Tuhan Yesus memberkatimu.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love