Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-11 tanggal 11 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : 1 Korintus 9:24-27 dan Amsal 16:32.
"Dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu, berlarilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (1 Kor. 24).... Orang yang sabar melebih seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota (Amsal 16:32)".
Shalom bagimu.
Semoga hidup anda hari ini tetap diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Pada renungan kemarin kita belajar tentang kedisiplinan dalam kaitannya dengan ketaatan melakukan perintah Allah. Dan pada hari ini saya mengajak anda untuk lebih lagi memahami bahwa buah dari kedisiplinan itu sendiri adalah KEMENANGAN.
Ada suatu kisah yang bagi saya sangat inspiratif berkenaan dengan tema hari ini: "Terus Berlari Menggapai Kemenangan". Kisah itu berawal pada perhelatan akbar Olimpiade ke-19 di Mexico City 1968. Adalah seorang Pelari Marathon bernama John Stephen Akhwari yang mewakili negaranya (Tanzania). Ia menjadi pusat perhatian dan pemberitaan pada perhelatan itu bukan karena ia keluar sebagai juara; ia sama sekali tidak meraih apapun pada event tersebut karena justru dialah peserta yang terakhir mencapai garis finish ketika para penonton hendak meninggalkan stadion karena menganggap lomba sudah usai.
Lalu mengapa ia terkenal?.
Ia menjadi terkenal berkat perjuangan yang PANTANG MENYERAH. John mengalami insiden di mana kakinya tiba-tiba kram dan ia berhenti sehingga sejumlah pelari menabraknya dan ia terjatuh dengan sendiri tergeser dan memar di bahu. 11 orang pelari memilih untuk tidak melanjutkan lomba, namun John tidak menyerah. Dengan terpincang-pincang dan dengan lutut yang dibebat kain, ia terus berlari dan masuk ke stadion. Para penonton sudah mulai beranjak untuk meninggalkan stadion, namun tiba-tiba mereka mendengar pengumuman bahwa masih ada pelari yang masuk stadion menuju garis finish. Penonton kemudian berbalik dan menyaksikan John dengan terpincang-pincang dan kaki yang dibebat dengan kain itu berusaha mencapai garis finish. Seketika itu stadion bergemuruh di mana penonton memberikan "Standing Ovation".
Ketika ia ditanya mengapa ia terus berlari dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan lomba apalagi meraih medali, ia pun berkata:
"My country did not send me 5.000 miles to start the race, they sent me 5.000 miles to finish the race = Negara saya tidak mengirim saya untuk terbang 5.000 mil jauhnya hanya untuk start berlari. Mereka mengirim saya untuk menyelesaikan lomba".
Ia pun diberi gelar: "A King without Crown = Raja tanpa Mahkota". Dan tahun 1983, ia dianugerahi penghargaan: National Hero Medal of Honor.
Sungguh mental yang sangat luar biasa, bukan? Sebab di tengah ketidak-mungkinan, ia tidak berhenti melainkan terus berlari...berlari....dan berlari.
Saudaraku...
Kita semua sangat perlu memiliki sikap dan prinsip hidup seperti John Stephen Akhwari yang tidak mudah menyerah walau harus menjalani hidup yang penuh dengan tantangan, rintangan dan cobaan. Sabar dan Pantang Menyerah harus menjadi prinsip hidup bagi setiap anak-anak Tuhan untuk mencapai tujuan imannya, yakni menggapai Mahkota Al-Hayat yang dijanjikan itu. Tantangan, rintangan dan cobaan bukanlah alasan untuk berhenti dalam perjuangan menggapai kemenangan. Dan ingatlah bahwa Allah tida menilai apakah anda menjadi yang terdepan atau yang terakhir; tetapi yang diinginkanNya adalah: "Hendaklah engkau setia sampai mati/akhir, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu Mahkota Kehidupan/Crown of Life (Why. 2:10b)".
Sekarang saya mengajak anda untuk memposisikan diri sebagai seorang atlit yang diutus untuk berlomba mewakili negara anda. Jika Alkitab menunjukkan bahwa kewarganegaraan anda adalah kewarganegaraan sorgawi, maka martabat negara ada di atas pundak anda. Sepanjang lintasan, mulai dari titik start sampai garis finish, begitu banyak penonton menyaksikankan anda berlari bersama dengan peserta lainnya dan masing-masing membawa simbol negaranya, termasuk anda. Dan ingatlah bahwa anda diutus bukan untuk memulai start, tetapi anda harus menuntaskannya sampai garis finish. Memang sebuah kebanggaan jika anda keluar dengan mengangkat piala, tetapi menjadi sebuah kehormatan jika anda dapat menyelesaikan perlombaan itu dengan baik dan benar.
Saudaraku...
Saya mau mengatakan hal ini kepada anda:
Tuhan memiliki rencana besar untuk kehidupan anda sepanjang tahun ini.
Katakan "AMIN" untuk hal tersebut, karena Tuhan yang anda percaya adalah Tuhan Yang Dahsyat.
Tetapi Tuhan mau supaya anda tidak mudah menyerah ketika perjalanan hidup anda harus berbenturan dengan berbagai kesulitan, tantangan dan cobaan. Anda harus menyadari bahwa bisa jadi, Tuhan memakai berbagai persoalan yang ada untuk melatih kesabaran anda. Dan satu hal pula yang anda harus meyakini bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anda. Tuhan ada bersamamu dan Tuhan tetap bersabar dalam mendampingi perjalanan hidupmu. Ya... inilah yang Tuhan katakan dan tegaskan kepadamu: Kuatkan dan teguhkan hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu...;jangan menyimpang ke kiri atau ke kanan, supaya engkau beruntung ke mana pun engkau pergi...jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau ke mana pun engkau pergi (Yos. 1:7-9).
Karena itu..
Teruslah berlari...berlari... dan berlari, sebab kemenanganmu di dalam Tuhan adalah PASTI.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-11 tanggal 11 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : 1 Korintus 9:24-27 dan Amsal 16:32.
"Dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu, berlarilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! (1 Kor. 24).... Orang yang sabar melebih seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota (Amsal 16:32)".
Shalom bagimu.
Semoga hidup anda hari ini tetap diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Pada renungan kemarin kita belajar tentang kedisiplinan dalam kaitannya dengan ketaatan melakukan perintah Allah. Dan pada hari ini saya mengajak anda untuk lebih lagi memahami bahwa buah dari kedisiplinan itu sendiri adalah KEMENANGAN.
Ada suatu kisah yang bagi saya sangat inspiratif berkenaan dengan tema hari ini: "Terus Berlari Menggapai Kemenangan". Kisah itu berawal pada perhelatan akbar Olimpiade ke-19 di Mexico City 1968. Adalah seorang Pelari Marathon bernama John Stephen Akhwari yang mewakili negaranya (Tanzania). Ia menjadi pusat perhatian dan pemberitaan pada perhelatan itu bukan karena ia keluar sebagai juara; ia sama sekali tidak meraih apapun pada event tersebut karena justru dialah peserta yang terakhir mencapai garis finish ketika para penonton hendak meninggalkan stadion karena menganggap lomba sudah usai.
Lalu mengapa ia terkenal?.
Ia menjadi terkenal berkat perjuangan yang PANTANG MENYERAH. John mengalami insiden di mana kakinya tiba-tiba kram dan ia berhenti sehingga sejumlah pelari menabraknya dan ia terjatuh dengan sendiri tergeser dan memar di bahu. 11 orang pelari memilih untuk tidak melanjutkan lomba, namun John tidak menyerah. Dengan terpincang-pincang dan dengan lutut yang dibebat kain, ia terus berlari dan masuk ke stadion. Para penonton sudah mulai beranjak untuk meninggalkan stadion, namun tiba-tiba mereka mendengar pengumuman bahwa masih ada pelari yang masuk stadion menuju garis finish. Penonton kemudian berbalik dan menyaksikan John dengan terpincang-pincang dan kaki yang dibebat dengan kain itu berusaha mencapai garis finish. Seketika itu stadion bergemuruh di mana penonton memberikan "Standing Ovation".
Ketika ia ditanya mengapa ia terus berlari dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk menyelesaikan lomba apalagi meraih medali, ia pun berkata:
"My country did not send me 5.000 miles to start the race, they sent me 5.000 miles to finish the race = Negara saya tidak mengirim saya untuk terbang 5.000 mil jauhnya hanya untuk start berlari. Mereka mengirim saya untuk menyelesaikan lomba".
Ia pun diberi gelar: "A King without Crown = Raja tanpa Mahkota". Dan tahun 1983, ia dianugerahi penghargaan: National Hero Medal of Honor.
Sungguh mental yang sangat luar biasa, bukan? Sebab di tengah ketidak-mungkinan, ia tidak berhenti melainkan terus berlari...berlari....dan berlari.
Saudaraku...
Kita semua sangat perlu memiliki sikap dan prinsip hidup seperti John Stephen Akhwari yang tidak mudah menyerah walau harus menjalani hidup yang penuh dengan tantangan, rintangan dan cobaan. Sabar dan Pantang Menyerah harus menjadi prinsip hidup bagi setiap anak-anak Tuhan untuk mencapai tujuan imannya, yakni menggapai Mahkota Al-Hayat yang dijanjikan itu. Tantangan, rintangan dan cobaan bukanlah alasan untuk berhenti dalam perjuangan menggapai kemenangan. Dan ingatlah bahwa Allah tida menilai apakah anda menjadi yang terdepan atau yang terakhir; tetapi yang diinginkanNya adalah: "Hendaklah engkau setia sampai mati/akhir, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu Mahkota Kehidupan/Crown of Life (Why. 2:10b)".
Sekarang saya mengajak anda untuk memposisikan diri sebagai seorang atlit yang diutus untuk berlomba mewakili negara anda. Jika Alkitab menunjukkan bahwa kewarganegaraan anda adalah kewarganegaraan sorgawi, maka martabat negara ada di atas pundak anda. Sepanjang lintasan, mulai dari titik start sampai garis finish, begitu banyak penonton menyaksikankan anda berlari bersama dengan peserta lainnya dan masing-masing membawa simbol negaranya, termasuk anda. Dan ingatlah bahwa anda diutus bukan untuk memulai start, tetapi anda harus menuntaskannya sampai garis finish. Memang sebuah kebanggaan jika anda keluar dengan mengangkat piala, tetapi menjadi sebuah kehormatan jika anda dapat menyelesaikan perlombaan itu dengan baik dan benar.
Saudaraku...
Saya mau mengatakan hal ini kepada anda:
Tuhan memiliki rencana besar untuk kehidupan anda sepanjang tahun ini.
Katakan "AMIN" untuk hal tersebut, karena Tuhan yang anda percaya adalah Tuhan Yang Dahsyat.
Tetapi Tuhan mau supaya anda tidak mudah menyerah ketika perjalanan hidup anda harus berbenturan dengan berbagai kesulitan, tantangan dan cobaan. Anda harus menyadari bahwa bisa jadi, Tuhan memakai berbagai persoalan yang ada untuk melatih kesabaran anda. Dan satu hal pula yang anda harus meyakini bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anda. Tuhan ada bersamamu dan Tuhan tetap bersabar dalam mendampingi perjalanan hidupmu. Ya... inilah yang Tuhan katakan dan tegaskan kepadamu: Kuatkan dan teguhkan hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu...;jangan menyimpang ke kiri atau ke kanan, supaya engkau beruntung ke mana pun engkau pergi...jangan kecut dan tawar hati, sebab Tuhan Allahmu, menyertai engkau ke mana pun engkau pergi (Yos. 1:7-9).
Karena itu..
Teruslah berlari...berlari... dan berlari, sebab kemenanganmu di dalam Tuhan adalah PASTI.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment