Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-287 tanggal 13 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Galatia 6:1-10.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Saya mengucapkan kepada anda selamat malam. Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga instrahat anda malam ini penuh damai dan esok anda boleh bangun dengan kesegaran yang baru untuk mempersiapkan diri beribadah di BaitNya.
Sahabatku...
Apakah anda sepakat atau tidak pada pernyataan saya ini, namun saya tetap pada prinsip bahwa "apa yang saya tabur maka itu pula yang saya tuai".
Untuk itulah maka saya mau menegaskan hal ini kepada anda, yakni: jika anda terus berbuat baik kepada setiap orang dan anda melakukan hal tersebut tanpa berharap pamrih, maka sesungguhnya anda sedang "BERINVESTASI KEBAIKAN" untuk diri anda sendiri. Hari ini mungkin anda belum mengalami dan menikmati buah dari kebaikan yang anda tabur, dan bisa jadi semua yang anda lakukan itu hilang seiring perjalanan hidup anda, tetapi hal itu tidak mengendorkan semangat anda untuk terus berbuat baik; maka percayalah, mungkin bukan anda, tetapi anak-cucu andalah yang akan menuainya. Suatu waktu, Tuhan sendiri akan membuka PINTU AIR BERKATNYA untuk mengairi LADANG HIDUP ANDA DAN KETURUNAN ANDA. Sebab bukankan Ia sendiri telah berfirman:
"Orang benar tidak akan ditinggalkan dan anak-cucunya tidak akan meminta-minta roti, serta anak-cucunya menjadi berkat (Mzm. 37:25-26)".
Dalam hal inilah, maka saya sefakat dengan Stephen Covey, sang penulis buku yang sangat terkenal itu: "The 7 Habits Of Highly Effective People" yang menggunakan istilah "Emotional Bank Account". Ia menjelaskan demikian:
"Semakin kita kaya dalam tabungan emosional, dalam artian melakukan kebaikan kepada orang lain, maka orang lain akan mudah memaafkan kita, setia mengikuti kita, dan bertumbuh secara sehat dalam kepribadiannya karena pengaruh kita. Tetapi harus kita ingat bahwa motivasi atau dorongan untuk berbuat baik jangan untuk mencari keuntungan pribadi, tetapi demi kebaikan dan kepentingan orang lain".
Ya...
Inisiatif berbuat baik adalah tabungan yang diperhitungkan Tuhan untuk setiap orang yang percaya. Terlebih jika anda melakukan kebaikan kepada orang yang tidak mungkin membalaskan kebaikan itu kepada anda. Katakanlah, mereka yang termarginalkan; yang miskin, yang lemah tak berdaya, yang ditimpa bencana bahkan mereka yang ditinggalkan atau dibuang oleh sesamanya. Terlebih lagi mereka yang adalah musuh anda, yang boleh jadi telah melukai diri anda dan bahkan menorehkan luka batin di hati anda. Tanpa memandang muka, anda melakukan kebaikan kepada mereka dengan hati yang tulus. Kitab Amsal 19:17 menegaskan hal ini untuk hal perbuatan baik yang anda telah lakukan:
"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu".
Camkanlah hal ini:
"Jika anda terus berbuat baik kepada siapapun tanpa berharap pamrih, maka hal itu adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa anda sungguh-sungguh mengasihi Tuhan".
Dan sebagai anak-anak Tuhan, maka inilah perintah yang ditinggalkan Tuhan Yesus untuk kita:
"Kasihilah seorang akan yang lain (Yoh. 15:17)".
Selamat beristirahat.
Selamat mempersiapkan diri anda untuk menikmati hadiratNya di hari esok.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-287 tanggal 13 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Galatia 6:1-10.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Saya mengucapkan kepada anda selamat malam. Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga instrahat anda malam ini penuh damai dan esok anda boleh bangun dengan kesegaran yang baru untuk mempersiapkan diri beribadah di BaitNya.
Sahabatku...
Apakah anda sepakat atau tidak pada pernyataan saya ini, namun saya tetap pada prinsip bahwa "apa yang saya tabur maka itu pula yang saya tuai".
Untuk itulah maka saya mau menegaskan hal ini kepada anda, yakni: jika anda terus berbuat baik kepada setiap orang dan anda melakukan hal tersebut tanpa berharap pamrih, maka sesungguhnya anda sedang "BERINVESTASI KEBAIKAN" untuk diri anda sendiri. Hari ini mungkin anda belum mengalami dan menikmati buah dari kebaikan yang anda tabur, dan bisa jadi semua yang anda lakukan itu hilang seiring perjalanan hidup anda, tetapi hal itu tidak mengendorkan semangat anda untuk terus berbuat baik; maka percayalah, mungkin bukan anda, tetapi anak-cucu andalah yang akan menuainya. Suatu waktu, Tuhan sendiri akan membuka PINTU AIR BERKATNYA untuk mengairi LADANG HIDUP ANDA DAN KETURUNAN ANDA. Sebab bukankan Ia sendiri telah berfirman:
"Orang benar tidak akan ditinggalkan dan anak-cucunya tidak akan meminta-minta roti, serta anak-cucunya menjadi berkat (Mzm. 37:25-26)".
Dalam hal inilah, maka saya sefakat dengan Stephen Covey, sang penulis buku yang sangat terkenal itu: "The 7 Habits Of Highly Effective People" yang menggunakan istilah "Emotional Bank Account". Ia menjelaskan demikian:
"Semakin kita kaya dalam tabungan emosional, dalam artian melakukan kebaikan kepada orang lain, maka orang lain akan mudah memaafkan kita, setia mengikuti kita, dan bertumbuh secara sehat dalam kepribadiannya karena pengaruh kita. Tetapi harus kita ingat bahwa motivasi atau dorongan untuk berbuat baik jangan untuk mencari keuntungan pribadi, tetapi demi kebaikan dan kepentingan orang lain".
Ya...
Inisiatif berbuat baik adalah tabungan yang diperhitungkan Tuhan untuk setiap orang yang percaya. Terlebih jika anda melakukan kebaikan kepada orang yang tidak mungkin membalaskan kebaikan itu kepada anda. Katakanlah, mereka yang termarginalkan; yang miskin, yang lemah tak berdaya, yang ditimpa bencana bahkan mereka yang ditinggalkan atau dibuang oleh sesamanya. Terlebih lagi mereka yang adalah musuh anda, yang boleh jadi telah melukai diri anda dan bahkan menorehkan luka batin di hati anda. Tanpa memandang muka, anda melakukan kebaikan kepada mereka dengan hati yang tulus. Kitab Amsal 19:17 menegaskan hal ini untuk hal perbuatan baik yang anda telah lakukan:
"Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan membalas perbuatannya itu".
Camkanlah hal ini:
"Jika anda terus berbuat baik kepada siapapun tanpa berharap pamrih, maka hal itu adalah bukti yang tak terbantahkan bahwa anda sungguh-sungguh mengasihi Tuhan".
Dan sebagai anak-anak Tuhan, maka inilah perintah yang ditinggalkan Tuhan Yesus untuk kita:
"Kasihilah seorang akan yang lain (Yoh. 15:17)".
Selamat beristirahat.
Selamat mempersiapkan diri anda untuk menikmati hadiratNya di hari esok.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Amin.
ReplyDelete