(Masale, hari ke-13 tanggal 13 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Matius 7:15-20.
"Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri. Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, atau pun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang tidak baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga hidup anda terus diberkati oleh Tuhan.
Saudaraku...
Saya sangat tertarik pada ilustrasi yang dituliskan oleh Pdt. Imanuel Kristo dalam bukunya: From Impossible to I'm Possible (Oase Kehidupan), yang mengisahkan tentang sebuah dialog yang terjadi antara seorang gadis cilik dengan ayahnya.
Demikian kisahnya:
Seorang gadis kecil yang masih lugu menghampiri ayahnya yang sedang duduk membaca buku, lalu minta dipangku oleh ayahnya. Sambil duduk di pangkuan ayahnya, si gadis kecil itu bertanya:
"Ayah, apakah mungkin kita tidak akan melakukan kesalahan selama satu tahun ke depan?".
Mendengar pertanyaan tersebut, ayahnya tanpa pikir langsung menjawab:
"Tidak mungkin nak...itu tidak mungkin!".
Kembali gadis kecil itu bertanya sambil menatap wajah ayahnya dalam-dalam:
"Apakah kita dapat melakukannya dalam sebulan tanpa kesalahan?".
Sang ayah pun menjawab:
"Itu juga tidak mungkin nak!".
Sang gadis kecil itu pun tidak puas dengan jawaban ayahnya, ia pun bertanya:
"Bagaimana kalau selama satu minggu saja?".
Sang ayah tidak menyahut, tetapi hanya menggelengkan kepalanya. Menyaksikan hal tersebut, si gadis kecil pun semakin penasaran lalu mengajukan pertanyaan:
"Kalau begitu, apakah mungkin kita hidup tanpa kesalahan selama satu hari?".
Mendengar pertanyaan tersebut, sang ayah meletakkan bukunya, lalu menatap wajah gadis kecilnya itu dan menjawab:
"ayah tidak terlalu yakin bahwa kita dapat hidup tanpa kesalahan sepanjang satu hari nak!".
Gadis kecil itu terdiam, dan kemudian kembali bertanya:
"Bagaimana kalau dalam satu jam saja?".
Kali ini ayahnya menjawab:
"Kalau satu jam, asal kita bersungguh-sungguh, mungkin bisa nak!".
Mendengar jawaban sang ayah, gadis kecil itu tampak gembira. Dia kemudian berkata:
"Kalau demikian, mari kita berusaha hidup benar dalam satu jam, lalu kemudian kita berusaha kembali untuk mengulanginya lagi dalam satu jam berikutnya. Begitu seterusnya untuk setiap jam... setiap jam.... setiap jam yang kita jalani, maka akan menjadi satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan seterusnya".
Saudaraku...
Membaca ilustrasi ini, saya justru teringat pada KJ. 457, demikian:
Ya Tuhan tiap jam, kumemerlukaMu; Engkaulah yang memberi, sejahtera penuh.
Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan; ku datang Juruslamat, berkatilah.
Ya Tuhan tiap jam, dampingi hambaMu; jikalau Kau dekat, enyah penggodaku.
Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan; ku datang Juruslamat, berkatilah.
Ya Tuhan tiap jam, di suka-dukaku; jikalau Tuhan jauh, percuma hidupku.
Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan; ku datang Juruslamat, berkatilah.
Ya Tuhan tiap jam, ajarkan maksudMu; bri janjiMu genap, di dalam hidupku.
Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan; ku datang Juruslamat, berkatilah.
Ya Tuhan tiap jam, kupuji namaMu; Tuhanku yang kudus, kekal ku milikMu.
Setiap jam ya Tuhan, Dikau kuperlukan; ku datang Juruslamat, berkatilah.
Jadi satu jam saja, jika anda berusaha untuk menata kehidupan menjadi lebih baik, maka tentulah hal tersebut bukanlah sesuatu perkara yang sulit dan yang mustahil. Dan saya sendiri mau mengatakan bahwa, jika anda membiasakan diri anda untuk berusaha melakukan hal-hal yang baik dalam satu jam pertama, maka satu jam yang kedua dan seterusnya, anda akan mampu untuk meminimalisir tindakan anda dari perbuatan-perbuatan yang tidak benar. Ingatlah bahwa, Tuhan Yesus pun tidak meminta kita berjaga-jaga sehari suntuk, Ia hanya meminta satu jam saja: "tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku (Mat. 26:40b)".
Saudaraku...
Menghasilkan yang baik sangat bergantung dari bagaimana anda mengelolah kehidupan anda. Ingatlah akan hal ini: "Pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik".
Pohon; itulah gambaran dari kehidupan anda, dan Buahnya; itulah karakter anda yang berketeladan. Karena itu, jangan pernah berpikir untuk menghasilkan buah yang berkualitas atau buah yang baik dalam jumlah yang banyak, jika anda sendiri tidak mau berkorban untuk menjaga dan memelihara pohon yang akan menghasilkan buah yang anda harapkan itu. Kehidupan yang tidak ditata, dikelolah, dijaga dan dipelihara dengan baik, maka SEMAK DURI dan RUMPUT DURI menjadi simbolnya. Tumbuhan ini adalah merupakan tanaman liar yang tidak dipelihara dan lebih dari pada itu, tidak akan pernah diharapkan kehadirannya. Dan sudahlah barang tentu bahwa tidak mungkin anda akan memetik buah ANGGUR dari SEMAK DURI atau buah ARA dari RUMPUT DURI.
Buah ANGGUR, (bhs. Ibr: Yayin untuk menunjuk pada buah dan Gefen untuk menunjuk pada pohonnya) dalam alkitab Perjanjian Lama disebutkan 297 ayat dan pohon ini pertama kali disebutkan terkait dengan peristiwa kandasnya Bahtera Nuh di gunung Ararat, lalu Nuh menjadi petani; dialah yang mula-mula menjadi petani ANGGUR (Kej. 9:20). Sedang dalam Perjanjian Baru ada 59 ayat, dan buah ini melambangkan sukacita, kehormatan, kelimpahan, kehangatan, kedamaian dan kemakmuran. Sedangkan Buah ARA (bhs. Ibr: Te'enah) dalam Alkitab disebutkan lebih dari 60 ayat dan pohon ini pertama kali disebutkan dalam peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa (Kej. 3:7). Buah ARA melambangkan kehormatan, keadaan yang damai, makmur dan tenteram (1 Raja 4:25, Mikha 4:4, Zakharia 3:10).
Jadi manalah mungkin buah-buah yang sedemikian baik itu akan dihasilkan dari jenis tanaman yang tidak baik, dari tanaman yang tumbuh liar dan tak terurus, bahkan tanaman yang tidak akan pernah diharapkan kehadirannya. Karena itu, sangatlah tepat jika Tuhan Yesus menggambarkan bahwa "kehidupan yang dikelolah dengan baik akan menghasilkan karakter atau perbuatan yang baik, sedangkan yang dibiarkan liar (tak menurut norma atau aturan) akan menghasilkan perbuatan-perbuatan yang jahat dan penuh kelaliman; dengan mengandaikan POHON dan BUAHNYA".
Saudaraku...
Kembali pada persoalan awal.
Memang kita tidak dapat mengklaim, -(dan hal itu tidak akan mungkin)-, bahwa dalam setahun atau sebulan atau seminggu, atau sehari, kita mampu bertahan untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak baik. Bahkan orang yang selalu menyebut-nyebut nama Tuhan pun tidak akan bisa menjamin bahwa dirinya setril dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik. Tetapi marilah kita belajar untuk satu jam saja menjaga atau memproteksi kehidupan kita dari hal-hal yang tidak benar, maka pastilah kita mampu untuk menghindarkan kehidupan kita dari tindakan-tindakan yang tidak baik.
Mari proteksi kehidupan (POHON) anda melalui tindakan membangun relasi yang intens dengan Tuhan yang adalah sumber kehidupan, maka karakter (BUAH) anda akan terpancar lewat tindakan yang penuh kebajikan dalam konteks kehidupan real bersesama tiap hari.
Marilah memulai jam pertama dalam setiap langkah kita untuk mencari apa yang Tuhan kehendaki dengan membaca firmanNya.
Marilah memulai jam pertama dalam setiap langkah kita untuk sujud dan khusyuk berdoa memohon kuasa, kasih dan bimbingan Roh KudusNya.
Marilah memulai jam pertama dalam setiap langkah kita untuk menyapa dengan penuh kelembutan setiap orang dan menyampaikan salam dan berkat kepadanya.
Marilah memulai jam pertama dalam setiap langkah kita untuk berkata: jangan kehendakku yang jadi, tetapi kehendakMulah yang jadi.
Jika kita sudah mampu memulai satu jam pertama itu, maka kita akan menjadi pribadi yang sudah belajar dan akan terus belajar menjadi baik di tengah-tengah angkatan yang bengkok ini. Ingatlah sabda Tuhan Yesus: "Bukan tiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga (Mat. 7:21)".
Selamat belajar untuk tiap jam menjadi pribadi yang baik.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin.
ReplyDeleteAmin...Amin...Amin...
ReplyDeleteTrima kasih atas Refleksinya.
TYM .
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete