Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-18 tanggal 18 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : 1 Tawarikh 28:1-10.
"Peliharalah dan tuntutlah segala perintah Tuhan, Allahmu, supaya kamu tetap menduduki negeri yang baik ini dan mewariskannya sampai selama-lamanya kepada anak-anakmu yang kemudian. Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya (1 Tawarikh 28:8-9)".
Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini tetap diliputi sukacita dan terus diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Saya mengingat sebuah cerita yang bagi saya sendiri sangat inspiratif dalam memahami firman Tuhan hari ini.
Konon, Tuhan memanggil 3 malaikatNya. Ketiganya dengan sigap menghadap Tuhan dengan sikap yang takzim. Lalu dengan penuh harap, mereka menanti apa yang hendak diperintahkan Tuhan untuk mereka segera kerjakan.
Tuhan kemudian memperlihatkan sesuatu kepada mereka sambil berkata:
"Ini namanya KEBAHAGIAAN. Barang ini sangat bernilai dan semua manusia mencari serta membutuhkannya. Karena itu, simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan di tempat yang terlalu mudah untuk ditemukan sebab nanti kebahagiaan itu dianggap barang murah dan mudah didapatkan lalu disia-siakan. Tetapi jangan pula kamu simpan di tempat yang terlalu sulit atau susah untuk dijangkau sehingga tidak bisa ditemukan manusia, sebab nanti manusia terjebak dalam sikap apatis dan pesimistis lalu jatuh dalam fatalisme. Yang penting, letakkan KEBAHAGIAAN ini di tempat yang bersih; sebuah tempat yang jauh dari kecemaran dan kebusukan duniawi".
Lalu pergilah ketiga malaikat tadi. Sepanjang jalan yang ditempuh, masing-masing berpikir: "di mana KEBAHAGIAAN itu harus diletakkan?".
Malaikat pertama mulai mengajukan usulnya:
"Mari kita meletakkan benda ini di puncak gunung yang tinggi".
Tetapi malaikat kedua dan ketiga tidak setuju dengan usul tersebut. Menurut keduanya, terlalu mudah nanti manusia menemukannya dan bahkan nanti mereka menganggap di puncak gununglah sumber KEBAHAGIAAN hidup bisa mereka temukan lalu menjadikan puncak gunung itu sebagai tempat pemujaan.
Lalu malaikat kedua mengusulkan:
"Bagaimana jikalau benda ini di dasar samudera yang terdalam".
Tetapi usul ini pun ditentang oleh malaikat pertama dan ketiga. Alasannya jika benda itu di letakkan di dasar samudera yang terdalam, maka tidak akan ada satu pun manusia yang akan mampu untuk menemukannya.
Lalu malaikat ketiga mendapat ide. Ia kemudian membisikkan usulnya kepada malaikat pertama dan kedua dan mereka pun sefakat dengan hal tersebut. Malam itu, ketika semua orang sedang terlelap dalam tidurnya, ketiga malaikat tersebut meletakkan barang tersebut di tempat yang dibisikkan malaikat ketiga. Rupanya tempat itu, KEBAHAGIAAN itu tersimpan aman sehingga sangat sulit untuk ditemukan oleh orang-orang yang pikirannya dikendalikan oleh nafsu duniawi, namun bagi mereka yang pikirannya polos dan tidak mudah dibelenggu oleh nafsu duniawi, KEBAHAGIAAN itu dengan mudah ditemukan.
Pertanyaannya ialah:
"Di manakah tempat itu?".
Tempat itu adalah "BATIN atau NURANI" manusia.
Ya...sebab Batin atau Nuranilah yang dapat memberi pertimbangan tentang baik dan buruknya segala perkara. Lebih dari pada itu juga, Batin atau Nuranilah yang menuntun manusia untuk sadar mencari Tuhan yang adalah sumber kebahagiaan yang sesungguhnya.
Saudaraku...
Memang semua orang merindukan hidup yang BERBAHAGIA. Bahkan untuk hal ini, banyak orang mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkannya. Namun demikian, apa yang dicari dan didapatkan manusia di luar dari ketetapan yang diberikan Tuhan; semua itu sifatnya sementara. Karena itu, KEBAHAGIAAN yang hakiki hanya mungkin ketika Batin atau Nurani manusia takluk di bawah otoritas Tuhan. BAHAGIA itu hanya ditemukan oleh setiap orang yang "Hatinya Tulus dan Ikhlas Mencari Tuhan dan dengan Rela Hati Mengikuti Segala Hukum dan KetetapanNya".
Itulah sebabnya, sebelum Daud meninggal, ia meninggalkan pesan ini kepada Salomo:
"Peliharalah dan tuntutlah segala perintah Tuhan, Allahmu, supaya kamu tetap menduduki negeri yang baik ini dan mewariskannya sampai selama-lamanya kepada anak-anakmu yang kemudian...kenallah Allah dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya".
Pesan ini sangat penting, sebab sangat menentukan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Dan untuk konteks kekinian, hal ini masih tetap relevan. Karena itu, jangan menganggap remeh hal MENCARI TUHAN dan MENCARI KEHENDAKNYA. Tuhan Yesus bersabda:
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)".
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-18 tanggal 18 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : 1 Tawarikh 28:1-10.
