Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-24 tanggal 24 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Lukas 7:36-50.
"Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan airmatanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamahNya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa (Luk. 7:37-39)".
Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehidupan anda diliputi sukacita dan terus diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Hampir semua orang memiliki rasa takut. Jangankan takut akan hantu misalnya, atau dirampok, atau diancam untuk dibunuh, atau takut gagal, dan masih banyak yang lain; tetapi ada satu ketakutan yang sering membuat seseorang tidak dapat mengambil sikap dan keputusan untuk bertindak, yakni "Takut dinilai salah atau dinilai tak becus". Dan rasa takut seperti ini dapat berdampak negatif, yakni seseorang tidak akan mengalami perkembangan bahkan tak dapat meraih tujuan hidupnya. Karena ketakutan seperti itu, yang bersangkutan akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan pada akhirnya tidak berbuat apa-apa. Perasaan takut seperti ini muncul karena merasa rendah diri, di mana ia merasa mempunyai kekurangan dibandingkan dengan orang lain.
Sebelum saya lebih jauh merefleksikan firman ini, saya justru tertarik pada fakta tentang binatang yang satu ini, yakni KELELAWAR yang menjadi inspirasi bagi saya untuk memahami maksud firman Tuhan.
Kelelawar adalah jenis binatang yang memiliki mata faset, yaitu suatu kondisi mata yang tidak dapat melihat jauh, apalagi pada malam hari. Uniknya, kelelawar justru hidup di tempat yang gelap dan terbang pada waktu malam hari. Jadi jika ia mengandalkan penglihatannya saja, maka sudah pasti kelelawar akan menabrak benda-benda yang ada di sekitarnya dan tentu tidak dapat mencari makanannya dalam kegelapan malam. Tetapi pada satu kekurangannya itu, Tuhan justru meletakkan satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh binatang yang lainnya, dan kelebihan itu disebut "EKOLOKASI". Ekolokasi atau yang disebut pula Biosonar atau Sonar Biologi adalah kemampuan untuk memperkirakan jarak benda dengan cara mengeluarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan mendengarkan pantulan suaranya setelah membentur objek di sekitarnya. Dengan menggunakan bunyi pantulan tersebut kelelawar bisa mengidentifikasi keberadaan objek. Jadi Biosonar akan membuat kelelawar dapat terbang cepat tanpa takut menabrak berbagai benda serta ia dapat dengan cepat menentukan lokasi makanan yang hendak diambil.
Saudaraku....
Seringkali kita hanya fokus pada satu hal yang kita anggap menjadi kekurangan yang ada pada diri kita dibandingkan dengan orang lain, sehingga kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh orang lain. Kekurangan yang mungkin hanya secuil itu justru dibesar-besarkan, sehingga timbul perasaan minder dan karena itu takut untuk bertindak atau melakukan sesuatu demi mencapai tujuan hidup. Ada perasaan takut karena merasa nanti salah, maka dia akan dikatain: "Sok tahu atau sok pintar". Padahal, kita hanya takut pada bayang-bayang yang belum tentu benar. Kita tidak sadar bahwa justru pada kekurangan yang ada itu, Tuhan mengaruniakan kelebihan yang jauh lebih besar dari kekurangan itu sendiri dan hal itu bisa jadi, tidak dimiliki oleh orang lain. Saya hanya mau mengatakan bahwa, sebodoh-bodohnya seseorang di mata orang lain, selalu saja Tuhan memberikan kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Jadi jika kelelawar mempunyai kekurangan pada matanya, yang dalam penilaian hukum alam, tidak akan mungkin mampu melihat atau pun terbang pada malam hari; namun faktanya, justru kelelawar hidup di tempat yang gelap dan ia terbang pada malam hari. Jika kelelawar diperlengkapi oleh Tuhan dengan kemampuan khusus yang diletakkan pada kekurangannya, maka demikian pula dengan masing-masing kita. Sudah pasti bahwa memang setiap kita tidak sempurna; selalu saja ada kekurangan yang melekat pada diri kita, tetapi hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa.
