Laman

Sunday, March 4, 2018

Tetap Setia Di Tengah Kedurhakaan Dunia

Sebuah Refleksi Pribadi.
(Masale, hari ke-64 tanggal 5 Maret 2018 - Pdt. Joni Delima).

Censura Morum hari ke-17 Masa Pra Paskah.

Bacaan : Matius 24:3-14.

"Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaKu dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang....Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat (Mat. 24:4-6, 12-13)".

Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Salam sejahtera dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga hari ini hidup anda diberkati.

Saudaraku...
Sadar atau tidak, terkadang dalam menjalani kehidupan di zaman now, ada banyak hal yang membuat kita goyah dan menyerah karena melihat seolah-olah terjadi pembiaran terhadap segala bentuk-bentuk kejahatan; bahkan bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa seorang yang nyata-nyata melakukan tindakan kejahatan, terorisme, korupsi berjemaah, dan lain sebagainya, -(karena mereka pejabat negara, wakil rakyat, tokoh berpengaruh, orang kaya atau konglomerat)-, justru mendapat pendampingan hukum yang serba berlebihan dibandingkan mereka yang hanya karena tuduhan melakukan sesuatu yang tidak mereka lakukan, ataukah benar mereka lakukan hal tersebut, tetapi mereka melakukannya karena keterpaksaan atau karena keadaan yang mendesaknya demi mempertahankan hidup, maka orang-orang yang demikian malah tidak dihiraukan sehingga mereka harus mendekam dalam tahanan.

Sungguh, betapa miris hati ini menyaksikan bagaimana hukum di negeri ini begitu tajam ke bawah namun tumpul ke atas. Hukum terkadang diperlakukan tidak berpihak kepada kaum termarginalkan, tetapi untuk mereka yang berkuasa, berkedudukan, terhormat, ditokohkan, kaya raya, justru hukum tidak bahkan sama sekali tidak bertaring. Mungkin anda masih mengingat tentang pengadilan pada tanggal 19 November 2009 terhadap Nenek Minah yang divonis hukuman penjara 1 bulan 15 hari dengan masa percobaan selama 3 bulan karena mencuri 3 buah Kakao di perkebunan milik PT Rumpun Sari Antan (RSA). Tanpa didampingi pengacara, Nenek Minah mengisahkan kronologi dari perbuatannya; bahwa pada saat dia sedang memanen kedelai di lahan garapannya di Dusun Sidoarjo, Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Banyumas-Jateng, mata si Nenek tertuju pada 3 buah Kakao yang sudah ranum. Tertarik dengan hal itu, maka ia memetiknya untuk disemai sebagai bibit dan ditanam nantinya di tanah garapannya itu. Setelah dipetik, dia tidak menyembunyikan buah kakao tersebut melainkan digeletakkan saja di bawah pohon kakao, lalu ia melanjutkan pekerjaannya memanen kedelai. Tak berapa lama, lewatlah mandor perkebunan dan menemukan buah kakao yang tergelatak itu. Mandor itupun bertanya, siapa yang memetik buah kakao tersebut, dan dengan polos Nenek Minah mengaku bahwa ialah yang melakukannya. Sang mandor pun menasehati si Nenek sebab apa yang dilakukan itu sama saja dengan mencuri.

Si nenek pun minta maaf dan berjanji tidak melakukannya lagi. Ketiga buah kakao itu kemudian diberikan kepada si mandor dan nenek Minah pun pulang ke rumah. Namun seminggu kemudian, ia mendapat panggilan pemeriksaan dari kepolisian. Dan akhirnya melalui Pengadilan Negeri Purwokerto, hakim yang dipimpin oleh Muslih Bambang Luqmono, SH memvonis Nenek Minah telah melanggar pasal 362 KUHP tentang pencurian.

Pada tahun 2011, seorang pelajar SMK Negeri 3 Palu tidak pernah menyangka bahwa dengan mencuri sandal jepit ia harus berurusan dengan pengadilan dan dikenai dakwaan pasal 362 KUHP. Proses hukum atas nama AAL nampak janggal. Ia didakwa mencuri sandal merek Eiger nomor 43, namun bukti yang diajukan adalah sandal Ando nomor 9,5. Selama persidangan tak ada satu saksi pun yang melihat langsung apakah sandal merek Ando itu memang yang diambil dari depan kamar Briptu Ahmad Rusdi Harahap, anggota Brimob Polda Sulteng. Dan karena tindakan AAL itu, maka ia diancam hukuman maksimal 5 tahun penjara cuma karena mencuri sandal seharga Rp. 30.000,-.

Peristiwa ini membangkitkan rasa simpati masyarakat lalu melakukan gerakan moral dengan mendirikan Posko 1000 pasang sandal jepit sebagai ganti sandal yang dicuri AAL. Bahkan media Amerika Serikat, yaitu Washington Post menyoroti kejadian ini dengan menurunkan berita: "Indonesians have new symbol for justice: sandals".

Kemudian muncul lagi kejadian di awal tahun 2015 yang menimpah Nenek Asyani (63 thn), tukang pijat yang dijatuhi hukuman penjara 1 thn dan masa percobaan 1 tahun 3 bulan atas dakwaan mencuri dua potong kayu jati milik Perhutani. Padahal menurut keterangan Nenek Asyani, ia tidak mencuri kayu jati milik Perhutani. Dua batang kayu yang ditebang itu adalah kayu dari kebunnya sendiri yang ditanam oleh almarhum suaminya. Si Nenek sampai berlutut di hadapan Hakim memohon agar ia tidak dihukum serta mengajukan sumpah pocong di depan Hakim Ketua Pengadilan Situbondo untuk membuktikan jika dirinya tidak bersalah.

Pada tahun 2016 terjadi lagi sebuah kisah yang memilukan hati. Karena kelaparan sebab hampir 5 hari tidak makan, maka seorang nenek bernama Sumiati (72 tahun) memasuki kebun milik M. Syarif lalu mencuri  3 buah pepaya. Nenek Sumiati tinggal di rumah singgah anak jalanan di pinggiran Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Karena perbuatannya itu, maka Nenek Sumiati dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.

Masih begitu banyak kisah-kisah sedih di balik perlakuan hukum terhadap kaum terpinggirkan yang tidak terekspose. Jika semua itu hendak diungkapkan satu per satu, maka tidak ada ruang dalam halaman ini yang dapat memuatnya. Saya hanya merasa miris menyaksikan dan membaca kejadian-kejadian tersebut ketika saya menyaksikan bagaimana dagelan orang-orang yang disebut public figur justru tidak tersentuh oleh hukum ataukah diperlakukan istimewa ketika tersangkut kasus hukum.

Menyaksikan semua itu, ada perasaan dongkol, geram dan marah. Tapi apa yang bisa dilakukan untuk ambil bagian dalam merubah keadaan. Haruskah kita menabuh genderang perang? Haruskah kita mengangkat senjata untuk melawan mereka? Haruskan kita melakukan tindakan brutal untuk melakukan pengrusakan terhadap semuah instansi yang kita cap sebagai sarang korupsi, sarang penyamun atau sarang pengisap darah kebenaran?

Saudaraku...
Zaman now memang demikian, dan firman Tuhan menyatakan bahwa ini "barulah permulaan"; justru akan datang lagi yang sangat mengerikan. Keadaan akan semakin brutal di mana manusia akan semakin hambar kasih. Dan yang sangat mengerikan adalah "Label Diri sebagai PENGIKUT KRISTUS" akan semakin membuat kita bulan-bulanan tindak kejahatan. Kita tidak diperlakukan adil, selalu dicarikan masalah, selalu disudutkan dan dipojokkan, ruang gerak kita dipersempit, karier dihambat dan kepada kita difitnahkan semua yang jahat, bahkan mereka tidak sungkan-sungkan menyiksa dan membunuh kita (saksikan tindakan ISIS di Timur Tengah). Keadaan ini akan membuat banyak anak-anak Tuhan menjadi murtad; dan sangat menyedihkan bahwa di antara anak-anak Tuhan sendiri akan saling menyerahkan dan saling membenci.

Zaman now sesungguhnya telah dialami oleh Tuhan Yesus. Hukum tidak berpihak kepadaNya. Semua yang salah dan yang jahat ditimpahkan kepadaNya. Dan Tuhan Yesus sudah mengingatkan kita, bahwa "sama seperti Anak Manusia (Tuhan Yesus) dibenci oleh dunia, demikian jugalah kamu akan dibenci oleh dunia". Tetapi firman Tuhan hari ini menegaskan bahwa: "orang-orang yang bertahan sampai kesudahannya akan selamat".

Persoalannya sekarang ialah:
bagaimana kita harus bertahan di tengah kondisi yang demikian jahatnya?.

Di sini saya hanya mau memberikan beberapa amaran buat anda:

(1). Fokuslah dan tetaplah pada jalur yang benar.

Ketika dunia ini melakukan kejahatan, jangan anda ikut-ikutan melakukan hal yang sama. Ketika dunia ini menganggap sebagai hal yang biasa biasa atau lumrah tentang tindakan mencuri, berzinah, membunuh, berbohong, fitnah, iri, dengki, perseteruan, perselisihan, dan lain sebagainya; jangan anda turut ambil andil dalam kelakuan mereka. Biarkan dunia menyaksikan gaya hidup anda yang benar, sebuah gaya hidup yang bertolak belakang dengan pilihan dunia ini; sebab satu kali kelak mereka yang tetap ada pada jalur yang benarlah yang akan keluar sebagai pemenang. Jika anda tahu bahwa tanda dari lampu merah itu adalah BERHENTI, maka berhentilah; jangan anda menentangnya dengan berjalan terus. Sebab pada akhirnya anda sendiri yang akan mengalami masalah.

Ya...kalau dunia ini menganggap pelanggaran itu biasa-biasa saja, jangan anda ikut-ikutan dengan jalan pikiran demikian. Itulah yang ditekankan oleh firman Tuhan: "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah; apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2)".

(2). Kerjakanlah hal-hal yang mendatangkan berkat dan sukacita.

Allah meminta kita untuk bekerja dengan baik dan bekerja dengan benar. Dan anda harus mengingat bahwa sampai sekarang ini pun Allah masih terus bekerja untuk melakukan penyempurnaan atas seluruh karya ciptaNya. Jikalau Allah sendiri terus berkerja dengan mendatangkan yang baik bagi dunia sekalipun dunia terus merusak dirinya sendiri dengan dosa; Allah tidak pernah merasa jenuh dengan keadaan dunia ini, tetapi Ia justru mempertaruhkan yang terbaik pada diriNya untuk menyelamatkan dunia ini; maka tentunya kita yang percaya kepadaNya harus melakukan hal yang sama. Hadirkan terus kebaikan dalam keluarga anda melalui apa yang dapat anda bisa kerjakan untuk mendatangkan yang baik itu; hadirkan terus kebaikan dalam persekutuan jemaat anda dengan melakukan apa yang bisa anda lakukan, dengan mempersembahkan bakat anda, talenta anda, suara anda, waktu anda, bahkan harta anda untuk jemaat agar jemaat merasakan kebaikan yang anda tabur dan yang anda kerjakan itu. Hadirkan terus kebaikan kepada setiap orang yang anda jumpai di tengah hidup bersesama dalam masyarakat, agar semua orang, bahkan yang berbeda keyakinan dengan anda pun akan mengatakan bahwa "ketika saya memandang wajahmu serasa saya memandang wajah Allah". Ya....ketika dunia ini cenderung melakukan apa yang tidak mendatangkan berkat dan sukacita, maka di situlah anda harus melakonkan kehidupan yang baru sebagaimana yang Tuhan mau: "olehmu semua kaum di muka bumi akan beroleh berkat (Kej. 12:3)".

(3). Kuduskanlah Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.

Di tengah-tengah kondisi ketidak-pastian akan keselamatan dan masa depan, ketika dunia terus mencari hakekat keselamatan yang sesungguhnya; maka sesungguhnya anda mempunyai peluang untuk memproklamirkan apa yang anda sudah miliki. Sesungguhnya deru perang yang terdengar adalah ungkapan hati manusia yang sedang memperjuangkan keselamatannya; karena merasa hidupnya ada di bawah ancaman kematian, maka genderang perang yang ditabuhkan itulah pilihan yang menurut mereka jalan untuk mengalami damai. Tetapi tidak akan pernah ada perang yang berakhir dengan keadaan damai. Yang tersisa adalah penderitaan yang menorehkan sakit hati dan dendam. Jika Mahatma Gandhi dapat mempraktekkan ajaran Tuhan Yesus dalam perjuangannya untuk kemerdekaan India dengan semboyan : "Membalas kejahatan dengan kebaikan", maka sebagai anak-anak Tuhan pun kita harus meyakini bahwa menghadirkan damai dan menuntun orang pada keselamatan bukanlah melalui peperangan, tetapi "Takut Akan Tuhan". Karena itulah maka Petrus menganjurkan demikian:
"Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari padamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah-lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat (1 Ptr. 3:15-17)".

Selamat bercensura morum.
Selamat beraktifitas.
Tuhan Yesus memberkatimu.

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love