
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-294 tanggal 20 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Lukas 12:16-21.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini mengantar anda dalam tidur yang tenang untuk menyambut hari esok dan mengalami hadirat Tuhan di BaitNya Yang Kudus.
Sahabatku....
Sungguh sangat menggelitik bagi saya apa yang diucapkan oleh Kahlil Gibran:
"Hal yang membuatmu tertawa suatu saat akan membuatmu menangis, dan apa yang kini membuatmu menangis adalah hal yang kelak akan membuatmu tertawa".
Kita harus sadari bahwa hidup ini paradoksal. Apa yang anda alami hari ini akan berganti arah yang berlawanan pada hari esok. Sekarang mungkin anda sedang tertawa, tetapi pada hari esok tawa anda akan berubah jadi tangisan karena kegagalan demi kegagalan yang anda temui. Demikian pula sebaliknya; sekarang mungkin anda sedang menangis bahkan meraung-raung karena kesakitan, tetapi pada hari esok semua hal yang membuat anda menangis itu akan berubah menjadi sesuatu yang mendatangkan kemenangan dan kesenangan sehingga anda pun akan dibuatnya tersenyum dan tertawa.
Memang, -(jujur harus kita akui bahwa)-, ketika hati kita dipenuhi sukacita karena kenikmatan hidup yang kita alami hari ini, terkadang membuat kita lupa diri dan kita merasa sudah berada dalam sorga. Tanpa kita sadari bahwa hari ini bukan hari esok dan hari esok bukanlah hari ini. Tidak salah jika Tuhan Yesus mengatakan bahwa kesusahan hari ini cukuplah untuk hari ini, sebab hari esok mempunyai kesusahannya juga (Mat. 6:34); pun demikian sebaliknya.
Artinya apa?
Artinya: "Ketika hati anda hari ini diliputi sukacita karena merasa bahwa segala sesuatu tersedia untuk anda, jangan anda takabur. Sebab apa yang anda lihat hari ini, bisa jadi akan hilang tanpa bekas pada hari esok".
Sahabatku...
Saya mau mengajak anda untuk lebih mendalami apa yang hendak Yesus sampaikan dalam perikop kita malam ini. Memang Tuhan Yesus tahu, -(bahkan lebih tahu dan mengerti dari pada kita)-, bahwa segala sesuatu yang direncanakan dan dilakukan oleh manusia bertujuan untuk kesenangan dan kebahagiaan hidupnya. Tetapi kecenderungan manusia tentang standar kesenangan dan kebahagiaan itu hanya pada hal-hal bendawi semata. Tidak pada hal-hal rohani. Manusia beranggapan bahwa jika semua yang dibutuhkan tubuhnya terpenuhi bahkan melimpah, maka hal itu akan menjamin kelangsungan hidupnya. Tanpa sadar bahwa segala sesuatu yang berwujud bendawi atau ragawi akan pupus dan habis, bukan hanya pencuri yang mencurinya, tetapi ngengat juga yang akan menghancurkannya dan bencana alam pun akan menghanyutkan dan atau menguburkannya. Sehingga segala benda yang membuat anda tertawa hari ini, akan membuat anda menangis pada akhirnya karena semuanya akan diambil bahkan akan dimusnahkan dan anda tak berdaya untuk mempertahankannya.
Karena itu, Allah sudah mewarning bangsa Israel sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian dengan kata-kata ini, dan mudah-mudahan ini juga menjadi warning buat kita yang hidup di zaman now:
"Hati-hatilah supaya engkau jangan melupakan Tuhan Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapanNya...apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik dan mendiaminya, dan apabila lembuh sapimu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan Tuhan Allahmu...maka jangan kau katakan dalam hatimu: kekuasaanku dan kekuatankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan (Ul. 8:11-14, 17-18)".
Lalu apa yang Tuhan inginkan untuk kita lakukan agar kesenangan dan kebahagiaan yang kita cari itu sempurna (lahir dan batin)?.
Saya mau tegaskan hal ini kepada anda:
"Jangan gantungkan harapanmu pada sesuatu yang bisa hancur, tetapi letakkan seluruh hidupmu di bawah otoritas kuasa atau kedaulatan Allah yang bersifat kekal. Tidakkah Yesus bersabda: Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Mat. 6:33). Ya...carilah Tuhan maka kamu akan hidup (Amos5:6). Kalau anda sukses hari ini, Tuhan yang mengizinkannya, supaya dengan kesuksesan itu, anda semakin giat untuk memuji Tuhan dan berlimpah dengan syukur untuk menyembahNya".
Selamat beristirahat.
Selamat mempersiapkan diri untuk menyembahNya bersama saudara seiman.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment