Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-27 tanggal 27 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Lukas 12:22-34.
"Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! Siapa di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?...Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu hai orang yang kurang percaya! (Luk. 12:22-28)".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda tetap diwarnai sukacita dan diberkati oleh Tuhan.
Saudaraku...
Satu hal yang perlu saya sampaikan kepada anda bahwa mengaku dengan mulut anda tentang Allah sebagai pribadi yang berkuasa dan yang menentukan jalan hidup anda, tentu bukan perkara yang sulit. Tetapi berusaha untuk hidup sesuai dengan iman anda kepada Allah yang anda akui sebagai pribadi yang berkuasa itu dan yang menentukan hidup dan masa depan anda, tentulah hal ini bukan suatu perkara yang mudah, semudah anda membalikkan telapak tangan anda atau semudah anda mengucapkan kata-kata. Memang dalam kondisi yang tenang dan damai, tentu anda merasa tak bermasalah untuk mempercayai Tuhan. Anda tentu merasa senang dan bahagia dengan keyakinan atau kepercayaan anda itu serta dengan mudahnya anda berkata kepada orang lain bahwa "Allah itu baik adanya". Tetapi ketika anda diperhadapkan dengan kondisi yang sulit dan anda harus mematikan ego anda; ya...ketika anda tertantang untuk lebih mementingkan keyakinan atau kepercayaan anda dibandingkan kenikmatan dan kesenangan diri anda, tentu hal ini akan menjadi pertimbangan khusus bagi anda, bukan? Bahkan bisa jadi, -(mudah-mudahan prediksi saya ini keliru)-, anda akan mencari jalan aman dengan cara mengorbankan iman anda.
Inilah realita yang saya temui:
Seorang Kristen dapat dengan mudahnya mengikuti semua tuntutan imannya jika jalan yang dilaluinya aman bahkan penuh dengan kesenangan, atau kemenangan, atau keberuntungan, atau kesuksesan. Dalam kondisi seperti itu, tidak menjadi masalah untuk mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran bahkan memberi diri dan seluruh kehidupannya demi melayani Tuhan dianggapnya sebagai "Kasih Karunia atau Anugerah". Tetapi jika keadaan berbanding terbalik, maka adalah hal yang sangat sulit untuk berkata: "Ini aku Tuhan, pakailah aku menurut kehendakMu".
Saudaraku...
Memang naluri kita membisikkan fakta bahwa perjalanan hidup adalah sebuah "Medan Peperangan" yang tidak bisa kita hindari dan kita tak dapat lari dari padanya. Suka atau tidak suka, kita harus berjuang untuk keluar sebagai pemenang, bukan pecundang. Karena itu, hanya mereka yang mampu menghargai hidupnya sebagai anugerah Tuhan yang tidak akan kehilangan harga diri. Hanya mereka yang mampu menghargai hidupnya sebagai pemberian Tuhan, yang akan tetap bertahan, apa pun resiko yang harus menjadi taruhan dari loyalitas imannya dan dedikasinya pada panggilan pelayanan, ia tidak akan mundur barang selangkah pun. Saya sendiri mengerti betapa sulitnya panggilan saya untuk menjadi seorang hamba Tuhan, tetapi saya sendiri sadar bahwa itulah jalan yang sudah ditentukan Tuhan sejak saya dibentuk dalam rahim seorang ibu (band.; Yeremia 1:5). Pilihan Tuhan terhadap saya tentu tidak dapat saya hindari dan karena itu saya harus siap dan harus berani untuk menjalaninya, apapun resiko yang harus terjadi sebagai konsekwensi dari pangilan dan pengutusan saya.
Tetapi bagi mereka yang hanya setengah hati mengikuti Tuhan, maka sudah pasti bahwa mereka tidak akan bertahan dalam peperangan iman. Mereka akan begitu mudah diombang-ambingkan oleh angin pencobaan; dan pada akhirnya mereka membiarkan dirinya hanyut oleh keinginan daging, mencari jalan aman dengan mengorbankan imannya. Tindakan konyol dari orang yang hanya setengah hati mengikuti Tuhan adalah sikap kopromistis, yakni sikap yang mudah berkompromi dengan keadaan; tahu bahwa hal itu jahat, namun demi rasa aman maka ia mendiamkannya bahkan membiarkan dirinya hanyut dalam keadaan yang jahat itu (turut melakukan dan menikmati hasil dari tindakan kejahatan).
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini hendak menegaskan bahwa betapa pentingnya kita menghargai kehidupan beriman itu, sebab hal tersebut akan menentukan layak tidaknya kita untuk mengalami pengasihan dan berkat-berkat Tuhan. Firman Tuhan menegaskan bahwa dalam perjuangan kehidupan, kita tidak akan berjalan sendiri. Kita harus mempercayai jaminan penyertaan Tuhan. Kita harus menumbuhkan keyakinan dalam diri kita bahwa kita ini sangat berharga di mataNya, dan tentu Tuhan tidak akan menyia-nyiakan apa yang dipandangNya sangat berharga bagiNya.
Karena itu, sesulit apapun jalan yang harus anda tempuh, dan seberat apapun beban hidup yang anda harus tanggung, tetaplah percaya; maka pertolonganNya akan dinyatakan dan akan menjadi indah pada waktunya. Dengan demikian, hendaklah firman ini tetap terpatri dalam sanubari anda:
"Jangan kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan jangan kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?...Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya! (Luk. 12:22-28)".
Sekarang yang lebih utama anda harus perhatikan dan anda harus lakukan adalah:
"Carilah kerajaanNya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu".
Mencari kerajaanNya berarti tunduk pada otoritas Tuhan sebagai Sang Raja dan siap untuk melakukan perintahNya, maka damai sejahteraNya yang melampaui segala akal dan pikiran itu akan memelihara hidupmu dan anda pun akan keluar sebagai pemenang.
Selamat beraktifitas.
Selamat mempersiapkan diri untuk mengalami persekutuan denganNya.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-27 tanggal 27 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Lukas 12:22-34.
"Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! Siapa di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?...Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu hai orang yang kurang percaya! (Luk. 12:22-28)".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda tetap diwarnai sukacita dan diberkati oleh Tuhan.
Saudaraku...
Satu hal yang perlu saya sampaikan kepada anda bahwa mengaku dengan mulut anda tentang Allah sebagai pribadi yang berkuasa dan yang menentukan jalan hidup anda, tentu bukan perkara yang sulit. Tetapi berusaha untuk hidup sesuai dengan iman anda kepada Allah yang anda akui sebagai pribadi yang berkuasa itu dan yang menentukan hidup dan masa depan anda, tentulah hal ini bukan suatu perkara yang mudah, semudah anda membalikkan telapak tangan anda atau semudah anda mengucapkan kata-kata. Memang dalam kondisi yang tenang dan damai, tentu anda merasa tak bermasalah untuk mempercayai Tuhan. Anda tentu merasa senang dan bahagia dengan keyakinan atau kepercayaan anda itu serta dengan mudahnya anda berkata kepada orang lain bahwa "Allah itu baik adanya". Tetapi ketika anda diperhadapkan dengan kondisi yang sulit dan anda harus mematikan ego anda; ya...ketika anda tertantang untuk lebih mementingkan keyakinan atau kepercayaan anda dibandingkan kenikmatan dan kesenangan diri anda, tentu hal ini akan menjadi pertimbangan khusus bagi anda, bukan? Bahkan bisa jadi, -(mudah-mudahan prediksi saya ini keliru)-, anda akan mencari jalan aman dengan cara mengorbankan iman anda.
Inilah realita yang saya temui:
Seorang Kristen dapat dengan mudahnya mengikuti semua tuntutan imannya jika jalan yang dilaluinya aman bahkan penuh dengan kesenangan, atau kemenangan, atau keberuntungan, atau kesuksesan. Dalam kondisi seperti itu, tidak menjadi masalah untuk mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran bahkan memberi diri dan seluruh kehidupannya demi melayani Tuhan dianggapnya sebagai "Kasih Karunia atau Anugerah". Tetapi jika keadaan berbanding terbalik, maka adalah hal yang sangat sulit untuk berkata: "Ini aku Tuhan, pakailah aku menurut kehendakMu".
Saudaraku...
Memang naluri kita membisikkan fakta bahwa perjalanan hidup adalah sebuah "Medan Peperangan" yang tidak bisa kita hindari dan kita tak dapat lari dari padanya. Suka atau tidak suka, kita harus berjuang untuk keluar sebagai pemenang, bukan pecundang. Karena itu, hanya mereka yang mampu menghargai hidupnya sebagai anugerah Tuhan yang tidak akan kehilangan harga diri. Hanya mereka yang mampu menghargai hidupnya sebagai pemberian Tuhan, yang akan tetap bertahan, apa pun resiko yang harus menjadi taruhan dari loyalitas imannya dan dedikasinya pada panggilan pelayanan, ia tidak akan mundur barang selangkah pun. Saya sendiri mengerti betapa sulitnya panggilan saya untuk menjadi seorang hamba Tuhan, tetapi saya sendiri sadar bahwa itulah jalan yang sudah ditentukan Tuhan sejak saya dibentuk dalam rahim seorang ibu (band.; Yeremia 1:5). Pilihan Tuhan terhadap saya tentu tidak dapat saya hindari dan karena itu saya harus siap dan harus berani untuk menjalaninya, apapun resiko yang harus terjadi sebagai konsekwensi dari pangilan dan pengutusan saya.
Tetapi bagi mereka yang hanya setengah hati mengikuti Tuhan, maka sudah pasti bahwa mereka tidak akan bertahan dalam peperangan iman. Mereka akan begitu mudah diombang-ambingkan oleh angin pencobaan; dan pada akhirnya mereka membiarkan dirinya hanyut oleh keinginan daging, mencari jalan aman dengan mengorbankan imannya. Tindakan konyol dari orang yang hanya setengah hati mengikuti Tuhan adalah sikap kopromistis, yakni sikap yang mudah berkompromi dengan keadaan; tahu bahwa hal itu jahat, namun demi rasa aman maka ia mendiamkannya bahkan membiarkan dirinya hanyut dalam keadaan yang jahat itu (turut melakukan dan menikmati hasil dari tindakan kejahatan).
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini hendak menegaskan bahwa betapa pentingnya kita menghargai kehidupan beriman itu, sebab hal tersebut akan menentukan layak tidaknya kita untuk mengalami pengasihan dan berkat-berkat Tuhan. Firman Tuhan menegaskan bahwa dalam perjuangan kehidupan, kita tidak akan berjalan sendiri. Kita harus mempercayai jaminan penyertaan Tuhan. Kita harus menumbuhkan keyakinan dalam diri kita bahwa kita ini sangat berharga di mataNya, dan tentu Tuhan tidak akan menyia-nyiakan apa yang dipandangNya sangat berharga bagiNya.
Karena itu, sesulit apapun jalan yang harus anda tempuh, dan seberat apapun beban hidup yang anda harus tanggung, tetaplah percaya; maka pertolonganNya akan dinyatakan dan akan menjadi indah pada waktunya. Dengan demikian, hendaklah firman ini tetap terpatri dalam sanubari anda:
"Jangan kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan, dan jangan kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Sebab hidup itu lebih penting daripada makanan dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian. Perhatikanlah burung-burung gagak yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mempunyai gudang atau lumbung, namun demikian diberi makan oleh Allah. Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu! Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta pada jalan hidupnya?...Perhatikanlah bunga bakung, yang tidak memintal dan tidak menenun, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi, jika rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api demikian didandani Allah, terlebih lagi kamu, hai orang yang kurang percaya! (Luk. 12:22-28)".
Sekarang yang lebih utama anda harus perhatikan dan anda harus lakukan adalah:
"Carilah kerajaanNya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu".
Mencari kerajaanNya berarti tunduk pada otoritas Tuhan sebagai Sang Raja dan siap untuk melakukan perintahNya, maka damai sejahteraNya yang melampaui segala akal dan pikiran itu akan memelihara hidupmu dan anda pun akan keluar sebagai pemenang.
Selamat beraktifitas.
Selamat mempersiapkan diri untuk mengalami persekutuan denganNya.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin.
ReplyDelete