Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-20 tanggal 20 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Mazmur 34:2-11.
"Aku telah MENCARI Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepadaNya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka (Mzm. 34:5-8)".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehdupan anda tetap diberkati oleh Tuhan.
Saudaraku....
Sangat menarik bagi saya ungkapan yang disampaikan oleh John Hagee dalam bukunya: "the Seven Secrets", di mana ia mengatakan demikian:
"Sikap anda terhadap Tuhan akan menentukan sikapNya terhadap anda, dan kemampuan anda untuk percaya pada pertolonganNya akan sangat menentukan seberapa besar kuasa pertolonganNya akan dinyatakan dalam kehidupan anda".
Dalam hal ini menjadi jelas bagi saya persoalan mengapa di Nazaret, -(tempat di mana Tuhan Yesus dibesarkan)-, ternyata di tempat ini, Tuhan Yesus tidak banyak mengadakan mujizat (Mat. 13:58). Semua bermula dari persoalan: "Ketidak-percayaan atau Ketiadaan Iman". Itulah sebabnya maka perkara mujizat tidak ditentukan oleh label diri bahwa anda adalah seorang Kristen yang sudah dibaptis atau disidi, atau seorang Kristen yang rajin membaca firman, rajin berdoa, rajin persekutuan, rajin memberi persembahan syukur dan perpuluhan, dan rajin melakukan ini dan itu untuk Tuhan.
Bukankan mujizat Tuhan telah menjangkau seorang wanita yang sudah 12 tahun mengalami penderitaan karena pendarahan. Ia sudah menghabiskan hartanya untuk mendapatkan kesembuhan, yang sudah ke sana ke mari mencari tabib untuk mengalami kesembuhan, dan tidak tertutup kemungkinan telah mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat atau sakral, yang jikalau mempersembahkan sesajen di tempat itu maka ia akan dipulihkan (Mark. 5:25-34).
Bukankah mujizat Tuhan telah menjangkau seorang perempuan Siro Fenesia yang berjuang agar anaknya disembuhkan. Walaupun ia dikatain "ANJING", namun ia tidak mau beranjak pergi dari tempatnya, ia tidak mengenal kata "MENYERAH" sebelum harapannya terkabul, yakni anaknya disembuhkan (Mark. 7:24-30).
Bukankah mujizat Tuhan telah menjangkau seorang perwira Romawi di Kapernaum yang meminta agar hambanya yang sangat dihargainya itu dapat dipulihkan dari penyakit yang diderita (Luk. 7:1-10).
Mujizat Tuhan itu nyata dialami oleh orang-orang yang merasa dirinya tak berdaya, sehingga ia hanya datang dan berserah penuh kepada Tuhan: "KehendakMu Tuhan, jadilah". Mujizat Tuhan itu nyata bagi orang-orang yang beriman penuh, yakni bagi orang-orang yang "Mengimani dan Mengamini" bahwa "Tuhanlah Jawaban dari persoalan yang dihadapinya".
Saudaraku...
Konteks dari Mazmur 34 ini tercatat dengan baik dalam 1 Samuel 21:10-15 dengan catatan bahwa nama Abimelekh adalah sebuah gelar atau nama lain yang diberikan kepada Akhis, raja kota Gat, anak dari Maakha (1 Raja 2:39). Abimelekh dalam bahasa Ibrani terdiri dari dua kata, yakni Ab atau Abba atau Ab'i = Bapa atau Bapaku, dan Melekh = Raja. Jadi ketika Mazmur 34 menyebut Akhis dengan sebutan Abimelekh, ini menunjuk pada kekuasaan besar yang dimiliki oleh Raja Akhis seperti kekuasaan Sang Bapa (Kepala Keluarga) di dunia Timur Tengah yang sangat menentukan masa depan dari seisi rumah tangganya.
Jadi, bisa anda bayangkan, sekiranya anda berada pada posisi Daud. Apalagi yang bisa anda lakukan untuk menyelamatkan diri anda sendiri? Tentu sesuatu yang sangat mustahil, bukan? Daud bisa saja menyelamatkan diri dari kejaran Raja Saul, tetapi kini dia diperhadapkan pada seorang raja yang menjadi musuh besar Israel dan untuk lari adalah sebuah kemustahilan. Inilah yang diistilahkan; "selamat dari mulut buaya, kini ada di depan mulut harimau; maju kena, mundur pun kena".
Daud sendiri sangat sadar akan bahaya besar yang sedang menghadang dirinya, dan ia tahu bahwa tidak ada lagi orang yang bisa diandalkan; dari pihak manapun, tidak akan mungkin lagi bisa memberi sokongan untuk keluar dari masalah yang sudah ada di depan mata. Dalam ketiadaan dukungan dari manusia lain, di sinilah mata iman Daud dimungkinkan melihat dengan sangat jelas akan kekuasaan Tuhan. Daud meneguhkan keyakinannya bahwa Allah yang dia sembah mampu memberikan jalan keluar di tengah ketiadaan jalan. Imannya begitu teguh, sehingga ia berharap bahwa Tuhan akan memberi jawaban di tengah situasi yang sangat tidak mungkin sekalipun. Dan yang ajaib adalah, Raja Akhis kemudian menjadikan Daud sebagai pengawalnya dalam perang melawan Israel (1 Samuel 28:1-2).
Begitu indahnya Daud membahasakan pertolongan Tuhan yang dialaminya dalam Mazmur 34 ini:
"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandangamu kepadaNya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang taku akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu. Berbahagialah orang yang berlindung kepadaNya".
Karena itulah saudaraku...
Dalam kondisi apapun juga, tetapkan hatimu untuk mencari Tuhan. Jangan pernah merasa jenuh. Katakanlah seperti yang tercatat dalam Mzm. 62:2-3...."Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah". Jadi mencari Tuhan dan percaya pada kuasa serta kasihNya, akan mengantar anda kepada KEBAHAGIAAN yang sesungguhnya.
Selamat mempersiapkan diri menikmati persekutuan hari esok.
Carilah Tuhan selagi Ia masih berkenan ditemui.
Berserulah kepadaNya selagi Ia masih mau mendengar.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-20 tanggal 20 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Mazmur 34:2-11.
"Aku telah MENCARI Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepadaNya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka (Mzm. 34:5-8)".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehdupan anda tetap diberkati oleh Tuhan.
Saudaraku....
Sangat menarik bagi saya ungkapan yang disampaikan oleh John Hagee dalam bukunya: "the Seven Secrets", di mana ia mengatakan demikian:
"Sikap anda terhadap Tuhan akan menentukan sikapNya terhadap anda, dan kemampuan anda untuk percaya pada pertolonganNya akan sangat menentukan seberapa besar kuasa pertolonganNya akan dinyatakan dalam kehidupan anda".
Dalam hal ini menjadi jelas bagi saya persoalan mengapa di Nazaret, -(tempat di mana Tuhan Yesus dibesarkan)-, ternyata di tempat ini, Tuhan Yesus tidak banyak mengadakan mujizat (Mat. 13:58). Semua bermula dari persoalan: "Ketidak-percayaan atau Ketiadaan Iman". Itulah sebabnya maka perkara mujizat tidak ditentukan oleh label diri bahwa anda adalah seorang Kristen yang sudah dibaptis atau disidi, atau seorang Kristen yang rajin membaca firman, rajin berdoa, rajin persekutuan, rajin memberi persembahan syukur dan perpuluhan, dan rajin melakukan ini dan itu untuk Tuhan.
Bukankan mujizat Tuhan telah menjangkau seorang wanita yang sudah 12 tahun mengalami penderitaan karena pendarahan. Ia sudah menghabiskan hartanya untuk mendapatkan kesembuhan, yang sudah ke sana ke mari mencari tabib untuk mengalami kesembuhan, dan tidak tertutup kemungkinan telah mendatangi tempat-tempat yang dianggap keramat atau sakral, yang jikalau mempersembahkan sesajen di tempat itu maka ia akan dipulihkan (Mark. 5:25-34).
Bukankah mujizat Tuhan telah menjangkau seorang perempuan Siro Fenesia yang berjuang agar anaknya disembuhkan. Walaupun ia dikatain "ANJING", namun ia tidak mau beranjak pergi dari tempatnya, ia tidak mengenal kata "MENYERAH" sebelum harapannya terkabul, yakni anaknya disembuhkan (Mark. 7:24-30).
Bukankah mujizat Tuhan telah menjangkau seorang perwira Romawi di Kapernaum yang meminta agar hambanya yang sangat dihargainya itu dapat dipulihkan dari penyakit yang diderita (Luk. 7:1-10).
Mujizat Tuhan itu nyata dialami oleh orang-orang yang merasa dirinya tak berdaya, sehingga ia hanya datang dan berserah penuh kepada Tuhan: "KehendakMu Tuhan, jadilah". Mujizat Tuhan itu nyata bagi orang-orang yang beriman penuh, yakni bagi orang-orang yang "Mengimani dan Mengamini" bahwa "Tuhanlah Jawaban dari persoalan yang dihadapinya".
Saudaraku...
Konteks dari Mazmur 34 ini tercatat dengan baik dalam 1 Samuel 21:10-15 dengan catatan bahwa nama Abimelekh adalah sebuah gelar atau nama lain yang diberikan kepada Akhis, raja kota Gat, anak dari Maakha (1 Raja 2:39). Abimelekh dalam bahasa Ibrani terdiri dari dua kata, yakni Ab atau Abba atau Ab'i = Bapa atau Bapaku, dan Melekh = Raja. Jadi ketika Mazmur 34 menyebut Akhis dengan sebutan Abimelekh, ini menunjuk pada kekuasaan besar yang dimiliki oleh Raja Akhis seperti kekuasaan Sang Bapa (Kepala Keluarga) di dunia Timur Tengah yang sangat menentukan masa depan dari seisi rumah tangganya.
Jadi, bisa anda bayangkan, sekiranya anda berada pada posisi Daud. Apalagi yang bisa anda lakukan untuk menyelamatkan diri anda sendiri? Tentu sesuatu yang sangat mustahil, bukan? Daud bisa saja menyelamatkan diri dari kejaran Raja Saul, tetapi kini dia diperhadapkan pada seorang raja yang menjadi musuh besar Israel dan untuk lari adalah sebuah kemustahilan. Inilah yang diistilahkan; "selamat dari mulut buaya, kini ada di depan mulut harimau; maju kena, mundur pun kena".
Daud sendiri sangat sadar akan bahaya besar yang sedang menghadang dirinya, dan ia tahu bahwa tidak ada lagi orang yang bisa diandalkan; dari pihak manapun, tidak akan mungkin lagi bisa memberi sokongan untuk keluar dari masalah yang sudah ada di depan mata. Dalam ketiadaan dukungan dari manusia lain, di sinilah mata iman Daud dimungkinkan melihat dengan sangat jelas akan kekuasaan Tuhan. Daud meneguhkan keyakinannya bahwa Allah yang dia sembah mampu memberikan jalan keluar di tengah ketiadaan jalan. Imannya begitu teguh, sehingga ia berharap bahwa Tuhan akan memberi jawaban di tengah situasi yang sangat tidak mungkin sekalipun. Dan yang ajaib adalah, Raja Akhis kemudian menjadikan Daud sebagai pengawalnya dalam perang melawan Israel (1 Samuel 28:1-2).
Begitu indahnya Daud membahasakan pertolongan Tuhan yang dialaminya dalam Mazmur 34 ini:
"Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandangamu kepadaNya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru, dan Tuhan mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya. Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang taku akan Dia, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu. Berbahagialah orang yang berlindung kepadaNya".
Karena itulah saudaraku...
Dalam kondisi apapun juga, tetapkan hatimu untuk mencari Tuhan. Jangan pernah merasa jenuh. Katakanlah seperti yang tercatat dalam Mzm. 62:2-3...."Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari padaNyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah". Jadi mencari Tuhan dan percaya pada kuasa serta kasihNya, akan mengantar anda kepada KEBAHAGIAAN yang sesungguhnya.
Selamat mempersiapkan diri menikmati persekutuan hari esok.
Carilah Tuhan selagi Ia masih berkenan ditemui.
Berserulah kepadaNya selagi Ia masih mau mendengar.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin...Amin...Amin...
ReplyDeleteTrima kasih atas Refleksinya.
TYM.