Laman

Tuesday, January 30, 2018

TIDAK ADA PLUS-MINUS: Menjadi Murid Yang Melayani (1)

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-31 tanggal 31 Januari 2018 - Pdt. Joni Delima).

-Refleksi ini saya dedikasikan buat 40 orang yang terpilih untuk diutus menjadi Majelis Gereja Toraja Jemaat Masale periode 2018 - 2021 dalam Jabatan Penatua (20 orang) dan Diaken (20 orang) pada hari minggu tanggal 4 Pebruari 2018-

Bacaan : Yohanes 1:35-51.

"Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat bahwa mereka mengikuti Dia lalu berkata kepada mereka: Apakah yang kamu cari? Kata mereka kepadaNya: Rabi (artinya = Guru), di manakah Engkau tinggal? Ia berkata kepada mereka: Marilah dan kamu akan melihat...Filipus bertemu Natanael dan berkata kepadanya: kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret. Kata Natanael kepadanya: Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret? (Yoh. 1:38-39, 45-46)".

Shalom bagimu.
Semoga hari ini hidup anda diberkati.

Saudaraku...
Sepanjang menjalankan tugas panggilan pelayanan, saya menyaksikan ada dua tipe warga jemaat dan terlebih pejabat gerejawi yang saling bertolak-belakang dan sangat sulit untuk dipertemukan atau pun diperdamaikan. Namun pun demikian, kedua-duanya mempunyai sumbangsih positif bagi kemajuan persekutuan. Yang satu sangat pro-aktif dalam setiap kegiatan, sehingga sangat susah untuk diajak bersabar dalam menunggu; sedangkan yang satunya lagi banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk melakukan ini dan itu, dan pergerakan mereka sangat lamban namun pasti.Mereka cenderung menunggu sampai tiba waktu yang baik atau tepat untuk melakukan pergerakan.

Singkatnya saya mau mengatakan ini:
Yang satu adalah tipe orang yang "To the Point", dan tipe seperti ini cenderung pada pembuktian bukan pada konsep pikiran atau ucapan/kata-kata. Mereka cenderung memiliki sifat "Egois, namun Teguh pada Prinsip dan Sangat Realistis". Mereka adalah orang-orang yang lebih mementingkan KERJA dari pada DEBAT. Mereka cenderung pada HASIL AKHIR, bukan pada KONSEP atau RANCANGAN. Tipe seperti ini tidak betah untuk duduk lama saat rapat dan tidak suka mendengarkan orang ngoceh sana-sini. Ya...tipe orang seperti ini tidak suka yang ribet, tetapi to the point, seperti ucapan Jusuf Kalla: "Lebih cepat lebih baik".

Sedangkan tipe yang satunya lagi "Wait and See", tipe ini cenderung "pasif namun selalu waspada". Karena itu, tipe seperti ini cenderung menunggu aksi orang lain baru ia beraksi. Tipe seperti ini sangat lamban pergerakannya tetapi ketika melakukan apa yang dikehendakinya maka ia cenderung sulit dihentikan sebelum berhasil. Tipe seperti ini enak untuk diajak bicara tetapi sangat sulit untuk diajak gerak cepat dan bertindak. Jika ada masalah sekecil apa pun, selalu meminta untuk duduk membicarakannya, merencanakan dan merancang penyelesaiannya, setelah itu baru bertindak. Memang nampak bahwa tipe seperti ini cenderung tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat untuk mengambil keputusan, karena itu mereka menunggu masukan dari orang lain. Tipe seperti ini tidak terlalu mempersoalkan dan tidak memusingkan keribetan, yang penting sudah dipikirkan matang-matang sebelum melakukan sesuatu. Prinsipnya ialah: "Biar lambat asal tepat dan biar lama asal selesai dengan baik = alon-alon asal kelakon".

Saudaraku....
Siapa pun kita, kita akan selalu dipertemukan dengan dua tipe manusia yang demikian; dan bisa jadi diri kita adalah salah satu dari tipe tersebut. Memang keduanya punya PLUS dan MINUS, karena itu kita tidak dapat mengatakan bahwa yang satu lebih baik dan pada yang lainnya. Dan tidak akan mungkin kita memilih salah satu dari keduanya dalam menjawab panggilan pelayanan.

Mengapa?.

Karena kedua-duanya sangat dibutuhkan bagi kemajuan pelayanan bersama. Jika kedua-duanya dapat dimobolisasi dengan baik maka hal itu dapat menjadi motor dalam perjalanan pelayanan yang tepat dan berdaya guna.

Dan Firman Tuhan hari ini menyinggung tentang panggilan murid-murid yang pertama, dan dari masing-masing mereka yang dipanggil memiliki karakter yang berbeda. Ada yang hanya mendengar khotbah Yohanes Pembaptis lalu mereka merespons apa yang mereka dengar tanpa ada panggilan khusus yang datang kepada mereka dari Tuhan Yesus. Mereka mengikut dan menjadi murid Tuhan Yesus karena percaya pada Firman yang didengar dan yang dilihatnya. Karena itu, ketika mereka mengikuti Tuhan Yesus lalu Tuhan Yesus menoleh ke belakang dan bertanya: "Apa yang kamu cari?", mereka tidak memberi jawaban yang ribet atau bertele-tele. Justru mereka bertanya: "Rabi, di manakah Engkau Tinggal". Karena itu Tuhan Yesus memberi jawaban yang simple: "Marilah dan kamu akan melihatnya". Tipe orang seperti  ini sangat simple; "yang penting percaya dan melakukan apa perintahNya, itu sudah lebih dari debat teologis yang sering menguras waktu, pikiran dan tenaga". Istilah pak Jokowi: "Kerja....kerja....kerja".

Sang penulis kitab Injil Yohanes menyebutkan bahwa salah satu dari mereka adalah Andreas saudara Simon Petrus. Andreas, -(yang sebelumnya adalah murid Yohanes Pembaptis)-, adalah tipe orang yang mempunyai kepercayaan diri yang begitu tinggi, tidak banyak neko-neko tetapi langsung bertindak. Melalui Andreaslah, berita tentang Tuhan Yesus datang kepada Simon Petrus.

Pun demikian, ketika Tuhan Yesus bertemu dengan Filipus yang berasal dari Betsaida, Filipus langsung merespons panggilan Tuhan Yesus. Ia kemudian menyampaikan pesan dari apa yang dilihatnya kepada Natanael.  Antara Filipus dan Natanael berlangsung debat teologis tentang Sang Mesias. Filipus menyatakan bahwa apa yang dituliskan dalam Kitab Taurat Musa dan yang dinubuatkan para nabi telah digenapi di dalam dan melalui kehadiran Tuhan Yesus. Tapi persoalannya tidak berhenti di situ. Masalah muncul ketika menyebut nama NAZARET.

Di kalangan intelektual Yahudi dan ahli-ahli Taurat, tak akan mungkinlah Mesias datang dari tempat itu. Mesias harus terlahir dari keturunan raja Daud. Dari tempat mana Raja Daud muncul dan dibesarkan, maka dari tempat itu pula Sang Mesias harus muncul; bukan dari Nazaret. Coba anda bayangkan, mengadapi seorang seperti Natanael, dibutuhkan kesabaran untuk meyakinkannya. Tetapi pada akhirnya, yang bersangkutan ketika bertindak maka sangat sulit untuk dihentikan. Dan itulah yang terjadi, ketika ia sendiri bertemu langsung dengan Tuhan Yesus, maka keluarlah dari mulutnya pengakuan Iman yang sesungguhnya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel".

Saudaraku...
Saya tidak terlalu mempersoalkan pada tipe mana anda berada. Apapun tipe anda, itu tidak penting bagi Tuhan; tetapi yang terpenting adalah: "siapkan anda memberi diri untuk dipakai dalam memperkenalkan atau mewartakan tentang kasih dan rahmat Tuhan dan tentang keselamatan yang hanya mungkin dialami melalui dan hanya di dalam Tuhan Yesus". Dan anda harus mengingat hal ini: bahwa tidak ada patokan "PLUS atau MINUS" yang dipakai oleh Tuhan Yesus untuk merekrut anda, kecuali pertanyaan ini: "Siapakah yang akan Kuutus dan siapakah yang mau pergi untuk Aku (Yes. 6:8)".

Yang dicari oleh Tuhan adalah "Pribadi yang siap menghamba dan siap dibentuk menjadi muridNya".

Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkati.

1 comment:

  1. Amin...Amin...Amin...
    Biarlah mereka yang terpanggil siap menjadi hamba dan muridNya.
    Trima kasih atas Refleksinya.
    TYM .

    ReplyDelete

Web gratis

Web gratis
Power of Love