Laman

Wednesday, January 3, 2018

Menceritakan Kebaikan Tuhan

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-4 tanggal 4 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan : Keluaran 18:1-12.

"Sesudah itu Musa menceritakan kepada mertuanya segala yang dilakukan Tuhan kepada Firaun dan kepada orang Mesir karena Israel dan segala kesusahan yang mereka alami di jalan dan bagaimana Tuhan menyelamatkan mereka...Lalu kata Yitro: Terpujilah Tuhan, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan lebih besar dari segala allah (Kel. 18:8, 10-11a)".

Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehidupan anda tetap diberkati Tuhan.

Saudaraku...
Setiap orang punya kecenderungan untuk menceritakan kepada orang lain tentang sebuah peristiwa yang sifatnya spekatakuler. Moment kehidupan yang sangat berkesan akan menjadi ingatan abadi yang terus menjadi buah bibir setiap kali duduk bersama dengan orang lain, terlebih dengan kerabat atau sahabat. Bisa jadi seseorang akan membanggakan dirinya bahwa semua itu terjadi karena kuat dan perkasanya dia, ataukah dia membanggakan orang lain yang turut bersamanya mengalami hal tersebut, dengan berkata: jikalau bukan karena dia, maka saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada diri saya. Dan jujur kita harus akui bahwa ada kepuasan tersendiri ketika yang mendengar cerita itu merasa terpukau dan berdecak kagum, bahkan kisah tersebut mereka teruskan lagi kepada orang lain.

Tentu anda mempunyai banyak kenangan dalam melewati tahun 2017 sama seperti saya juga mempunyai banyak kenangan sepanjang tahun tersebut. Tetapi bagaimana memaknai kenangan tersebut tentu masing-masing orang mempunyai sudut pandang yang berbeda. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan, patut kita menyadari bahwa semua kenangan sepanjang menjalani kehidupan di tahun yang lalu adalah sebuah kisah indah di mana Tuhan berkarya menyatakan kuasa pertolonganNya. Setiap kita yang percaya menyadari bahwa bukan karena kita kuat dan juga bukan karena kita baik, sehingga kita dapat melewati tahun kemarin dan melangkah memasuki tahun ini dengan selamat; tetapi semua itu adalah semata-mata karena ANUGERAH = GRATIA dari Tuhan.

Saudaraku...
Yitro yang disebut juga Rehuel adalah Mertua Musa. Yang bersangkutan adalah seorang Imam di Midian. Pada zaman itu di kalangan bangsa-bangsa Nomaden (bangsa-bangsa yang hidup di padang gurun = hidup berpindah-pindah), Imam bukan hanya semata menunjuk pada jabatan keagamaan, tetapi lebih dari pada itu, yakni Pemimpin Suku atau Pemimpin Suatu Bangsa. Jadi Yitro adalah seorang yang sangat berpengaruh di kalangan bangsa Median, ia adalah seorang pemimpin. Tentunya bangsa Median memiliki keyakinan atau kepercayaan yang berbeda dengan umat Israel. Ketika Yitro datang menjumpai Musa, perjumpaan itu bukan hanya perjumpaan keluarga semata; tetapi sebuah perjumpaan lintas iman.

Coba anda membayangkan, bagaimana jika anda berjumpa dengan seseorang yang berbeda keyakinan dengan anda, tetapi pada satu sisi, antara anda dengan orang tersebut mempunyai hubungan kekeluargaan. Anda tentu merasa sungkan untuk menceritakan perjalanan hidup anda dengan berangkat dari keyakinan anda sendiri, bukan? Saya sendiri yakin bahwa berat lidah anda untuk mengatakan bahwa betapa dahsyatnya kuasa Tuhan Yesus menyertai perjalanan hidup anda, sedangkan orang yang kepadanya anda bercerita adalah tokoh atau pemimpin agama yang berbeda dengan keyakinan anda.

Tetapi bagi Musa, perjumpaannya dengan Yitro adalah kesempatan emas untuk menceritakan bagaimana Tuhan telah bekerja dalam kehidupannya dan dalam kehidupan bangsa Israel yang dipimpinnya. Musa menceritakan segala yang dilakukan Tuhan kepada Firaun dan orang Mesir dan bagaimana Israel dapat keluar dari sana. Musa menceritakan bagaimana sakit dan susahnya menempuh perjalanan di padang gurun, namun selalu saja ada Tuhan yang menuntun dan menyelamatkan mereka. Musa tidak menceritakan bagaimana ia bisa melakukan ini dan itu, tetapi ia menceritakan bagaimana Tuhan berkarya melalui dirinya dan menceritakan bahwa tangan Tuhan tidak pernah berhenti bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi bangsa Israel.

Terhadap cerita Musa ini, Yitro menarik kesimpulan bahwa Allah yang disembah umat Israel adalah Allah yang dahsyat dan kuasanya lebih besar dari segala allah. Inilah pengakuan Yitro: "Terpujilah TUHAN (YHWH), yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN (YHWH) lebih besar dari segala allah".

Pujian Yitro tidak lepas dari kesaksian Musa bahwa kelepasan Israel dari tangan bangsa Mesir semata hanya karena keperkasaan dan kebaikan Allah saja. Kerendahan hati Musa untuk menonjolkan peranan kuasa Tuhan dalam melepaskan umat Israel, menuntun Yitro untuk percaya pada kekuatan dan keperkasaan Allah Israel.

Saudaraku...
Memperkenalkan bagaimana kuasa Tuhan yang dahsyat dalam menuntun dan menyelamatkan hidup anda melewati begitu banyak rintangan, tidak butuh wadah "Debat Teologis" ataupun "Diskusi Tematis". Cukup dengan "Kerendahan Hati", anda berbagi kisah bagaimana Tuhan menolong anda dan bagaimana tangan Tuhan yang tersembunyi (Invisible Hand) menopang perjalanan hidup anda. Kesaksian anda yang mengedepankan kasih dan kuasa Allah akan mampu menuntun orang lain untuk memuji dan memuliakan namaNya. Ya...sikap anda yang penuh kerendahan hati memaknai jalan hidup anda dalam terang iman kepada Kristus, merupakan kesaksian yang paling ideal untuk mengantar orang lain datang kepada Tuhan.

Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

1 comment:

  1. Thanks pak Pen buat sharenya.. 2017 begitu banyak pergumulan dan perkata yg sy alami... namun semuanya itu aku bawa dalam pengasihan Tuhan.. aku serahkan pergumulan ini ke dalam tangan Nya.. sekiranya 2018 menjadi tahun kemenangan Tuhan bekerja dalam setuap langkah kehidupan kita.. rendah hati menyelimuti kita.. Tuhan memberkati Pak pen dan keluarga.. by Eky Tandilino

    ReplyDelete

Web gratis

Web gratis
Power of Love