"Peliharalah dan tuntutlah segala perintah Tuhan, Allahmu, supaya kamu tetap menduduki negeri yang baik ini dan mewariskannya sampai selama-lamanya kepada anak-anakmu yang kemudian. Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya (1 Tawarikh 28:8-9)".
Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini tetap diliputi sukacita dan terus diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Saya mengingat sebuah cerita yang bagi saya sendiri sangat inspiratif dalam memahami firman Tuhan hari ini.
Konon, Tuhan memanggil 3 malaikatNya. Ketiganya dengan sigap menghadap Tuhan dengan sikap yang takzim. Lalu dengan penuh harap, mereka menanti apa yang hendak diperintahkan Tuhan untuk mereka segera kerjakan.
Tuhan kemudian memperlihatkan sesuatu kepada mereka sambil berkata:
"Ini namanya KEBAHAGIAAN. Barang ini sangat bernilai dan semua manusia mencari serta membutuhkannya. Karena itu, simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan di tempat yang terlalu mudah untuk ditemukan sebab nanti kebahagiaan itu dianggap barang murah dan mudah didapatkan lalu disia-siakan. Tetapi jangan pula kamu simpan di tempat yang terlalu sulit atau susah untuk dijangkau sehingga tidak bisa ditemukan manusia, sebab nanti manusia terjebak dalam sikap apatis dan pesimistis lalu jatuh dalam fatalisme. Yang penting, letakkan KEBAHAGIAAN ini di tempat yang bersih; sebuah tempat yang jauh dari kecemaran dan kebusukan duniawi".
Lalu pergilah ketiga malaikat tadi. Sepanjang jalan yang ditempuh, masing-masing berpikir: "di mana KEBAHAGIAAN itu harus diletakkan?".
Malaikat pertama mulai mengajukan usulnya:
"Mari kita meletakkan benda ini di puncak gunung yang tinggi".
Tetapi malaikat kedua dan ketiga tidak setuju dengan usul tersebut. Menurut keduanya, terlalu mudah nanti manusia menemukannya dan bahkan nanti mereka menganggap di puncak gununglah sumber KEBAHAGIAAN hidup bisa mereka temukan lalu menjadikan puncak gunung itu sebagai tempat pemujaan.
Lalu malaikat kedua mengusulkan:
"Bagaimana jikalau benda ini di dasar samudera yang terdalam".
Tetapi usul ini pun ditentang oleh malaikat pertama dan ketiga. Alasannya jika benda itu di letakkan di dasar samudera yang terdalam, maka tidak akan ada satu pun manusia yang akan mampu untuk menemukannya.
Lalu malaikat ketiga mendapat ide. Ia kemudian membisikkan usulnya kepada malaikat pertama dan kedua dan mereka pun sefakat dengan hal tersebut. Malam itu, ketika semua orang sedang terlelap dalam tidurnya, ketiga malaikat tersebut meletakkan barang tersebut di tempat yang dibisikkan malaikat ketiga. Rupanya tempat itu, KEBAHAGIAAN itu tersimpan aman sehingga sangat sulit untuk ditemukan oleh orang-orang yang pikirannya dikendalikan oleh nafsu duniawi, namun bagi mereka yang pikirannya polos dan tidak mudah dibelenggu oleh nafsu duniawi, KEBAHAGIAAN itu dengan mudah ditemukan.
Pertanyaannya ialah:
"Di manakah tempat itu?".
Tempat itu adalah "BATIN atau NURANI" manusia.
Ya...sebab Batin atau Nuranilah yang dapat memberi pertimbangan tentang baik dan buruknya segala perkara. Lebih dari pada itu juga, Batin atau Nuranilah yang menuntun manusia untuk sadar mencari Tuhan yang adalah sumber kebahagiaan yang sesungguhnya.
Saudaraku...
Memang semua orang merindukan hidup yang BERBAHAGIA. Bahkan untuk hal ini, banyak orang mempertaruhkan segalanya untuk mendapatkannya. Namun demikian, apa yang dicari dan didapatkan manusia di luar dari ketetapan yang diberikan Tuhan; semua itu sifatnya sementara. Karena itu, KEBAHAGIAAN yang hakiki hanya mungkin ketika Batin atau Nurani manusia takluk di bawah otoritas Tuhan. BAHAGIA itu hanya ditemukan oleh setiap orang yang "Hatinya Tulus dan Ikhlas Mencari Tuhan dan dengan Rela Hati Mengikuti Segala Hukum dan KetetapanNya".
Itulah sebabnya, sebelum Daud meninggal, ia meninggalkan pesan ini kepada Salomo:
"Peliharalah dan tuntutlah segala perintah Tuhan, Allahmu, supaya kamu tetap menduduki negeri yang baik ini dan mewariskannya sampai selama-lamanya kepada anak-anakmu yang kemudian...kenallah Allah dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas dan dengan rela hati, sebab Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya".
Pesan ini sangat penting, sebab sangat menentukan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang. Dan untuk konteks kekinian, hal ini masih tetap relevan. Karena itu, jangan menganggap remeh hal MENCARI TUHAN dan MENCARI KEHENDAKNYA. Tuhan Yesus bersabda:
"Carilah dahulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:33)".
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin...Amin...Amin...
ReplyDeleteKita senantiasa tulus,ikhlas dan rela hati mengikuti segala hukum dan ketetapanNya agar kita mendapatkan kebahagiaan.
Trima kasih atas refleksinya.
TYM .