Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-83 tanggal 24 Maret 2018 - Pdt. Joni Delima).
Censura Morum hari ke-34 Masa Pra Paskah.
Bacaan : Ibrani 12:1-17.
"Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus-asa...Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibr. 12:3, 15)".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Saya mengenal seseorang yang sampai saat ini tidak mau lagi tahu apa yang disebut dengan "CINTA". Baginya, kata "CINTA" adalah sebuah kebohongan dan karena itu telalu muak rasanya ia ketika mendengar orang mengungkapkan tentang kata "CINTA". Ia sangat terbuka menyangkut kehidupannya jika berkomunikasi dengan saya. Ia tidak merasa malu dan sungkan mengungkapkan kisah hidupnya dan juga begitu gembira menyatakan kepada saya perasaannya yang tidak terbeban lagi dengan masa lalunya walau ia sampai sekarang hidup sendiri. Ternyata ia mempunyai pengalaman hidup yang tidak mudah ia lupakan dan hal itu membuahkan akar pahit dalam kehidupannya. Ia pernah berkenalan dengan seseorang dan dari perkenalan itu, tumbuhlah "BENIH CINTA" di hatinya. Ia sudah terlanjur mencintai seseorang dan siap untuk membangun kehidupan bersama dengan yang bersangkutan.
Tetapi ketika waktu yang dinantikannya itu akan tiba, ternyata orang yang dia cintai mengkhianati dirinya. Akibatnya, ia merasa kecewa dan cukup lama menutup diri untuk tidak berhubungan dengan siapapun. Ia menjadi seorang pria yang berkepribadian introvert; suka menyendiri, pendiam dan susah menyesuaikan diri dengan orang lain. Tetapi perjalanan waktu telah membentuk kehidupannya menjadi seorang pria yang harus tegar walau hidup dalam kesendirian. Ia berusaha menguburkan masa lalunya, dan menerima diri apa adanya serta mulai terbuka dengan dunia sekeliling, berinteraksi dengan orang lain tanpa harus merasa tersinggung bila disebut jomblo abadi. Yang bersangkutan justru semakin fokus dalam pelayanan gereja.
Mengapa ia dapat berubah sedemikian rupa?.
Jawabnya:
"Karena ia sadar bahwa Tuhan tidak pernah membenci dirinya. Tuhan tidak pernah menyimpan dendam. Tuhan tidak pernah menuntut balas".
Saudaraku...
Tentu anda pun pernah dikecewakan oleh orang yang anda kasihi atau pun orang kepercayaan anda jika anda adalah seorang pemimpin. Bahkan saya yakin bahwa banyak orang yang mengalami betapa sakitnya bila dilecehkan, dikhianati atau diabaikan. Kalau sudah demikian maka akan melahirkan "Luka Batin Yang Tak Terlupakan" di hati, dan hal itu membuat yang bersangkutan merasa takut untuk mempercayai atau mengasihi orang lagi.
Sekarang saya mengajak anda berkontemplasi:
Silakan anda duduk bersilah. Usahakan anda menenangkan batin anda. Jangan pikirkan apapun yang ada di sekeliling anda. Fokuskan mata batin anda untuk melihat ruang yang kosong di mana anda merasa hanya seorang diri. Jika anda sudah merasa tenang, sekarang resapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bisakah anda membayang, sekiranya Allah sama seperti anda, sudahlah barang tentu Ia tidak akan pernah lagi menaruh peduli dengan kehidupan orang yang menyakiti hatiNya?.
Jangan anda berpikir tentang orang lain. Yang anda pikirkan sekarang adalah diri anda dalam hubungan dengan Allah. Tidakkah Allah telah berulang-ulang kali anda kecewakan?.
Tidakkah anda sering berjanji dihadapanNya bahwa anda tidak akan melakukan ini dan itu yang bertentangan dengan kehendakNya, namun faktanya, anda begitu mudah melupakan janji anda lalu anda terus melakukan dosa yang sama?.
Sekiranya Allah sama seperti manusia, masihkah Ia bertahan untuk bersabar melihat tingkah-langkah anda yang jahat dan bejat dengan harapan bahwa kelak anda akan bertobat dan tidak mengulanginya lagi?.
Berapa lama Allah harus menunggu waktu pertobatan yang sungguh dari diri anda yang sering menganggap dosa sebagai hal yang biasa atau hal yang wajar?.
Sekiranya Allah sama seperti manusia, tidakkah Ia akan menutup pintu hatiNya untuk menerima anda lagi apa adanya?.
Tetapi saudaraku....
Allah tidak sama seperti manusia; Allah tidak sama seperti anda dan saya.
Sesakit-sakitnya hati Allah karena kita melakukan apa yang jahat di mataNya, namun Allah tidak pernah menaruh dendam atau pun menyimpan dendam di hatiNya. Besarnya cinta-kasih Tuhan atas manusia berdosa tidak dapat terselami dan tidak mampu dijangkau oleh akal budi manusia. Cinta-kasihNya itu tidak bersyarat. Ia mengasihi kita sedemikian sehingga Ia merelakan AnakNya Yang Tunggal menjadi tumbal atas dosa kita. Salib Kristus adalah bukti dari cinta-kasihNya yang besar atas dunia ini; kematianNya telah mematahkan prediksi manusia tentang Allah sebagai Allah Yang Kejam, yang akan selalu menuntut balas atas setiap pelanggaran; menjadi Allah Yang Berbelas Kasih, yang tidak mengingat-ingat lagi dosa dan kesalahan kita (Mzm. 103:8-14).
Karena itu, supaya tidak tumbuh akar pahit dalam kehidupan kita, maka hanya satu saja cara, yakni; mari kita pandang pengorbanan Yesus demi menyelamatkan kita manusia yang berdosa. Ya...supaya tidak tumbuh akar pahit dalam kehidupan kita, pandanglah salib itu. Di situ anda akan menyaksikan bahwa betapa dahsyatnya kasih Tuhan, yang mana Ia tidak mengungkit-ungkit segala pelanggaran kita; tanganNya terbuka menyambut saudara dan saya apapun adanya kita. Tangan itu dibiarkan terluka agar kita tidak mengalami luka yang sama. KepalaNya dibiarkan terluka oleh tajamnya mahkota duri, agar dengan itu Ia meluputkan kita dari kehancuran. KakiNya dibiarkan tertancap oleh paku yang tajam sambil menahan beban seluruh anggota tubuhNya, agar dengan itu kita dengan leluasa untuk melangkah sambil dituntunNya untuk tiba ke tempat yang tenteram dan damai. LambungNya dibiarkan tertikam agar kita diluputkanNya dari tikaman dunia kematian dan dilapangkan untuk menikmati kehidupan yang kekal.
Dengan tegas firman Tuhan hari ini menyatakan kepada kita:
"Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus-asa".
Selamat bercensura morum.
Selamat mempersiapkan diri memasuki Pekan Suci (Minggu VI Pra Paskah).
Tuhan Yesus memberkatimu.
(Masale, hari ke-83 tanggal 24 Maret 2018 - Pdt. Joni Delima).
Censura Morum hari ke-34 Masa Pra Paskah.
Bacaan : Ibrani 12:1-17.
"Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus-asa...Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang (Ibr. 12:3, 15)".
Shabbath Shalom bagimu.
Semoga kehidupan anda diberkati Tuhan.
Saudaraku...
Saya mengenal seseorang yang sampai saat ini tidak mau lagi tahu apa yang disebut dengan "CINTA". Baginya, kata "CINTA" adalah sebuah kebohongan dan karena itu telalu muak rasanya ia ketika mendengar orang mengungkapkan tentang kata "CINTA". Ia sangat terbuka menyangkut kehidupannya jika berkomunikasi dengan saya. Ia tidak merasa malu dan sungkan mengungkapkan kisah hidupnya dan juga begitu gembira menyatakan kepada saya perasaannya yang tidak terbeban lagi dengan masa lalunya walau ia sampai sekarang hidup sendiri. Ternyata ia mempunyai pengalaman hidup yang tidak mudah ia lupakan dan hal itu membuahkan akar pahit dalam kehidupannya. Ia pernah berkenalan dengan seseorang dan dari perkenalan itu, tumbuhlah "BENIH CINTA" di hatinya. Ia sudah terlanjur mencintai seseorang dan siap untuk membangun kehidupan bersama dengan yang bersangkutan.
Tetapi ketika waktu yang dinantikannya itu akan tiba, ternyata orang yang dia cintai mengkhianati dirinya. Akibatnya, ia merasa kecewa dan cukup lama menutup diri untuk tidak berhubungan dengan siapapun. Ia menjadi seorang pria yang berkepribadian introvert; suka menyendiri, pendiam dan susah menyesuaikan diri dengan orang lain. Tetapi perjalanan waktu telah membentuk kehidupannya menjadi seorang pria yang harus tegar walau hidup dalam kesendirian. Ia berusaha menguburkan masa lalunya, dan menerima diri apa adanya serta mulai terbuka dengan dunia sekeliling, berinteraksi dengan orang lain tanpa harus merasa tersinggung bila disebut jomblo abadi. Yang bersangkutan justru semakin fokus dalam pelayanan gereja.
Mengapa ia dapat berubah sedemikian rupa?.
Jawabnya:
"Karena ia sadar bahwa Tuhan tidak pernah membenci dirinya. Tuhan tidak pernah menyimpan dendam. Tuhan tidak pernah menuntut balas".
Saudaraku...
Tentu anda pun pernah dikecewakan oleh orang yang anda kasihi atau pun orang kepercayaan anda jika anda adalah seorang pemimpin. Bahkan saya yakin bahwa banyak orang yang mengalami betapa sakitnya bila dilecehkan, dikhianati atau diabaikan. Kalau sudah demikian maka akan melahirkan "Luka Batin Yang Tak Terlupakan" di hati, dan hal itu membuat yang bersangkutan merasa takut untuk mempercayai atau mengasihi orang lagi.
Sekarang saya mengajak anda berkontemplasi:
Silakan anda duduk bersilah. Usahakan anda menenangkan batin anda. Jangan pikirkan apapun yang ada di sekeliling anda. Fokuskan mata batin anda untuk melihat ruang yang kosong di mana anda merasa hanya seorang diri. Jika anda sudah merasa tenang, sekarang resapi pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bisakah anda membayang, sekiranya Allah sama seperti anda, sudahlah barang tentu Ia tidak akan pernah lagi menaruh peduli dengan kehidupan orang yang menyakiti hatiNya?.
Jangan anda berpikir tentang orang lain. Yang anda pikirkan sekarang adalah diri anda dalam hubungan dengan Allah. Tidakkah Allah telah berulang-ulang kali anda kecewakan?.
Tidakkah anda sering berjanji dihadapanNya bahwa anda tidak akan melakukan ini dan itu yang bertentangan dengan kehendakNya, namun faktanya, anda begitu mudah melupakan janji anda lalu anda terus melakukan dosa yang sama?.
Sekiranya Allah sama seperti manusia, masihkah Ia bertahan untuk bersabar melihat tingkah-langkah anda yang jahat dan bejat dengan harapan bahwa kelak anda akan bertobat dan tidak mengulanginya lagi?.
Berapa lama Allah harus menunggu waktu pertobatan yang sungguh dari diri anda yang sering menganggap dosa sebagai hal yang biasa atau hal yang wajar?.
Sekiranya Allah sama seperti manusia, tidakkah Ia akan menutup pintu hatiNya untuk menerima anda lagi apa adanya?.
Tetapi saudaraku....
Allah tidak sama seperti manusia; Allah tidak sama seperti anda dan saya.
Sesakit-sakitnya hati Allah karena kita melakukan apa yang jahat di mataNya, namun Allah tidak pernah menaruh dendam atau pun menyimpan dendam di hatiNya. Besarnya cinta-kasih Tuhan atas manusia berdosa tidak dapat terselami dan tidak mampu dijangkau oleh akal budi manusia. Cinta-kasihNya itu tidak bersyarat. Ia mengasihi kita sedemikian sehingga Ia merelakan AnakNya Yang Tunggal menjadi tumbal atas dosa kita. Salib Kristus adalah bukti dari cinta-kasihNya yang besar atas dunia ini; kematianNya telah mematahkan prediksi manusia tentang Allah sebagai Allah Yang Kejam, yang akan selalu menuntut balas atas setiap pelanggaran; menjadi Allah Yang Berbelas Kasih, yang tidak mengingat-ingat lagi dosa dan kesalahan kita (Mzm. 103:8-14).
Karena itu, supaya tidak tumbuh akar pahit dalam kehidupan kita, maka hanya satu saja cara, yakni; mari kita pandang pengorbanan Yesus demi menyelamatkan kita manusia yang berdosa. Ya...supaya tidak tumbuh akar pahit dalam kehidupan kita, pandanglah salib itu. Di situ anda akan menyaksikan bahwa betapa dahsyatnya kasih Tuhan, yang mana Ia tidak mengungkit-ungkit segala pelanggaran kita; tanganNya terbuka menyambut saudara dan saya apapun adanya kita. Tangan itu dibiarkan terluka agar kita tidak mengalami luka yang sama. KepalaNya dibiarkan terluka oleh tajamnya mahkota duri, agar dengan itu Ia meluputkan kita dari kehancuran. KakiNya dibiarkan tertancap oleh paku yang tajam sambil menahan beban seluruh anggota tubuhNya, agar dengan itu kita dengan leluasa untuk melangkah sambil dituntunNya untuk tiba ke tempat yang tenteram dan damai. LambungNya dibiarkan tertikam agar kita diluputkanNya dari tikaman dunia kematian dan dilapangkan untuk menikmati kehidupan yang kekal.
Dengan tegas firman Tuhan hari ini menyatakan kepada kita:
"Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya kamu jangan menjadi lemah dan putus-asa".
Selamat bercensura morum.
Selamat mempersiapkan diri memasuki Pekan Suci (Minggu VI Pra Paskah).
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin.
ReplyDelete