Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-5 tanggal 5 Januari 2017 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : 2 Korintus 12:6-10.
"...aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku...Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku".
Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini semakin diteguhkan dan diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Saya sangat tertarik pada sosok yang bernama Thomas Kempis. Dia adalah seorang teolog dan juga mistikus Kristen yang terkenal dari abad pertengahan. Nama aslinya adalah Thomas Hemerken, lahir di Kempen dekat kota Koln pada tahun 1379. Karena tempat lahirnya di Kempen sehingga ia lebih dikenal dengan nama Thomas Kempis.
Kempis memiliki banyak tulisan, namun salah satu bukunya yang sangat terkenal adalah "De Imitatione Christi = The Imitation of Christ = Mengikut Jejak Kristus". Buku ini terdiri atas empat jilid dan termasuk karya klasik yang paling banyak digemari. Dalam buku ini tertulis sebuah doa sang murid Kristus yang sesungguhnya, demikian:
Ya Tuhan...
Jika Engkau ingin aku berada dalam kegelapan, aku akan memujiMu.
Jika Engkau ingin aku berada dalam terang, aku juga akan memujiMu.
Jika Engkau membungkuk untuk menghiburku, aku akan memujiMu.
Dan jika Engkau menginginkanku menderita kemalangan, aku akan memujiMu selamanya.
Tuhan Allahku...
Terimalah keinginan dan kerinduanku untuk memuji Dikau tiada henti,
dan memuliakan Dikau melebihi segala-galanya.
Sebab hal tersebut sudah selayaknya diberikan kepadaMu,
sesuai keagunganMu yang melimpah-limpah.
Semoga hanya Engkaulah yang menjadi kegembiraanku selamanya,
sebab hanya Engkaulah yang menjadi santapan dan minumanku,
kasih dan kesukaanku,
kenikmatan dan keuntunganku yang besar.
Saudaraku...
Terus terang, sikap penyerahan diri seperti ini sangatlah sulit. Kita hanya mau mengikuti jalan Tuhan jika keadaan jalan yang kita lewati aman dan damai. Tetapi, jika jalan itu penuh dengan onak dan duri, terlalu sukar bagi kita untuk mengatakan : "Jadilah kehendakMu dan terpujilah namaMu untuk selamanya".
Dan jujur saya pun harus akui bahwa saya masih perlu belajar banyak tentang arti sebuah penyerahan diri pada rencana dan rancangan Tuhan. Saya masih perlu banyak belajar untuk berkata: "janganlah kehendakku, tetapi kehendakMulah yang terjadi". Saya mengatakan demikian karena terkadang Tuhan membiarkan kesulitan atau tantangan menghadang langkah saya dengan maksud, menguji kadar kekristenan saya; apakah saya telah menjadi seperti yang Tuhan mau, ataukah justru saya memaksa Tuhan untuk menjadi seperti yang saya mau.
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini hendak mengajak kita untuk memahami arti "duri dalam daging" yang karenanya kita merasa diri kita ini sangat lemah. Rasul Paulus sangat berharap bahwa Tuhan mengangkat duri yang ada dalam dagingnya, karena hal tersebut sangat menyiksa Paulus dalam menikmati hidupnya dan sekaligus menjadi beban baginya dalam melaksanakan panggilan pelayanan pemberitaan Injil. Duri dalam daging itu disebut "utusan Iblis" yang terus menggocoh Paulus. Kata "MENGGOCOH" di sini dalam teks aslinya adalah "Kolafizee", dari akar kata "Kolaphizo" yang dapat diartikan: "Memukul dengan kepalan tangan". Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata "Buffet = Pukulan Tangan".
Memang "duri dalam daging" tidak dapat membunuh atau membahayakan nyawa Paulus, tetapi hal tersebut membuat Paulus tidak nyaman dan ia merasa sakit karenanya; seumpama seorang yang membiarkan dirinya menjadi sasaran kepalan tinju yang bertubi-tubi. Itulah sebabnya ia meminta kepada Tuhan agar duri itu diangkat, tetapi Tuhan tidak mengabulkan doanya. Tuhan membiarkan duri itu, supaya Paulus tidak menyombongkan diri atas prestasi yang dicapainya. Justru dengan adanya duri dalam daging membuat Paulus sadar bahwa semua pencapaian-pencapaian yang dialaminya bukan karena ia kuat dan bukan karena ia baik; tetapi semuanya boleh terjadi karena ANUGERAH. Tuhan menjawab permohonan Paulus dengan perkataan ini: "Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna".
Saudaraku...
Tuhan menghadirkan "duri dalam daging" di tubuhmu bisa jadi melalui seseorang yang sangat susah untuk bekerjasama dan sangat sulit untuk memahami jalan pikiran anda. Seorang yang hanya maunya yang jadi dan sama sekali tidak menghargai pendapat anda. Seorang yang hanya mau dilayani dan sama sekali tidak mau melayani anda. Seorang yang hanya memikirkan kesenangannya sendiri tanpa peduli pada penderitaan anda. Seorang yang tidak senang melihat anda senang, tetapi ia justru merasa senang ketika melihat anda susah.
Hidup bersama dengan orang-orang yang demikian tentu sangatlah menjengkelkan, sehingga bisa saja kita berkata: "Tuhan...jauhkan kiranya orang ini dari hadapanku". Tapi kenyataannya Tuhan menjawab: "Tidak...kau harus tetap bersama dengan dia".
Jadi Tuhan mengizinkan hal-hal demikian terjadi dalam perjalanan hidup kita agar kita tidak menyombongkan diri, bahwa kita bisa atau mampu atau punya kuasa untuk mengatasi semua persoalan. Duri dalam daging harus tetap ada, supaya kita lebih lagi menyatakan sikap penyerahan diri kepada Tuhan seutuhnya, dengan demikian kita dibentuk menurut yang Tuhan mau, bukan menurut yang kita mau. Dan ingatlah hal ini; "ketika kita merasa diri kita lemah, maka itulah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita dimana kita dapat menghadirkan kuasaNya dengan doa yang tiada henti. Kelemahan adalah jalan yang dipilih oleh Tuhan di mana kuasaNya menjangkau hidup anda, sehingga menjadi benar apa yang dikatakan Paulus: Sebab jika aku lemah, maka aku kuat".
Selamat untuk berlajar menjadi seperti yang Tuhan mau.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-5 tanggal 5 Januari 2017 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : 2 Korintus 12:6-10.
"...aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku...Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku".
Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda hari ini semakin diteguhkan dan diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Saya sangat tertarik pada sosok yang bernama Thomas Kempis. Dia adalah seorang teolog dan juga mistikus Kristen yang terkenal dari abad pertengahan. Nama aslinya adalah Thomas Hemerken, lahir di Kempen dekat kota Koln pada tahun 1379. Karena tempat lahirnya di Kempen sehingga ia lebih dikenal dengan nama Thomas Kempis.
Kempis memiliki banyak tulisan, namun salah satu bukunya yang sangat terkenal adalah "De Imitatione Christi = The Imitation of Christ = Mengikut Jejak Kristus". Buku ini terdiri atas empat jilid dan termasuk karya klasik yang paling banyak digemari. Dalam buku ini tertulis sebuah doa sang murid Kristus yang sesungguhnya, demikian:
Ya Tuhan...
Jika Engkau ingin aku berada dalam kegelapan, aku akan memujiMu.
Jika Engkau ingin aku berada dalam terang, aku juga akan memujiMu.
Jika Engkau membungkuk untuk menghiburku, aku akan memujiMu.
Dan jika Engkau menginginkanku menderita kemalangan, aku akan memujiMu selamanya.
Tuhan Allahku...
Terimalah keinginan dan kerinduanku untuk memuji Dikau tiada henti,
dan memuliakan Dikau melebihi segala-galanya.
Sebab hal tersebut sudah selayaknya diberikan kepadaMu,
sesuai keagunganMu yang melimpah-limpah.
Semoga hanya Engkaulah yang menjadi kegembiraanku selamanya,
sebab hanya Engkaulah yang menjadi santapan dan minumanku,
kasih dan kesukaanku,
kenikmatan dan keuntunganku yang besar.
Saudaraku...
Terus terang, sikap penyerahan diri seperti ini sangatlah sulit. Kita hanya mau mengikuti jalan Tuhan jika keadaan jalan yang kita lewati aman dan damai. Tetapi, jika jalan itu penuh dengan onak dan duri, terlalu sukar bagi kita untuk mengatakan : "Jadilah kehendakMu dan terpujilah namaMu untuk selamanya".
Dan jujur saya pun harus akui bahwa saya masih perlu belajar banyak tentang arti sebuah penyerahan diri pada rencana dan rancangan Tuhan. Saya masih perlu banyak belajar untuk berkata: "janganlah kehendakku, tetapi kehendakMulah yang terjadi". Saya mengatakan demikian karena terkadang Tuhan membiarkan kesulitan atau tantangan menghadang langkah saya dengan maksud, menguji kadar kekristenan saya; apakah saya telah menjadi seperti yang Tuhan mau, ataukah justru saya memaksa Tuhan untuk menjadi seperti yang saya mau.
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini hendak mengajak kita untuk memahami arti "duri dalam daging" yang karenanya kita merasa diri kita ini sangat lemah. Rasul Paulus sangat berharap bahwa Tuhan mengangkat duri yang ada dalam dagingnya, karena hal tersebut sangat menyiksa Paulus dalam menikmati hidupnya dan sekaligus menjadi beban baginya dalam melaksanakan panggilan pelayanan pemberitaan Injil. Duri dalam daging itu disebut "utusan Iblis" yang terus menggocoh Paulus. Kata "MENGGOCOH" di sini dalam teks aslinya adalah "Kolafizee", dari akar kata "Kolaphizo" yang dapat diartikan: "Memukul dengan kepalan tangan". Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata "Buffet = Pukulan Tangan".
Memang "duri dalam daging" tidak dapat membunuh atau membahayakan nyawa Paulus, tetapi hal tersebut membuat Paulus tidak nyaman dan ia merasa sakit karenanya; seumpama seorang yang membiarkan dirinya menjadi sasaran kepalan tinju yang bertubi-tubi. Itulah sebabnya ia meminta kepada Tuhan agar duri itu diangkat, tetapi Tuhan tidak mengabulkan doanya. Tuhan membiarkan duri itu, supaya Paulus tidak menyombongkan diri atas prestasi yang dicapainya. Justru dengan adanya duri dalam daging membuat Paulus sadar bahwa semua pencapaian-pencapaian yang dialaminya bukan karena ia kuat dan bukan karena ia baik; tetapi semuanya boleh terjadi karena ANUGERAH. Tuhan menjawab permohonan Paulus dengan perkataan ini: "Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna".
Saudaraku...
Tuhan menghadirkan "duri dalam daging" di tubuhmu bisa jadi melalui seseorang yang sangat susah untuk bekerjasama dan sangat sulit untuk memahami jalan pikiran anda. Seorang yang hanya maunya yang jadi dan sama sekali tidak menghargai pendapat anda. Seorang yang hanya mau dilayani dan sama sekali tidak mau melayani anda. Seorang yang hanya memikirkan kesenangannya sendiri tanpa peduli pada penderitaan anda. Seorang yang tidak senang melihat anda senang, tetapi ia justru merasa senang ketika melihat anda susah.
Hidup bersama dengan orang-orang yang demikian tentu sangatlah menjengkelkan, sehingga bisa saja kita berkata: "Tuhan...jauhkan kiranya orang ini dari hadapanku". Tapi kenyataannya Tuhan menjawab: "Tidak...kau harus tetap bersama dengan dia".
Jadi Tuhan mengizinkan hal-hal demikian terjadi dalam perjalanan hidup kita agar kita tidak menyombongkan diri, bahwa kita bisa atau mampu atau punya kuasa untuk mengatasi semua persoalan. Duri dalam daging harus tetap ada, supaya kita lebih lagi menyatakan sikap penyerahan diri kepada Tuhan seutuhnya, dengan demikian kita dibentuk menurut yang Tuhan mau, bukan menurut yang kita mau. Dan ingatlah hal ini; "ketika kita merasa diri kita lemah, maka itulah kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita dimana kita dapat menghadirkan kuasaNya dengan doa yang tiada henti. Kelemahan adalah jalan yang dipilih oleh Tuhan di mana kuasaNya menjangkau hidup anda, sehingga menjadi benar apa yang dikatakan Paulus: Sebab jika aku lemah, maka aku kuat".
Selamat untuk berlajar menjadi seperti yang Tuhan mau.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment