Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-29 tanggal 29 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Ratapan 5:1-22, Mazmur 37:1-11.
"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik...bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang (Mzm. 37:3-6)".
Shalom bagimu.
Semoga hari ini keadaan anda tetap sehat dan hidup anda terus diberkati.
Saudaraku...
Mempertahankan perspektif yang benar tentang Allah dan tentang manusia yang diciptakan begitu agung dan mulia, bukanlah perkara mudah ketika batin kita tertekan oleh beratnya beban penderitaan. Hanya segelintir orang saja yang mampu mengelolah dengan pikiran yang positif (Positive Thinking) akan kondisi ketertekanan batin oleh beratnya beban penderitaan, dan mereka menerima kenyataan itu sebagai jalan yang sudah ditentukan baginya dengan maksud Tuhan yang baik. Ya...hanya sedikit orang saja yang akan mampu untuk berkata: "Bahwa aku tertindas itu adalah baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (Mzm. 119:71)". Hanya mereka yang memiliki "Iman Yang Excellent", yang akan menyambut baik penderitaan sebagai jalan Tuhan untuk meneguhkan janji yang diucapkanNya.
Saudaraku...
Yeremia adalah saksi mata dari tindakan yang dipilih Allah untuk menghancurkan Yerusalem dengan memakai Raja Nebukadnezar dan membuang umat Israel ke negeri Babel. Moment penghancuran Yerusalem dan pembuangan umat Israel adalah hal yang sangat menyakitkan. Siapapun tidak akan mampu untuk menerima kenyataan seperti itu. Tetapi melalui Syair Ratapan, Yeremia menyampaikan kesaksiannya bahwa: "Tuhan itu Maha Kuasa dan takhtaNya tetap untuk selama-lamanya". Ketika Yerusalem dihancurkan dan ketika umat itu dibuang, kenyataan itu tidak dapat dijadikan tolok ukur bahwa bahwa Allah (YAHWEH) telah dikalahkan. Allah yang telah memilih Yerusalem untuk menjadi tempat kediamanNya dengan Bait yang ada di situ dan umat Israel yang disebut sebagai anakNya atau kawanan domba gembalaanNya, ketika peristiwa penghancuran yang diikuti oleh pembuangan umat ke Babel; bukanlah bukti bahwa Allah yang disembah Israel itu lemah, bukan pula tanda bahwa Allah yang disembah Israel itu adalah Allah yang bisa ditaklukkan dan juga bukanlah Allah yang tak mampu untuk memberikan perlindungan kepada umatNya.
Di tengah gejolak yang terjadi karena peristiwa itu, Yeremia hendak menyadarkan umat Israel melalui Syair Ratapannya, bahwa penyembahan kepada Allah adalah sesuatu yang tidak bisa dipermain-mainkan. Umat harus sepenuh hati melakukannya, mereka harus takluk sepenuhnya di bawah otoritas Allah dan membuka diri mereka untuk dibentuk menurut kehendakNya. Yang pasti bahwa Allah tidak pernah mengambil tindakan secara sembarangan. Ia tidak akan pernah memperlakukan umatNya dengan semena-mena sejauh umatNya taat mengikuti jalan yang ditentukan baginya. Jadi ketika peristiwa penghancuran dan pembuangan itu terjadi, hal tersebut harus dijadikan moment bagi umat Israel untuk mengintrospeksi diri: "bahwa ternyata Tuhan tidak bisa dipemain-mainkan menurut selera mereka". Dengan berpikir positif pada segala sesuatu yang membuat hidup kita menderita dan yang olehnya batin kita tertekan, maka ada seruan untuk kembali ke jalan yang benar agar dengan itu, hidup kita akan mengalami pemulihan.
Bagi Yeremia, selalu ada harapan untuk kembali menikmati hidup yang lebih baik daripada hari kemarin. Dan hal tersebut dimungkinkan jika umat kembali kepada Tuhan dan melakukan yang benar. Tidak ada pilihan lain, selain pilihan ini: "Bawalah kami kembali kepadaMu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala (Rat. 5:21)".
Saudaraku...
Pengalaman bangsa Israel yang mengalami kegetiran hidup karena ketidak-seriusan mereka mengikuti jalan Tuhan, harus menjadi warning bagi kita untuk tidak menganggap remeh hubungan kita dengan Tuhan dalam hal penyembahan dan tidak menganggap remeh akan segala yang difirmankanNya. Kita harus menyadari bahwa ketika hati Tuhan kita dukakan, maka fatal akibatnya. Tuhan tidak bermain-main dengan penghukumanNya, sebab setiap orang akan menerima akibat dari apa yang diperbuatnya.
Oleh karena itu, luangkan selalu waktu untuk datang kepada Tuhan. Luangkan waktu anda untuk berbicara dengan Tuhan dalam doa-doa anda. Luangkan waktu anda untuk bersaat teduh membaca dan merenungkan firmanNya. Luangkan waktu anda untuk sejenak berpikir apa yang sepatutnya anda lakukan kepada orang-orang yang akan anda jumpai dalam hidup anda sepanjang hari ini. Jika lembaran hidup anda masih meninggalkan kesan yang kurang baik, maka mulailah hari ini untuk melakukan yang baik.
Dan untuk hal-hal yang saya sebutkan di atas, maka tepatlah apa yang dikatakan sang pemazmur:
"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik...berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang".
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati kehidupan anda.
(Masale, hari ke-29 tanggal 29 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Ratapan 5:1-22, Mazmur 37:1-11.
"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik...bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang (Mzm. 37:3-6)".
Shalom bagimu.
Semoga hari ini keadaan anda tetap sehat dan hidup anda terus diberkati.
Saudaraku...
Mempertahankan perspektif yang benar tentang Allah dan tentang manusia yang diciptakan begitu agung dan mulia, bukanlah perkara mudah ketika batin kita tertekan oleh beratnya beban penderitaan. Hanya segelintir orang saja yang mampu mengelolah dengan pikiran yang positif (Positive Thinking) akan kondisi ketertekanan batin oleh beratnya beban penderitaan, dan mereka menerima kenyataan itu sebagai jalan yang sudah ditentukan baginya dengan maksud Tuhan yang baik. Ya...hanya sedikit orang saja yang akan mampu untuk berkata: "Bahwa aku tertindas itu adalah baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapanMu (Mzm. 119:71)". Hanya mereka yang memiliki "Iman Yang Excellent", yang akan menyambut baik penderitaan sebagai jalan Tuhan untuk meneguhkan janji yang diucapkanNya.
Saudaraku...
Yeremia adalah saksi mata dari tindakan yang dipilih Allah untuk menghancurkan Yerusalem dengan memakai Raja Nebukadnezar dan membuang umat Israel ke negeri Babel. Moment penghancuran Yerusalem dan pembuangan umat Israel adalah hal yang sangat menyakitkan. Siapapun tidak akan mampu untuk menerima kenyataan seperti itu. Tetapi melalui Syair Ratapan, Yeremia menyampaikan kesaksiannya bahwa: "Tuhan itu Maha Kuasa dan takhtaNya tetap untuk selama-lamanya". Ketika Yerusalem dihancurkan dan ketika umat itu dibuang, kenyataan itu tidak dapat dijadikan tolok ukur bahwa bahwa Allah (YAHWEH) telah dikalahkan. Allah yang telah memilih Yerusalem untuk menjadi tempat kediamanNya dengan Bait yang ada di situ dan umat Israel yang disebut sebagai anakNya atau kawanan domba gembalaanNya, ketika peristiwa penghancuran yang diikuti oleh pembuangan umat ke Babel; bukanlah bukti bahwa Allah yang disembah Israel itu lemah, bukan pula tanda bahwa Allah yang disembah Israel itu adalah Allah yang bisa ditaklukkan dan juga bukanlah Allah yang tak mampu untuk memberikan perlindungan kepada umatNya.
Di tengah gejolak yang terjadi karena peristiwa itu, Yeremia hendak menyadarkan umat Israel melalui Syair Ratapannya, bahwa penyembahan kepada Allah adalah sesuatu yang tidak bisa dipermain-mainkan. Umat harus sepenuh hati melakukannya, mereka harus takluk sepenuhnya di bawah otoritas Allah dan membuka diri mereka untuk dibentuk menurut kehendakNya. Yang pasti bahwa Allah tidak pernah mengambil tindakan secara sembarangan. Ia tidak akan pernah memperlakukan umatNya dengan semena-mena sejauh umatNya taat mengikuti jalan yang ditentukan baginya. Jadi ketika peristiwa penghancuran dan pembuangan itu terjadi, hal tersebut harus dijadikan moment bagi umat Israel untuk mengintrospeksi diri: "bahwa ternyata Tuhan tidak bisa dipemain-mainkan menurut selera mereka". Dengan berpikir positif pada segala sesuatu yang membuat hidup kita menderita dan yang olehnya batin kita tertekan, maka ada seruan untuk kembali ke jalan yang benar agar dengan itu, hidup kita akan mengalami pemulihan.
Bagi Yeremia, selalu ada harapan untuk kembali menikmati hidup yang lebih baik daripada hari kemarin. Dan hal tersebut dimungkinkan jika umat kembali kepada Tuhan dan melakukan yang benar. Tidak ada pilihan lain, selain pilihan ini: "Bawalah kami kembali kepadaMu, ya Tuhan, maka kami akan kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala (Rat. 5:21)".
Saudaraku...
Pengalaman bangsa Israel yang mengalami kegetiran hidup karena ketidak-seriusan mereka mengikuti jalan Tuhan, harus menjadi warning bagi kita untuk tidak menganggap remeh hubungan kita dengan Tuhan dalam hal penyembahan dan tidak menganggap remeh akan segala yang difirmankanNya. Kita harus menyadari bahwa ketika hati Tuhan kita dukakan, maka fatal akibatnya. Tuhan tidak bermain-main dengan penghukumanNya, sebab setiap orang akan menerima akibat dari apa yang diperbuatnya.
Oleh karena itu, luangkan selalu waktu untuk datang kepada Tuhan. Luangkan waktu anda untuk berbicara dengan Tuhan dalam doa-doa anda. Luangkan waktu anda untuk bersaat teduh membaca dan merenungkan firmanNya. Luangkan waktu anda untuk sejenak berpikir apa yang sepatutnya anda lakukan kepada orang-orang yang akan anda jumpai dalam hidup anda sepanjang hari ini. Jika lembaran hidup anda masih meninggalkan kesan yang kurang baik, maka mulailah hari ini untuk melakukan yang baik.
Dan untuk hal-hal yang saya sebutkan di atas, maka tepatlah apa yang dikatakan sang pemazmur:
"Percayalah kepada Tuhan dan lakukanlah yang baik...berlakulah setia, dan bergembiralah karena Tuhan, maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang dan hakmu seperti siang".
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati kehidupan anda.
Nice.. Tks pak Pdt. Jondel
ReplyDelete