Laman

Wednesday, March 7, 2018

Berpikirlah dan Bertindaklah Untuk Perkara Yang Besar

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-66 tanggal 7 Maret 2018 - Pdt. Joni Delima).

Censura Morum hari ke-19 Masa Pra Paskah.

Bacaan : Matius 12:1-8.

"Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah (Mat. 12:7)".

Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda tetap diberkati Tuhan.

Saudaraku...
John Mason Neale (1818 - 1866), seorang pendeta Gereja Kristen Anglican dan seorang penulis yang sangat terkenal, menuliskan sebuah ungkapan yang menurut saya sangat menohok kecenderungan setiap kita yang terlalu meributkan hal-hal yang kecil sehingga peluang untuk mendapatkan sesuatu yang besar yang sudah di depan mata menjadi hilang. Ia mengatakan seperti ini:
"Jangan habiskan waktu senilai satu dollar untuk hasil senilai satu sen".

Saya sendiri menangkap maksud John Mason Neale seperti ini:
"Jangan habiskan waktumu yang sangat berharga untuk mengurus perkara-perkara yang sangat sepele. Itu sama saja membuang peluang untuk mendapatkan sesuatu yang sangat besar dan sangat berharga. Hanya orang bodoh yang mau membayar satu dollar untuk mendapatkan barang senilai satu sen. Tetapi yang harus anda lakukan justru sebaliknya; manfaatkanlah waktu senilai satu sen untuk menghasilkan sesuatu yang seharga satu dollar bahkan kalau perlu mendapatkan 10 dollar".

Dari sinilah maka saya teringat dengan sebuah ilustrasi di mana seorang ayah menantang anaknya menjual pakaian bekas dengan harga US$ 1. Sang anakpun menyanggupinya. Lalu tidak berapa lama ia kembali membawa hasil senilai yang disampaikan oleh ayahnya.

Lalu kemudian sang ayah menantang anaknya untuk kedua kalinya apakah ia mampu melakukannya lagi dengan mendapatkan nilai US$ 10. Sang anakpun menyanggupinya, namun cukup lama baru ia mendapatkan seorang pembeli dengan nilai yang disebutkan, itupun sang pembeli terpaksa mengambilnya karena merasa iba. Sang anakpun kembali kepada ayahnya dengan bangga karena mampu melaksanakan apa yang disuruhkan kepadanya.

Namun ayahnya kemudian menantangnya lagi untuk menawarkan pakaian bekas dengan nilai US 100. Tentu hal ini butuh waktu yang cukup lama mendapatkan sang pembeli dan bisa jadi, hal tersebut adalah sebuah kemustahilan. Tetapi sang anakpun menyanggupi tantangan ayahnya.

Sehari-harian ia menawarkan pakaian tersebut namun tidak ada satupun orang yang berminat. Hari keduapun demikian. Kemudian pada hari yang ketiga, ia mendapatkan ide ketika ia berpapasan dengan seorang pebasket NBA yang sangat terkenal dan ia sangat ngefans sama yang bersangkutan. Tentu hal ini ia tidak mau sia-siakan. Ia pun mendekati sang pebasket dan berharap agar sang idolanya itu membubuhkan tanda tangan dan menuliskan nama di atas baju kaos kumal yang sudah dua hari ini ditawarkan kepada pembeli namun tak ada satupun yang meminatinya.

Hari ketiga, ia memajang kaos kumal yang telah dibubuh tanda tangan dan nama sang pebasket tersebut dengan nilai US$ 100, dan ternyata dalam waktu yang sangat singkat ia mendapatkan seorang pembeli yang bukan hanya memberikan kepadanya US$ 100 tetapi justru menyodorkan nilai US$ 1000 plus bonus. Betapa gembiranya dia dan memberikan uang tersebut kepada ayahnya. Sang ayah pun sangat bangga kepada anaknya sebab sang anak telah mengerti bagaimana cara memanfaatkan peluang atau kesempatan yang ada untuk mendapatkan hasil yang sangat maksimal.

Saudaraku....
Seringkali kita membuang banyak kesempatan emas karena kita fokus pada persoalan-persoalan yang sepele. Kita menghabiskan banyak waktu dan energi untuk memperdebatkan hal-hal yang tidak krusial. Karena itu, kita tidak pernah berpikir apa yang harus kita lakukan untuk sesuatu yang kecil agar mendatangkan dan mendapatkan sesuatu yang besar.

Hari ini, firman Tuhan menasehati kita untuk berhati-hati dengan karakter orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka terlalu fokus dan menghabiskan energi untuk memperdebatkan hal-hal yang sepele. Ya...cuma karena murid-murid Tuhan Yesus memetik gandum pada hari Sabat dan memakannya, -(seperti seorang yang makan kwaci)-, lalu mereka menegur dan mempersalahkan Tuhan Yesus. Bukan hanya itu saja, tetapi begitu banyak kritikan, kecaman dan kata-kata sinis orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang ditujukan kepada Tuhan Yesus, namun Tuhan Yesus tidak mau terlalu banyak berdebat karena hal tersebut. Tuhan Yesus tetap fokus pada perkara yang lebih besar yang sudah ditetapkan oleh Sang Bapa kepadaNya. Ia terus memberikan pelayanan kepada orang banyak, mengihiburkan mereka yang ada dalam berbagai tekanan, menyembuhkan mereka yang sakit, serta memberikan makanan kepada mereka yang lapar.

Saudaraku....
Sesungguhnya banyak kesempatan yang Tuhan berikan dalam perjalanan kehidupan kita untuk mendapatkan emas, tetapi justru kita menyia-nyiakannya sehingga kita hanya mendapatkan barang rongsokan. Kita terlalu fokus pada perkara kecil lalu menganggap hal tersebut tak berguna. Kita sibuk memperdebatkan hal tersebut sehingga kita tidak mencari solusi untuk mengubah yang kecil menjadi besar. Ingatlah bagaimana sudut pandang dan jalan pikiran para murid ketika mereka ditantang oleh Tuhan Yesus untuk memberi makan 5000 orang, -(belum terhitung perempuan dan anak-anak)-, mereka fokus pada 5 ketul roti dan 2 ekor ikan (Mat. 14:13-21) lalu menakar kondisi tersebut dengan banyaknya orang yang harus mereka layani. Mereka tidak dapat bergerak karena pikiran mereka tidak dapat bekerja dengan persediaan yang mustahil, sebab 10 orang saja tidak akan cukup untuk menyantapnya.

Jikalau sudah demikian, maka kita akan mencari 1001 macam alasan untuk pembenaran diri. Padahal, Tuhan mampu menggandakan apa yang ada itu menjadi cukup, bahkan berkelebihan. Persoalannya ialah, marilah kita belajar untuk fokus pada apa yang dikehendaki Tuhan; bukan apa yang menurut pertimbangan manusiawi kita. Jika Tuhan berkenan, maka tentunya Dia akan memberikan lebih dari pada yang kita mampu pikirkan. Karena itu, "berpikirlah dan bertindaklah untuk perkara yang lebih besar dengan IMAN".

Selamat bercensura morum.
Tuhan Yesus memberkatimu.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love