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini justru memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Wanita ini, -(siapa yang tidak kenal)-, ia sungguh-sungguh dikenal oleh semua orang sebagai wanita berdosa. Cap: "WANITA BERDOSA", itulah kekurangannya dan ia tidak memungkiri hal tersebut.
Tetapi haruskah karena itu dia pasrah menerima kenyataannya sebagai "WANITA BERDOSA"?.
Apakah dengan cap tersebut, dia akan tetap hidup dalam keberdosaannya?.
Apakah karena cap tersebut maka jalan menuju kepada hidup yang lebih baik dan lebih suci menjadi tertutup baginya?.
Wow...excellent!
Ternyata wanita ini mampu menerobos kekurangannya dengan mata imannya. Ia sadar bahwa jika ia tidak bergerak maju, maka ia akan tetap dalam keberdosaannya dan ia tidak akan pernah dipulihkan. Itulah sebabnya ia memberanikan diri untuk maju untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus. Sekalipun pertemuan dengan Yesus dalam kondisi yang tidak mungkin baginya untuk mendapat jamahan kuasa dan kasih Tuhan, namun ia tetap melangkah maju. Tidakkah perjumpaan itu terjadi di rumah seorang yang begitu keras memperjuangkan aturan: "tidak boleh begini dan tidak boleh begitu". Ya...di rumah seorang yang dipandang suci dan sesuatu yang dianggap suci tidak boleh bersentuhan dengan sesuatu yang dianggap najis. Ya...tidakkah orang-orang Farisi telah menetapkan batasan-batasan dalam berinteraksi dengan orang lain. Jadi, tempat dan situasi perjumpaan itu dirasa tidak tepat, namun wanita ini diberi EKOLOKASI untuk mengalami dan menikmati jamahan kuasa dan kasih Yesus; yang pada akhirnya, moment perjumpaan yang tidak tepat ini justru telah memuaskan hasrat dan dahaganya untuk mengalami pemulihan dan menerima keselamatan dari Tuhan.
Coba saudara-saudara bayangkan....
Jika wanita ini mempunyai perasaan takut untuk dinilai salah oleh orang lain; tentu ia tidak akan mengalami pemulihan, bukan? Dan seandainya Yesus sendiri berusaha untuk mempertahankan reputasiNya karena takut dicap salah oleh orang-orang Farisi, maka misi yang diembanNya pun akan tercemari, bukan? Sebab misiNya adalah: "datang bukan untuk mencari orang yang benar tetapi datang untuk mencari orang yang berdosa dan menyelamatkannya".
Tetapi...puji Tuhan; ternyata wanita ini berjiwa PEMBERANI, dan itulah kelebihan yang diletakkan Tuhan dalam kelemahannya; mata fasetnya karena cap "WANITA BERDOSA", tidak menjadi penghalang untuk datang kepada Tuhan; justru dengan kekurangan itu, ia semakin dipacu untuk dekat bahkan berada tepat di kaki Yesus. Pun demikian dengan Tuhan Yesus; Ia mempunyai otoritas mutlak yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak mana pun juga. Ia berhak untuk menerima atau pun menolak orang lain tanpa interpensi siapapun, kecuali Bapa. Dan inilah kehendak Bapa karena kasihNya: "Ia mengutus AnakNya yang tunggal, barangsiapa yang datang dan percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16)".
Saudaraku....
Saya hanya mau mengatakan hal ini:
"Apapun keadaan anda, tangan Tuhan terbuka menyambut anda. Karena itu, jangan bebani pikiranmu dan jangan cemari perasaan hatimu hanya karena orang menilai anda salah atau orang mengatakan bahwa anda adalah seorang yang berdosa, lalu anda menghukum diri anda untuk tidak mau datang kepada Tuhan karena anda telah berprasangka buruk tentang Tuhan. Yang pasti bahwa Tuhan tidak mempunyai penilaian demikian. Tuhan itu baik, dan Tuhan mau agar anda mengalami pemulihan dan menikmati keselamatanNya".
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-24 tanggal 24 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Lukas 7:36-50.
"Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi kakiNya itu dengan airmatanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu. Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamahNya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa (Luk. 7:37-39)".
