Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-19 tanggal 19 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Yesaya 55:1-13.
"Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu; dengarlah maka kamu akan HIDUP...Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu...Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu (Yesaya 55:3, 6-9)".
Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini berlimpah dengan sukacita dan berkatNya.
Saudaraku...
Setiap desahan nafas hidup adalah pertanda bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk menorehkan bakti pada KEHIDUPAN itu sendiri. Ya....sebuah kesempatan untuk membuat hidup ini semakin HIDUP. Dan hidup yang menjadi HIDUP itulah yang bagi saya sebagai pribadi yang percaya kepada Tuhan, hal yang demikianlah yang saya anggap sebagai KEBAHAGIAAN. Sebab ada orang yang nampaknya mereka itu hidup tapi sesungguhnya mereka tidak hidup, dan karena tidak hidup maka mereka jauh dari suasana HIDUP BAHAGIA. Dan bisa jadi anda saat ini merasa begitu yakin bahwa anda benar-benar hidup, tetapi kenyataan yang sesungguhnya adalah: "anda tidak hidup atau tepatnya, anda saat ini sudah MATI".
Saya tidak tahu apakah saudara dapat memahami maksud dari ungkapan saya itu. Tetapi saya sangat berharap agar anda tidak dapat menangkap maksudnya, supaya dengan itu anda merasa penasaran dan berusaha untuk mencari tahu sendiri apa maksud ungkapan saya itu dengan belajar firman Tuhan; dengan berusaha untuk mencari tahu apa yang dikatakan firman Tuhan tentang HIDUP. Dan jika hal itu anda lakukan, maka saat ini pula anda menjadikan hidup anda menjadi lebih HIDUP.
Saudaraku...
Saya mau meluruskan apa yang saya kemukakan tadi dengan mengatakan hal ini;
Jika anda hanya memahami hidup sebatas keadaan yang memungkinkan anda untuk bergerak atau beraktifitas setiap hari; anda masih bisa melihat, bisa mendengar, bisa berbicara, bisa berjalan, bisa bekerja, bisa duduk, bisa berdiri, bisa minum, bisa makan, bisa ini dan itu, maka sesungguhnya terlalu dangkal pemahaman anda tentang HIDUP, dan HIDUP sendiri bukan sebatas itu. Karena itu, saya sangat tertarik dengan apa yang tercatat dalam Kej. 2:7 ..."Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas HIDUP ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang HIDUP". Lalu, bagaimana dengan makhluk yang lainnya, yang tidak dihembuskan nafas HIDUP ke dalam hidungnya, tetapi faktanya bahwa makhluk itu hidup?
Kemudian saya membandingkan dengan apa yang tercatat dalam Kej. 2:17 dan Kej.3:22 dan berusaha untuk mencari tahu apa yang hendak dikatakan Alkitab tentang HIDUP. Saya sendiri bertanya-tanya:
"Tidakkah Tuhan berfirman bahwa jika kamu makan buah pohon itu, kamu akan MATI? Tetapi faktanya, manusia makan buah pohon itu namun mereka tidak mati! Justru apa yang dilakukan manusia, membangkitkan kekuatiran pada Allah sendiri, sehingga manusia itu diusir dari Taman Eden. Ada apa dengan HIDUP dan apa maksudnya HIDUP itu?".
Saudaraku...
Ketika Alkitab berbicara tentang HIDUP maka hal tersebut menunjuk pada "Hakekat Allah sendiri sebagai SUMBER HIDUP bahkan HIDUP itu sendiri". Hidup yang dimaksudkan adalah keadaan yang "Tenang, Tenteram, Aman, Damai; suatu kondisi yang tidak Kacau-balau, atau tidak Chaotike (bhs. Yunani), atau tidak Tohu Wabohu (bhs. Ibrani)". Ya...sebuah keadaan yang memungkinkan Hidup jadi HIDUP seperti yang tergambar dalam kondisi awal di EDEN. Semua tertata dalam harmoni, rukun dan damai antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan makhluk yang lain dan manusia dengan lingkungannya. Sebuah setuasi yang jauh jauh dari perasaan kuatir dan rasa takut. Semua itu dimungkinkan ketika manusia menjalin hubungan yang baik dengan SANG SUMBER HIDUP dan taat pada segala perintah dan ketetapanNya.
Tetapi ketika semuanya berubah di mana manusia tidak taat pada Dia yang adalah SANG SUMBER HIDUP, maka tatanan yang sudah baik itu menjadi kacau-balau. Manusia mulai merasa takut terhadap Tuhan dan mulai mencurigai Tuhan. Manusia lari dan bersembunyi. Dan bukan hanya itu, relasi antar pribadi pun menjadi retak; manusia menuduh dan atau mempersalahkan satu dengan yang lainnya. Demikian pula relasi dengan makhluk yang lainpun menjadi rusak bahkan dengan alam pun menjadi berantakan. Manusia memang hidup; bisa benafas, bisa bekerja, bisa berlari, bisa berbicara, bisa minum, bisa maka, bisa melakukan ini atau itu, tetapi hatinya tidak merasakan kedamaian, dan batinnya tidak pernah terpuaskan dengan apa yang ada. Jadi DOSA telah mengakibatkan manusia kehilangan "HAKEKAT TUHAN = Demuth dan Tselem" dalam dirinya; manusia memang hidup tapi sesungguhnya TIDAK HIDUP. Dan dalam keberdosaan manusia itu, HIDUP yang sudah diberi itu, diambil kembali dan manusia hanya dimungkinkan untuk HIDUP kembali jika Allah memberikan hal tersebut kepadanya.
Dari sinilah saya mengerti mengapa Tuhan Yesus begitu banyak membicarakan tentang apa itu HIDUP. Ia menyebut diriNya "ROTI HIDUP" atau "Makanan untuk HIDUP". Inilah kesaksian Yohanes: "Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi HIDUP kepada dunia...Akulah ROTI HIDUP, barangsiapa yang datang kepadaKu, ia tidak lapar lagi (Yoh. 6:33, 35)".
Dan juga Tuhan Yesus menggambarkan diriNya sebagai AIR HIDUP, itulah sebabnya Dia bersabda: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa yang percaya kepadaKu seperti yang dikatakan kitab suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran AIR HIDUP (Yoh. 7:37-38)".
Lebih jauh, Tuhan Yesus menyebut dirinya sebagai HIDUP itu sendiri saat Ia bersabda: "Akulah Jalan, Kebenaran dan HIDUP. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh. 14:6). Barangsiapa yang percaya kepadaKu, ia akan HIDUP walaupun ia sudah mati (Yoh. 11:25)".
Dan inilah jaminan Yesus bagi anda:
"Aku datang, supaya mereka mempunyai HIDUP, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10b). Tinggallah di dalam Aku....sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5)".
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini mau mengajak kita kembali untuk mencari dan berusaha bertemu HIDUP yang tidak lain adalah bertemu dan hidup bersama dengan Tuhan. Mencari dan berusaha menemukan Tuhan berarti mau menaklukkan seluruh kehidupan kita (tubuh, Roh dan jiwa) di bawah otoritas Tuhan. Kita siap diatur menurut apa yang Tuhan mau, bukan menurut selera dan keinginan kita. Kita harus menyadari bahwa segala rencana dan karya-karya kita, masih penuh dengan tanda tanya; apakah membuahkan hasil atau tidak, tetapi rencana dan karya Tuhan adalah "YA dan AMIN".
Karena itu, "Carilah Tuhan selagi Ia masih berkenan ditemui dan berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Marilah kita tinggalkan segala rancangan dan niat-niat yang jahat, dan belajarlah untuk taat kepadaNya".
Sekarang waktunyah kita memotivasi diri kita masing-masing dengan perkataan-perkataan ini: "Tetapi sekarang, bukan lagi aku yang HIDUP dalam diriku, tetapi Kristuslah yang HIDUP di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah HIDUP oleh IMAN dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku (band.; Gal. 2:20)". Jika sikap hidup anda dan saya sudah demikian adanya; maka kitalah orang yang paling berbahagia di dunia ini.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-19 tanggal 19 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Yesaya 55:1-13.
"Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepadaKu; dengarlah maka kamu akan HIDUP...Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu...Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalanKu dari jalanmu dan rancanganKu dari rancanganmu (Yesaya 55:3, 6-9)".
Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini berlimpah dengan sukacita dan berkatNya.
Saudaraku...
Setiap desahan nafas hidup adalah pertanda bahwa Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kita untuk menorehkan bakti pada KEHIDUPAN itu sendiri. Ya....sebuah kesempatan untuk membuat hidup ini semakin HIDUP. Dan hidup yang menjadi HIDUP itulah yang bagi saya sebagai pribadi yang percaya kepada Tuhan, hal yang demikianlah yang saya anggap sebagai KEBAHAGIAAN. Sebab ada orang yang nampaknya mereka itu hidup tapi sesungguhnya mereka tidak hidup, dan karena tidak hidup maka mereka jauh dari suasana HIDUP BAHAGIA. Dan bisa jadi anda saat ini merasa begitu yakin bahwa anda benar-benar hidup, tetapi kenyataan yang sesungguhnya adalah: "anda tidak hidup atau tepatnya, anda saat ini sudah MATI".
Saya tidak tahu apakah saudara dapat memahami maksud dari ungkapan saya itu. Tetapi saya sangat berharap agar anda tidak dapat menangkap maksudnya, supaya dengan itu anda merasa penasaran dan berusaha untuk mencari tahu sendiri apa maksud ungkapan saya itu dengan belajar firman Tuhan; dengan berusaha untuk mencari tahu apa yang dikatakan firman Tuhan tentang HIDUP. Dan jika hal itu anda lakukan, maka saat ini pula anda menjadikan hidup anda menjadi lebih HIDUP.
Saudaraku...
Saya mau meluruskan apa yang saya kemukakan tadi dengan mengatakan hal ini;
Jika anda hanya memahami hidup sebatas keadaan yang memungkinkan anda untuk bergerak atau beraktifitas setiap hari; anda masih bisa melihat, bisa mendengar, bisa berbicara, bisa berjalan, bisa bekerja, bisa duduk, bisa berdiri, bisa minum, bisa makan, bisa ini dan itu, maka sesungguhnya terlalu dangkal pemahaman anda tentang HIDUP, dan HIDUP sendiri bukan sebatas itu. Karena itu, saya sangat tertarik dengan apa yang tercatat dalam Kej. 2:7 ..."Ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas HIDUP ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang HIDUP". Lalu, bagaimana dengan makhluk yang lainnya, yang tidak dihembuskan nafas HIDUP ke dalam hidungnya, tetapi faktanya bahwa makhluk itu hidup?
Kemudian saya membandingkan dengan apa yang tercatat dalam Kej. 2:17 dan Kej.3:22 dan berusaha untuk mencari tahu apa yang hendak dikatakan Alkitab tentang HIDUP. Saya sendiri bertanya-tanya:
"Tidakkah Tuhan berfirman bahwa jika kamu makan buah pohon itu, kamu akan MATI? Tetapi faktanya, manusia makan buah pohon itu namun mereka tidak mati! Justru apa yang dilakukan manusia, membangkitkan kekuatiran pada Allah sendiri, sehingga manusia itu diusir dari Taman Eden. Ada apa dengan HIDUP dan apa maksudnya HIDUP itu?".
Saudaraku...
Ketika Alkitab berbicara tentang HIDUP maka hal tersebut menunjuk pada "Hakekat Allah sendiri sebagai SUMBER HIDUP bahkan HIDUP itu sendiri". Hidup yang dimaksudkan adalah keadaan yang "Tenang, Tenteram, Aman, Damai; suatu kondisi yang tidak Kacau-balau, atau tidak Chaotike (bhs. Yunani), atau tidak Tohu Wabohu (bhs. Ibrani)". Ya...sebuah keadaan yang memungkinkan Hidup jadi HIDUP seperti yang tergambar dalam kondisi awal di EDEN. Semua tertata dalam harmoni, rukun dan damai antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan makhluk yang lain dan manusia dengan lingkungannya. Sebuah setuasi yang jauh jauh dari perasaan kuatir dan rasa takut. Semua itu dimungkinkan ketika manusia menjalin hubungan yang baik dengan SANG SUMBER HIDUP dan taat pada segala perintah dan ketetapanNya.
Tetapi ketika semuanya berubah di mana manusia tidak taat pada Dia yang adalah SANG SUMBER HIDUP, maka tatanan yang sudah baik itu menjadi kacau-balau. Manusia mulai merasa takut terhadap Tuhan dan mulai mencurigai Tuhan. Manusia lari dan bersembunyi. Dan bukan hanya itu, relasi antar pribadi pun menjadi retak; manusia menuduh dan atau mempersalahkan satu dengan yang lainnya. Demikian pula relasi dengan makhluk yang lainpun menjadi rusak bahkan dengan alam pun menjadi berantakan. Manusia memang hidup; bisa benafas, bisa bekerja, bisa berlari, bisa berbicara, bisa minum, bisa maka, bisa melakukan ini atau itu, tetapi hatinya tidak merasakan kedamaian, dan batinnya tidak pernah terpuaskan dengan apa yang ada. Jadi DOSA telah mengakibatkan manusia kehilangan "HAKEKAT TUHAN = Demuth dan Tselem" dalam dirinya; manusia memang hidup tapi sesungguhnya TIDAK HIDUP. Dan dalam keberdosaan manusia itu, HIDUP yang sudah diberi itu, diambil kembali dan manusia hanya dimungkinkan untuk HIDUP kembali jika Allah memberikan hal tersebut kepadanya.
Dari sinilah saya mengerti mengapa Tuhan Yesus begitu banyak membicarakan tentang apa itu HIDUP. Ia menyebut diriNya "ROTI HIDUP" atau "Makanan untuk HIDUP". Inilah kesaksian Yohanes: "Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi HIDUP kepada dunia...Akulah ROTI HIDUP, barangsiapa yang datang kepadaKu, ia tidak lapar lagi (Yoh. 6:33, 35)".
Dan juga Tuhan Yesus menggambarkan diriNya sebagai AIR HIDUP, itulah sebabnya Dia bersabda: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepadaKu dan minum! Barangsiapa yang percaya kepadaKu seperti yang dikatakan kitab suci: dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran AIR HIDUP (Yoh. 7:37-38)".
Lebih jauh, Tuhan Yesus menyebut dirinya sebagai HIDUP itu sendiri saat Ia bersabda: "Akulah Jalan, Kebenaran dan HIDUP. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh. 14:6). Barangsiapa yang percaya kepadaKu, ia akan HIDUP walaupun ia sudah mati (Yoh. 11:25)".
Dan inilah jaminan Yesus bagi anda:
"Aku datang, supaya mereka mempunyai HIDUP, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10b). Tinggallah di dalam Aku....sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5)".
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini mau mengajak kita kembali untuk mencari dan berusaha bertemu HIDUP yang tidak lain adalah bertemu dan hidup bersama dengan Tuhan. Mencari dan berusaha menemukan Tuhan berarti mau menaklukkan seluruh kehidupan kita (tubuh, Roh dan jiwa) di bawah otoritas Tuhan. Kita siap diatur menurut apa yang Tuhan mau, bukan menurut selera dan keinginan kita. Kita harus menyadari bahwa segala rencana dan karya-karya kita, masih penuh dengan tanda tanya; apakah membuahkan hasil atau tidak, tetapi rencana dan karya Tuhan adalah "YA dan AMIN".
Karena itu, "Carilah Tuhan selagi Ia masih berkenan ditemui dan berserulah kepadaNya selama Ia dekat. Marilah kita tinggalkan segala rancangan dan niat-niat yang jahat, dan belajarlah untuk taat kepadaNya".
Sekarang waktunyah kita memotivasi diri kita masing-masing dengan perkataan-perkataan ini: "Tetapi sekarang, bukan lagi aku yang HIDUP dalam diriku, tetapi Kristuslah yang HIDUP di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah HIDUP oleh IMAN dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku (band.; Gal. 2:20)". Jika sikap hidup anda dan saya sudah demikian adanya; maka kitalah orang yang paling berbahagia di dunia ini.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin...Amin...Amin...
ReplyDeleteSeharusnya hidup kita ini didalam Iman kepada Tuhan kita Yesus Kristus.
Trima kasih atas Refleksinya. TYM.