Laman

Saturday, February 17, 2018

Perjanjian Yang Menyelamatkan

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-49 tanggal 18 Pebruari 2018 - Pdt. Joni Delima).

Khotbah Minggu I Pra Paskah.
Disampaikan Dalam Ibadah Raya Jemaat.
Di Gereja Toraja Jemaat Masale.

Bacaan :
(1). Kejadian 9:8-17 (Bahan Utama Khotbah).
(2). 1 Petrus 3:18-22.
(3). Markus 1:9-15.

"Aku akan mengingat perjanjianKu yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjianKu yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi (Kej. 9:15-16)".

Shalom bagimu.
Semoga anda mengalami kasih dan berkat Tuhan hari ini dari dalam BaitNya.

Saudaraku...
Setiap orang pastilah tidak asing lagi dengan kata "PERJANJIAN". Kata ini sudah menjadi konsumsi kita setiap saat. Dari orang dewasa sampai anak-anak mengetahuinya. Dan kata ini berlaku di semua lini kehidupan.
Contoh:
Kepada seseorang yang sedang melamar pekerjaan di sebuah perusahaan swasta dan ternyata lamarannya itu diterima, maka kepadanya disodorkan ikatan perjanjian kontrak kerja. Demikian juga dengan seorang PNS mempunyai Perjanjian Ikatan Dinas dengan lembaga di mana dia berkarya. Dan dalam dunia bisnis pun kita kenal adanya ikatan perjanjian jual-beli. Demikianlah jika kita akan membeli sebidang tanah, untuk mendapatkan jaminan keabsahan atas tanah yang diperjual-belikan itu agar tidak digugat di kemudian hari, maka perlu adanya perjanjian bersama yang ditandatangani di atas kertas bermaterai di hadapan seorang Notaris atau PPAT, untuk membuat apa yang disebut Akte Jual-Beli.

Jangankan hal-hal yang saya sebutkan di atas itu kita kenal, ternyata kita pun setiap hari tidak luput dari apa yang disebut "JANJI".

Kita berjanji pada diri sendiri untuk melakukan yang terbaik ketika kita merasa gagal mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, ataukah kita mendapatkannya namun hal itu tidak sempurna, maka kita berjanji untuk lebih serius dan fokus lagi melakukan ini dan itu agar bisa mendapatkan yang sempurna. Kita berjanji dihadapan orang lain; entah itu istri terhadap suami atau suami terhadap istri, untuk setia satu dengan yang lain, untuk tidak saling menyakiti satu dengan yang lain, untuk saling memperhatikan satu dengan yang lain, untuk melakukan ini dan itu demi menyenangkan pasangan masing-masing, dan lain sebagainya. Seorang anak ketika gagal mendapatkan nilai yang baik, di hadapan orangtuanya ia berjanji untuk semakin giat belajar agar semester berikut, nilainya semakin meningkat dan bahkan semakin sempurna.

Dalam kaitan dengan kehidupan spiritual, setiap saat kita mengakui kesalahan kita di hadapan Allah dan kita berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi. Pun ketika kita membangun maligai rumah tangga, kita berjanji di hadapan Tuhan untuk hidup kudus agar tercipta apa yang disebut keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Ketika kita membawa anak-anak kita untuk dibaptiskan, kita berjanji untuk menuntun anak itu dalam pengenalan yang benar akan Allah. Ketika anak kita beranjak menjadi seorang pemuda, mereka pun berjanji dalam menerima peneguhan sidi. Bapa-ibu yang baru beberapa minggu diteguhkan dalam jabatan selaku Penatua dan Diaken pun berjanji di hadapan Allah untuk setia menjalankan amanat pelayanan. Bahkan saya sendiri selaku Hamba Tuhan pada saat diurapi dan setiap kali mutasi lalu diteguhkan; pun berjanji di hadapan Tuhan untuk melaksanakan tugas kependetaan dengan baik dan setia.

Sekali lagi saudaraku...
Perkataan "Perjanjian atau Janji" adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga kita. Dan kita pun sadar bahwa konsekwensi ketika kita melanggar perjanjian atau ingkar janji, itu sangatlah fatal. Sanksi materi atau hukuman badani mungkin saja tidak menjadi beban yang terlalu berat untuk kita terima dan kita tanggung; tetapi "Sanksi Sosial", itulah yang paling menyakitkan dan takkan pernah terobati. Sekali pun kita sadari akan konsekwensi-konsekwensi yang ditimbulkan ketika kita melanggar perjanjian atau ingkar janji, namun natur kita sebagai manusia adalah "mudah mengucapkan janji tetapi sangat sulit untuk menepati janji".

Saudara-saudaraku...
Bagian dari perikop bacaan kita oleh Lembaga Alkitab Indonesia diberi judul" Perjanjian Allah dengan Nuh". Tentu timbul pertanyaan dalam hati kita; ada apa sehingga Allah berjanji kepada Nuh? Adakah sesuatu yang salah yang dilakukan oleh Allah sehingga Allah harus mengucapkan janjiNya di hadapan Nuh yang notebene hanyalah seorang manusia seperti saudara dan saya? Seharusnya bukan Allah yang berjanji, yang harus berjanji itu adalah Nuh?.

Perjanjian yang dilakukan Allah dengan Nuh itu bukan karena Nuh dan keluarganya baik, tetapi mutlak adalah inisiatif Allah yang melihat bahwa betapa dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan oleh dosa jikalau Allah menjadikan hal tersebut sebagai standar untuk menjatuhkan penghukumanNya kepada manusia. Imbas dari hukuman atas keberdosaan itu adalah kerusakan seluruh ciptaan. Tuhan sendiri merasa ngeri melihat apa yang telah Ia perbuat, sekalipun "yang Allah perbuat itu 1000% adalah BENAR". Sekali lagi saudaraku...di mata Tuhan, upah atas keberdosaan itu sangat mengerikan dan manusia tidak akan mungkin menyelamatkan dirinya dan dunianya. Karena itu dalam Kej. 8:21b-22, Allah berjanji pada diriNya sendiri sebelum janji itu disampaikannya kepada Nuh dan keluarganya: "Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekali pun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam".

Menarik saudaraku, bahwa janji ini diucapkan Allah di hadapan manusia, tetapi isi dari janji itu bukan hanya menyangkut keselamatan manusia semata, tetapi keselamatan seluruh ciptaan. Nuh menjadi perantara dari ikatan perjanjian tersebut untuk keselamatan seluruh ciptaan.
Mengapa demikian?.
Karena Nuh mendapat kasih karunia di hadapan Tuhan.
Mengapa Nuh mendapat kasih karunia itu?.
Oleh karena gaya hidupnya yang tidak mengikuti arus dunia ini. Di tengah-tengah kebobrokan moral manusia pada zamannya, Nuh berusaha untuk hidup benar dengan tetap melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Dalam Kej. 6:9, kita mendapatkan catatan dari gaya hidup Nuh, bahwa: "Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah".

Saudaraku...
Pasca peristiwa air bah, Nuh dan keluarganya serta semua mahkluk yang bersamanya memulai hidup yang baru, yakni hidup dalam "PENYEMBAHAN". Dan betapa dahsyatnya pengaruh dari "PENYEMBAHAN" itu, yakni Nuh dan alam ini diberkati. Saya mau menegaskan hal ini kepada seluruh sidang jemaat bahwa; "Saat Tuhan mencium bau korban dari apa yang dipersembahkan Nuh, hati Tuhan tersentuh dan Tuhan menyatakan berkatNya.  Demikian jugalah dengan saudara dan saya, ketika anda dan saya menyatakan penyembahan di hadapan Tuhan dan kita membawa korban syukur serta persembahan kita yang terbaik, maka hati Tuhan akan tersentuh dan Tuhan pun berjanji untuk terus memberikan dan mengalirkan berkatNya dalam kehidupan saadara dan saya". Katakan "AMIN" itu hal ini.

Saudaraku...
Hari minggu ini adalah Minggu I Pra Paskah. Selama 6 minggu ke depan, kita diajak untuk merenungkan ada apa di balik sengsara dan kematian Kristus. Selama 6 minggu ke depan kita akan diajak untuk memaknai pengorbanan Kristus itu. Kenangan-kenangan selama kita merayakan masa-masa Pra Paskah, akan membuka mata iman kita; bahwa betapa dahsyatnya dampak yang ditimbulkan oleh dosa, dan tetapi Tuhan mengingat janji yang telah diucapkanNya kepada Nuh, dan karena itu, Yesus Kristus menjadi tumbal atas keberdosaan itu. Pengorbanan Yesus Kristus adalah penyembahan yang benar dan korban yang sempurna; yang olehnya hidup kita disucikan dan kita mendapatkan jaminan keselamatan yang pasti.

1 comment:

  1. Trimakasih kotbah yg bapak tuliskan mediasosial ini sy sangat senang membacanya mudah mudahan iman sy semakin bertumbuh setelah membacanya Tuhan Yesus memberkati bapak dan keluaga amin

    ReplyDelete

Web gratis

Web gratis
Power of Love