Shalom bagimu.
Semoga hari ini kehidupan anda diliputi sukacita dan terus diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Hampir semua orang memiliki rasa takut. Jangankan takut akan hantu misalnya, atau dirampok, atau diancam untuk dibunuh, atau takut gagal, dan masih banyak yang lain; tetapi ada satu ketakutan yang sering membuat seseorang tidak dapat mengambil sikap dan keputusan untuk bertindak, yakni "Takut dinilai salah atau dinilai tak becus". Dan rasa takut seperti ini dapat berdampak negatif, yakni seseorang tidak akan mengalami perkembangan bahkan tak dapat meraih tujuan hidupnya. Karena ketakutan seperti itu, yang bersangkutan akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan dan pada akhirnya tidak berbuat apa-apa. Perasaan takut seperti ini muncul karena merasa rendah diri, di mana ia merasa mempunyai kekurangan dibandingkan dengan orang lain.
Sebelum saya lebih jauh merefleksikan firman ini, saya justru tertarik pada fakta tentang binatang yang satu ini, yakni KELELAWAR yang menjadi inspirasi bagi saya untuk memahami maksud firman Tuhan.
Kelelawar adalah jenis binatang yang memiliki mata faset, yaitu suatu kondisi mata yang tidak dapat melihat jauh, apalagi pada malam hari. Uniknya, kelelawar justru hidup di tempat yang gelap dan terbang pada waktu malam hari. Jadi jika ia mengandalkan penglihatannya saja, maka sudah pasti kelelawar akan menabrak benda-benda yang ada di sekitarnya dan tentu tidak dapat mencari makanannya dalam kegelapan malam. Tetapi pada satu kekurangannya itu, Tuhan justru meletakkan satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh binatang yang lainnya, dan kelebihan itu disebut "EKOLOKASI". Ekolokasi atau yang disebut pula Biosonar atau Sonar Biologi adalah kemampuan untuk memperkirakan jarak benda dengan cara mengeluarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan mendengarkan pantulan suaranya setelah membentur objek di sekitarnya. Dengan menggunakan bunyi pantulan tersebut kelelawar bisa mengidentifikasi keberadaan objek. Jadi Biosonar akan membuat kelelawar dapat terbang cepat tanpa takut menabrak berbagai benda serta ia dapat dengan cepat menentukan lokasi makanan yang hendak diambil.
Saudaraku....
Seringkali kita hanya fokus pada satu hal yang kita anggap menjadi kekurangan yang ada pada diri kita dibandingkan dengan orang lain, sehingga kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh orang lain. Kekurangan yang mungkin hanya secuil itu justru dibesar-besarkan, sehingga timbul perasaan minder dan karena itu takut untuk bertindak atau melakukan sesuatu demi mencapai tujuan hidup. Ada perasaan takut karena merasa nanti salah, maka dia akan dikatain: "Sok tahu atau sok pintar". Padahal, kita hanya takut pada bayang-bayang yang belum tentu benar. Kita tidak sadar bahwa justru pada kekurangan yang ada itu, Tuhan mengaruniakan kelebihan yang jauh lebih besar dari kekurangan itu sendiri dan hal itu bisa jadi, tidak dimiliki oleh orang lain. Saya hanya mau mengatakan bahwa, sebodoh-bodohnya seseorang di mata orang lain, selalu saja Tuhan memberikan kelebihan khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Jadi jika kelelawar mempunyai kekurangan pada matanya, yang dalam penilaian hukum alam, tidak akan mungkin mampu melihat atau pun terbang pada malam hari; namun faktanya, justru kelelawar hidup di tempat yang gelap dan ia terbang pada malam hari. Jika kelelawar diperlengkapi oleh Tuhan dengan kemampuan khusus yang diletakkan pada kekurangannya, maka demikian pula dengan masing-masing kita. Sudah pasti bahwa memang setiap kita tidak sempurna; selalu saja ada kekurangan yang melekat pada diri kita, tetapi hal itu tidak boleh menjadi alasan bagi kita untuk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa.
Saudaraku...
Firman Tuhan hari ini justru memberi pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Wanita ini, -(siapa yang tidak kenal)-, ia sungguh-sungguh dikenal oleh semua orang sebagai wanita berdosa. Cap: "WANITA BERDOSA", itulah kekurangannya dan ia tidak memungkiri hal tersebut.
Tetapi haruskah karena itu dia pasrah menerima kenyataannya sebagai "WANITA BERDOSA"?.
Apakah dengan cap tersebut, dia akan tetap hidup dalam keberdosaannya?.
Apakah karena cap tersebut maka jalan menuju kepada hidup yang lebih baik dan lebih suci menjadi tertutup baginya?.
Wow...excellent!
Ternyata wanita ini mampu menerobos kekurangannya dengan mata imannya. Ia sadar bahwa jika ia tidak bergerak maju, maka ia akan tetap dalam keberdosaannya dan ia tidak akan pernah dipulihkan. Itulah sebabnya ia memberanikan diri untuk maju untuk berjumpa dengan Tuhan Yesus. Sekalipun pertemuan dengan Yesus dalam kondisi yang tidak mungkin baginya untuk mendapat jamahan kuasa dan kasih Tuhan, namun ia tetap melangkah maju. Tidakkah perjumpaan itu terjadi di rumah seorang yang begitu keras memperjuangkan aturan: "tidak boleh begini dan tidak boleh begitu". Ya...di rumah seorang yang dipandang suci dan sesuatu yang dianggap suci tidak boleh bersentuhan dengan sesuatu yang dianggap najis. Ya...tidakkah orang-orang Farisi telah menetapkan batasan-batasan dalam berinteraksi dengan orang lain. Jadi, tempat dan situasi perjumpaan itu dirasa tidak tepat, namun wanita ini diberi EKOLOKASI untuk mengalami dan menikmati jamahan kuasa dan kasih Yesus; yang pada akhirnya, moment perjumpaan yang tidak tepat ini justru telah memuaskan hasrat dan dahaganya untuk mengalami pemulihan dan menerima keselamatan dari Tuhan.
Coba saudara-saudara bayangkan....
Jika wanita ini mempunyai perasaan takut untuk dinilai salah oleh orang lain; tentu ia tidak akan mengalami pemulihan, bukan? Dan seandainya Yesus sendiri berusaha untuk mempertahankan reputasiNya karena takut dicap salah oleh orang-orang Farisi, maka misi yang diembanNya pun akan tercemari, bukan? Sebab misiNya adalah: "datang bukan untuk mencari orang yang benar tetapi datang untuk mencari orang yang berdosa dan menyelamatkannya".
Tetapi...puji Tuhan; ternyata wanita ini berjiwa PEMBERANI, dan itulah kelebihan yang diletakkan Tuhan dalam kelemahannya; mata fasetnya karena cap "WANITA BERDOSA", tidak menjadi penghalang untuk datang kepada Tuhan; justru dengan kekurangan itu, ia semakin dipacu untuk dekat bahkan berada tepat di kaki Yesus. Pun demikian dengan Tuhan Yesus; Ia mempunyai otoritas mutlak yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak mana pun juga. Ia berhak untuk menerima atau pun menolak orang lain tanpa interpensi siapapun, kecuali Bapa. Dan inilah kehendak Bapa karena kasihNya: "Ia mengutus AnakNya yang tunggal, barangsiapa yang datang dan percaya kepadaNya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16)".
Saudaraku....
Saya hanya mau mengatakan hal ini:
"Apapun keadaan anda, tangan Tuhan terbuka menyambut anda. Karena itu, jangan bebani pikiranmu dan jangan cemari perasaan hatimu hanya karena orang menilai anda salah atau orang mengatakan bahwa anda adalah seorang yang berdosa, lalu anda menghukum diri anda untuk tidak mau datang kepada Tuhan karena anda telah berprasangka buruk tentang Tuhan. Yang pasti bahwa Tuhan tidak mempunyai penilaian demikian. Tuhan itu baik, dan Tuhan mau agar anda mengalami pemulihan dan menikmati keselamatanNya".
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment