Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-293 tanggal 19 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Filipi 2:3-8.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga anda penuh sukacita dan diberkati Tuhan malam ini.
Sahabatku....
Coba anda membayangkan Kelemah-lembutan sebagai ketenteraman untuk mempraktekkan Kerendahan Hati. Dan untuk hal ini, marilah kita belajar kepada Benjamin Franklin.
Siapa itu Benjamin Franklin?.
Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts - USA, tgl. 17 Januari 1706 dan meninggal dunia tgl. 17 April 1790 dalam usia 84 tahun.
Benjamin Franklin adalah seorang yang multi talenta. Ia adalah seorang Wartawan dan Penerbit, -(pada umur 15 tahun menerbitkan koran pertama yang independen dari kolonialisasi Inggris yang diberi nama "New England Courant")-.
Dia juga adalah seorang Pengarang dan ungkapan atau kata-kata bijaknya dikutip oleh banyak orang, -(misalnya: "Kepuasan membuat orang miskin menjadi kaya; ketidak-puasan membuat orang kaya menjadi miskin", "Jika manusia masih tetap jahat dengan adanya agama, bagaimana lagi jika tiada agama?", "Apabila anda baik terhadap orang lain, maka anda menjadi yang terbaik bagi diri anda sendiri", "Kalau anda ingin dicintai, cintailah orang lain dan jadilah orang yang dapat dicintai", "Hati seorang bodoh ada dalam mulutnya, tetapi mulut seorang bijak ada dalam hatinya", "Lebih baik pergi tidur tanpa makan malam, dari pada bangun tidur dengan setumpuk utang", "Apa yang dimulai dengan amarah, akan berakhir dengan malu", dan masih banyak lagi yang lainnya)-.
Dia juga adalah seorang Filantrofis, Abolisionis, Ilmuwan, Diplomat dan Penemu. Dialah yang menemukan Penangkal Petir, Kacamata, Odometer (pengukur jarak tempuh pada kendaraan). Dia adalah salah seorang Pemimpin Revolusi Amerika dan bersama dengan John Adams, Thomas Jefferson, Roger Sherman dan Robert Livingston menyusun draf Deklarasi Kemerdekaan Amerika.
Dia adalah pendiri Perpustakaan Umum Pertama dan orang yang pertama mengorganisasikan Barisan Pemadam Kebakaran Kota. Dia juga adalah Kepala Kantor Pos pertama di Amerika, kemudian dipilih menjadi Gubernur Pennsylvania dan akhirnya menjadi Presiden USA yang ke-6 (1785-1788).
Ketika Benjamin Franklin berusia 22 tahun, ia tinggal di Philadelpia setelah melarikan diri dari pekerjaan magang yang menindasnya. Orang mengatakan bahwa ketika itu ia sedang mencari jati dirinya. Tetapi bagi Benjamin Franklin, itu bukan sekedar lari dari masalah atau pun sebuah upaya pencarian jati diri seperti yang dipikirkan banyak orang. Justru ada sebuah pertanyaan yang membakar dalam hatinya: "Apa saja prioritas terbesar dalam kehidupanmu?".
Menjawab hal tersebut, Franklin mengembangkan apa yang dia sebut dengan "12 Kebajikan", yakni standar moral tentang nilai-nilai kehidupan yang harus mewarnai setiap langkahnya.
Apa saja itu?.
1. Penguasaan Diri.
2. Kesanggupan Menjaga Ucapan.
3. Keteraturan.
4. Tekad.
5. Sikap Hidup Hemat.
6. Sikap Hidup Giat.
7. Ketulusan.
8. Keadilan.
9. Sikap Hidup Tak Berlebihan.
10. Kebersihan.
11. Ketenangan.
12. Kesucian.
Franklin kemudian membawa catatan "12 Kebajikan" tersebut kepada seorang sahabatnya yang adalah seorang pengikut Quaker, -(salah satu aliran Kristen yang didirikan oleh George Fox thn. 1652 dan sangat Pietis: yaitu kelompok yang sangat menekankan Kesucian atau Kekudusan - Holliness)-, dan Franklin meminta pendapatnya. Temannya itu kemudian mempelajarinya lalu mengatakan hal ini kepada Franklin:
"Ben...kamu melupakan hal yang terpenting!".
Franklin terkejut, lalu berkata: "Apa itu?".
Sang Quaker itu mengatakan: "KERENDAHAN HATI".
Franklin langsung menambahkan kebajikan yang ke-13 lalu mengelolah kehidupannya menjadi 13 siklus mingguan, dan ia bertekad untuk fokus pada satu kebajikan setiap minggunya.
Ketika Benjamin Franklin mencapai usia 78 tahun, ia mulai melihat ke belakang tentang perjalanan hidupnya dan merenungkan kualitas di mana ia telah membangun kehidupannya. Walaupun ia merasa cukup senang sudah mencapai sebagian besarnya, tetapi tentang hal "Kerendahan Hati", ia mengatakan seperti ini:
"Walau pun secara lahiriah saya cukup sukses dalam kebajikan yang lain, kenyataannya saya belum bisa sesumbar bahwa saya telah sukses dalam kebajikan yang satu ini: KERENDAHAN HATI".
Sahabatku...
Saya memaklumi mengapa Franklin merasa demikian. Ya....karena Kerendahan Hati adalah salah satu kebajikan dan ciri karakter terbesar yang dikenal manusia, tetapi yang paling sulit digapai. Coba anda renungkan: "Anda harus menunjukkan tanpa menyadarinya".
Artinya:
"Kerendahan Hati adalah warna hidup yang terpancar dari hati anda yang seharusnya terus mengalir dan diberikan tanpa harus menunggu orang lain memintanya atau pun orang lain mengharapkan agar hal itu anda pertontonkan. Anda Rendah Hati karena itulah hakekat hidup anda. Jadi, ketika anda berusaha untuk Rendah Hati karena anda berharap bahwa hal yang sama dipertontonkan orang lain di hadapan anda, justru anda semakin jauh dari kebajikan itu".
Kerendahan Hati adalah hakekat hidup yang tak tergantikan yang dari padanya lahir "Roh Yang Lemah Lembut dan Murah Hati". Hidup anda hanya mungkin memancarkan kebajikan yang satu ini jika anda memandang orang lain lebih mulia dibandingkan diri anda sendiri.
Pandanglah pada Yesus. Ia adalah Pribadi Agung dan Mulia, namun Ia merendahkan diriNya karena Ia memandang kepada kita yang berdosa ini sebagai makhluk yang mulia. Ia mengorbankan diriNya sendiri demi menyelamatkan kita. Tidak ada pikiran lain yang lebih mulia dari pikiran ini:
"Ia mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaanNya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib".
Dan inilah yang hendak saya tegaskan kepada anda:
"Ketika Kerendahan Hati sungguh-sungguh mewarnai hidup anda, maka wajah Kristus terpancar dengan jelas di wajah anda dan setiap orang yang memandang wajah anda serasa mereka memandang wajah Kristus".
Selamat Beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-293 tanggal 19 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Filipi 2:3-8.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga anda penuh sukacita dan diberkati Tuhan malam ini.
Sahabatku....
Coba anda membayangkan Kelemah-lembutan sebagai ketenteraman untuk mempraktekkan Kerendahan Hati. Dan untuk hal ini, marilah kita belajar kepada Benjamin Franklin.
Siapa itu Benjamin Franklin?.
Benjamin Franklin lahir di Boston, Massachusetts - USA, tgl. 17 Januari 1706 dan meninggal dunia tgl. 17 April 1790 dalam usia 84 tahun.
Benjamin Franklin adalah seorang yang multi talenta. Ia adalah seorang Wartawan dan Penerbit, -(pada umur 15 tahun menerbitkan koran pertama yang independen dari kolonialisasi Inggris yang diberi nama "New England Courant")-.
Dia juga adalah seorang Pengarang dan ungkapan atau kata-kata bijaknya dikutip oleh banyak orang, -(misalnya: "Kepuasan membuat orang miskin menjadi kaya; ketidak-puasan membuat orang kaya menjadi miskin", "Jika manusia masih tetap jahat dengan adanya agama, bagaimana lagi jika tiada agama?", "Apabila anda baik terhadap orang lain, maka anda menjadi yang terbaik bagi diri anda sendiri", "Kalau anda ingin dicintai, cintailah orang lain dan jadilah orang yang dapat dicintai", "Hati seorang bodoh ada dalam mulutnya, tetapi mulut seorang bijak ada dalam hatinya", "Lebih baik pergi tidur tanpa makan malam, dari pada bangun tidur dengan setumpuk utang", "Apa yang dimulai dengan amarah, akan berakhir dengan malu", dan masih banyak lagi yang lainnya)-.
Dia juga adalah seorang Filantrofis, Abolisionis, Ilmuwan, Diplomat dan Penemu. Dialah yang menemukan Penangkal Petir, Kacamata, Odometer (pengukur jarak tempuh pada kendaraan). Dia adalah salah seorang Pemimpin Revolusi Amerika dan bersama dengan John Adams, Thomas Jefferson, Roger Sherman dan Robert Livingston menyusun draf Deklarasi Kemerdekaan Amerika.
Dia adalah pendiri Perpustakaan Umum Pertama dan orang yang pertama mengorganisasikan Barisan Pemadam Kebakaran Kota. Dia juga adalah Kepala Kantor Pos pertama di Amerika, kemudian dipilih menjadi Gubernur Pennsylvania dan akhirnya menjadi Presiden USA yang ke-6 (1785-1788).
Ketika Benjamin Franklin berusia 22 tahun, ia tinggal di Philadelpia setelah melarikan diri dari pekerjaan magang yang menindasnya. Orang mengatakan bahwa ketika itu ia sedang mencari jati dirinya. Tetapi bagi Benjamin Franklin, itu bukan sekedar lari dari masalah atau pun sebuah upaya pencarian jati diri seperti yang dipikirkan banyak orang. Justru ada sebuah pertanyaan yang membakar dalam hatinya: "Apa saja prioritas terbesar dalam kehidupanmu?".
Menjawab hal tersebut, Franklin mengembangkan apa yang dia sebut dengan "12 Kebajikan", yakni standar moral tentang nilai-nilai kehidupan yang harus mewarnai setiap langkahnya.
Apa saja itu?.
1. Penguasaan Diri.
2. Kesanggupan Menjaga Ucapan.
3. Keteraturan.
4. Tekad.
5. Sikap Hidup Hemat.
6. Sikap Hidup Giat.
7. Ketulusan.
8. Keadilan.
9. Sikap Hidup Tak Berlebihan.
10. Kebersihan.
11. Ketenangan.
12. Kesucian.
Franklin kemudian membawa catatan "12 Kebajikan" tersebut kepada seorang sahabatnya yang adalah seorang pengikut Quaker, -(salah satu aliran Kristen yang didirikan oleh George Fox thn. 1652 dan sangat Pietis: yaitu kelompok yang sangat menekankan Kesucian atau Kekudusan - Holliness)-, dan Franklin meminta pendapatnya. Temannya itu kemudian mempelajarinya lalu mengatakan hal ini kepada Franklin:
"Ben...kamu melupakan hal yang terpenting!".
Franklin terkejut, lalu berkata: "Apa itu?".
Sang Quaker itu mengatakan: "KERENDAHAN HATI".
Franklin langsung menambahkan kebajikan yang ke-13 lalu mengelolah kehidupannya menjadi 13 siklus mingguan, dan ia bertekad untuk fokus pada satu kebajikan setiap minggunya.
Ketika Benjamin Franklin mencapai usia 78 tahun, ia mulai melihat ke belakang tentang perjalanan hidupnya dan merenungkan kualitas di mana ia telah membangun kehidupannya. Walaupun ia merasa cukup senang sudah mencapai sebagian besarnya, tetapi tentang hal "Kerendahan Hati", ia mengatakan seperti ini:
"Walau pun secara lahiriah saya cukup sukses dalam kebajikan yang lain, kenyataannya saya belum bisa sesumbar bahwa saya telah sukses dalam kebajikan yang satu ini: KERENDAHAN HATI".
Sahabatku...
Saya memaklumi mengapa Franklin merasa demikian. Ya....karena Kerendahan Hati adalah salah satu kebajikan dan ciri karakter terbesar yang dikenal manusia, tetapi yang paling sulit digapai. Coba anda renungkan: "Anda harus menunjukkan tanpa menyadarinya".
Artinya:
"Kerendahan Hati adalah warna hidup yang terpancar dari hati anda yang seharusnya terus mengalir dan diberikan tanpa harus menunggu orang lain memintanya atau pun orang lain mengharapkan agar hal itu anda pertontonkan. Anda Rendah Hati karena itulah hakekat hidup anda. Jadi, ketika anda berusaha untuk Rendah Hati karena anda berharap bahwa hal yang sama dipertontonkan orang lain di hadapan anda, justru anda semakin jauh dari kebajikan itu".
Kerendahan Hati adalah hakekat hidup yang tak tergantikan yang dari padanya lahir "Roh Yang Lemah Lembut dan Murah Hati". Hidup anda hanya mungkin memancarkan kebajikan yang satu ini jika anda memandang orang lain lebih mulia dibandingkan diri anda sendiri.
Pandanglah pada Yesus. Ia adalah Pribadi Agung dan Mulia, namun Ia merendahkan diriNya karena Ia memandang kepada kita yang berdosa ini sebagai makhluk yang mulia. Ia mengorbankan diriNya sendiri demi menyelamatkan kita. Tidak ada pikiran lain yang lebih mulia dari pikiran ini:
"Ia mengosongkan diriNya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaanNya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib".
Dan inilah yang hendak saya tegaskan kepada anda:
"Ketika Kerendahan Hati sungguh-sungguh mewarnai hidup anda, maka wajah Kristus terpancar dengan jelas di wajah anda dan setiap orang yang memandang wajah anda serasa mereka memandang wajah Kristus".
Selamat Beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment