(Masale, hari ke-75 tanggal 16 Maret 2017 - Pdt. Joni Delima).
Censura Morum hari ke-27 Masa Pra Paskah.
Bacaan : Ibrani 12:5-11.
"Janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus-asa apabila engkau diperingatkanNya; karena tuhan MENGHAJAR orang yang dikasihiNya, dan Ia MENYESAH orang yang diakuiNya sebagai anak (Ibr. 12:5-6)".
Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini kehidupan anda semakin diberkati.
Saudaraku....
Saya mau mengajukan beberapa pertanyaan kepada anda, dan saya tidak menuntut anda untuk memberikan jawabannya kepada saya. Pertanyaan-pertanyaan ini hanyalah bertujuan untuk mengantar anda mengerti atau memahami karakter Allah yang sesungguhnya:
Apakah anda sungguh-sungguh percaya bahwa Allah itu ada?.
Apakah anda sungguh mengamini dan mengimani bahwa Allah itu baik dan adil dalam setiap tindakanNya?.
Apakah anda sungguh-sungguh telah meneguhkan batin anda dengan keyakinan yang tak tergoyahkan bahwa kasih Allah terhadap anda tidak akan pernah berubah?.
Jika ketiga pertanyaan itu anda menjawab "YA", maka saya harus mengajukan beberapa pertanyaan lagi dan tentunya anda harus lebih serius dengan jawaban anda sendiri:
Jika sungguh-sungguh anda percaya bahwa Allah itu ada, mengapa anda tidak mencariNya dan menaklukkan kehidupan anda di bawah otoritas kemahakuasaanNya? Mengapa anda tidak berani untuk mengatakan bahwa inilah seluruh kehidupanku, pakailah menurut kehendakMu?. Mengapa anda masih terlalu menonjolkan ego anda bahkan dalam memintapun seolah-olah anda mau memaksakan kehendak anda, agar Allah memenuhi semua permintaan anda? Memang benar bahwa Allah itu Maha Kaya, tetapi tanpa sadar, ternyata anda telah memperlakukanNya tidak lebih dari pada penunggu gudang perbekalan yang tinggal menerima daftar permintaan lalu mengeluarkan barang dari gudang sesuai isi daftar itu, bukan?.
Jika anda sungguh-sungguh mengimani dan mengamini bahwa Allah itu baik dan adil dalam segala tindakanNya, maka mengapa anda masih mempertanyakan dan meragukan kasih dan keadilanNya ketika anda harus melewati berbagai tantangan dan kesulitan dalam menjalani hidup? Mengapa ketika anda terbentur dengan dinding yang kokoh, begitu mudahnya anda mengatakan bahwa Allah sedang menghukum anda dan sungguh sangat sulit anda untuk menerima realita yang sesungguhnya bahwa Allah sedang mendisiplin hidup anda dengan hal tersebut?.
Ya...jika anda telah meneguhkan batin anda bahwa kasih Allah tidak akan pernah berubah sejauh kehidupan yang anda jalani, maka mengapa anda masih bimbang akan masa depan anda? Mengapa anda masih dipenuhi dengan ketakutan dan kekuatiran? Mengapa anda tidak mampu berkata dalam situasi yang sulit sekalipun bahwa "Janji Tuhan itu YA dan AMIN"?.
Saudaraku...
Memang jujur saya harus akui bahwa terkadang sangat sulit bagi saya, -(dan mungkin juga anda)-, untuk menerima fakta bahwa tantangan, cobaan atau kesulitan serta penderitaan adalah bahagian dari cara kerja Allah untuk mendisiplin kehidupan kita agar kita menjadi pribadi yang lebih baik. Kita terkadang mengatakan bahwa hal tersebut sebagai bentuk hukuman Allah atas apa yang kita lakukan. Dan saya hanya mau mengingatkan bahwa jika mindset kita seperti itu, maka berhati-hatilah sebab kita akan memandang Allah sebagai pribadi yang sangat kejam dan tak punya rasa belas kasihan.
Inilah pemahaman saya:
Hukuman itu diberikan kepada orang yang jahat. Dan kategori orang yang jahat adalah orang yang tidak akan pernah mau merubah kelakuannya dari pribadi yang jahat menjadi pribadi yang baik. Orang yang jahat adalah orang yang kecenderungan hatinya hanya pada kejahatan. Orang yang jahat adalah orang yang mengeraskan hatinya pada teguran dan nasehat. Orang yang jahat adalah orang yang menganggap remeh Allah dan menganggap firmanNya sebagai suatu kebohongan. Dan hukuman bagi yang jahat telah tersedia, yakni penderitaan dan kematian kekal bersama dengan Iblis dalam api yang takkan pernah terpadamkan.
Disiplin diberikan kepada orang yang dianggap ANDALAN dan punya harapan masa depan, tetapi yang bersangkutan pun harus sadar bahwa hanya dengan disiplin maka ia dapat meraih kehidupannya. Disiplin hanya diberikan kepada orang yang disapa anak. Disiplin diberikan kepada mereka yang dianggap spesial. Disiplin diberikan bukan untuk mengancurkan ataupun membinasakan, melainkan untuk menumbuhkan kehidupan dan masa depan. Disiplin adalah koreksi Allah terhadap anak-anakNya agar anak-anakNya terlindung dari rencana jahat Iblis yang selalu ingin menghancurkan masa depan anak-anak Allah dengan segala bentuk kemudahan. Disiplin mungkin dirasa sakit; sebab bahasa Alkitabiahnya adalah "HAJAR dan SESAH". Tetapi disiplin adalah bahasa CINTA dari Allah bagi kita, supaya dari hari ke hari, kita akan semakin baik, kehidupan kita akan semakin bertumbuh ke arah yang benar dan masa depan sudahlah pasti akan kita diraih.
Ingatlah bahwa Tuhan Yesus sendiri telah rela menerima kenyataan itu demi satu tujuan yang mulia; yakni KESELAMATAN. Ia dihajar, Ia disesah, Ia diludahi, dan pada akhirnya, Ia disalibkan. Mungkin di mata, anda terlalu kejam apa yang harus ditimpahkan kepadaNya. Tetapi itulah pilihan satu-satunya dari Sang Bapa, yang olehnya kita mengalami PENEBUSAN sehingga keselamatan kita dijamin karenaNya.
Karena itu saudaraku....
Firman Tuhan hari ini sangatlah indah bagi saya dan mudah-mudahan indah juga buat anda. Sesakit apapun cara Allah mendisiplin kehidupan anda dan saya, itu adalah CAMBUK KASIH untuk mengarahkan kita meraih yang terbaik dan membuat kita menjadi pribadi yang excellent serta kita akan tetap menjadi sosok yang spesial di mata Allah. Jadi karena Allah mengasihi anda dan saya, maka Allah melakukan apa yang dipandangNya baik.
Dan camkan firman ini:
"Sebab Aku ini mengatahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianllah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer. 29:11)".
Selamat bercensura morum.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin.
ReplyDeleteAmin...Amin...Amin...
ReplyDeleteTrima kasih atas refleksinya.
TYM .