
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-301 tanggal 27 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Mazmur 84:2-5.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini anda dapat beristirahat dengan baik untuk persiapan menyambut hari esok dalam menikmati Hadirat Tuhan.
Sahabatku....
Orangtua manakah yang hatinya akan merasa tenang jika anaknya lari atau jauh dari rumah?.
Apakah mungkin ada orangtua yang hatinya merasa senang jika anak-anaknya minggat dari rumah dan tidur di bawah kolong jembatan?.
Sebagai orangtua, hati saya tidak akan pernah merasa tenang jika hal tersebut terjadi pada diri saya. Dan saya yakin, bahwa jika ada anak anda yang lari dari rumah, hati anda tidak akan merasa tenang juga, bukan?. Saya sendiri merasakan kegelisahan berpisah dengan kedua anak saya yang ada di Samarinda karena mereka menuntut ilmu, sedang saya dan ibunya ada di Makassar. Selalu saja ada perasaan was-was tentang bagaimana keadaan atau kondisi anak-anak saya. Itulah sebabnya, kami selalu berkomunikasi dengan mereka untuk menanyakan keadaan mereka; adakah mereka baik-baik saja atau tidak?
Mengapa setiap kita selaku orangtua merasakan kegelisahan ketika anak-anak jauh dari rumah?.
Karena RUMAH itu adalah simbol "Kedamaian, Ketenteraman dan Tempat yang Ideal untuk berbagi dan menikmati KASIH". Berada dalam RUMAH membuat hati seseorang (terlebih hati seorang anak) menjadi tenang dan tenteram, jauh dari perasaan takut dan kuatir. Demikianlah kita dapat maklumi bagaimana suasana hati Yakub ketika lari dari
"Jika Allah akan menyertai dan melindungi aku di jalan yang kutempuh ini, memberikan kepada roti untuk di makan dan pakaian untuk dipakai sehingga aku selamat kembali ke rumah bapaku, maka Tuhan akan menjadi Allahku (Kej. 28:21-22)".
Ya...yang ia inginkan adalah: "Selamat kembali ke rumah bapanya".
Sahabatku...
Perumpamaan tentang anak yang hilang merupakan gambaran nyata dari fungsi RUMAH sebagai tempat yang sangat ideal untuk menikmati kehidupan yang penuh sukacita dan kebahagiaan. Lukas 15:17 mencatat kesadaran diri si anak bungsu: "betapa banyaknya orang upahan (di rumah) bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan".
Jika RUMAH menjadi simbol kebahagiaan hidup, bagaimana dengan RUMAH TUHAN?.
Tidakkah tempat ini harus kita pandang sebagai tempat jauh bernilai melebih tempat mana pun yang ada di dalam dunia ini?.
Tidakkah Alkitab mencatat bahwa, sedangkan burung-burung pipit saja menikmati sukacita dan burung layang-layang merasa tenang membuat sarang bagi anak-anaknya di bawah mezbah-mezbah di RUMAH TUHAN, tentunya kita akan melebihi makhluk-makhluk kecil itu, bukan?.
Ingatlah bahwa:
Binatang hanya mengikuti nalurinya dan ketika berada di dalam RUMAH TUHAN, mereka merasakan kedamaian yang sungguh luar-biasa. Tentu anda jauh lebih dari pada burung-burung itu; sebab anda dikaruniai akal-budi dan hati-nurani, dan hal itu terus menuntun anda untuk mencari dan mendapatkan yang terbaik dari antara yang baik. Betapa rendahnya martabat hidup anda jika anda memandang RUMAH TUHAN hanya dengan sebelah mata bahkan menganggapnya sebagai sesuatu yang tak berarti; sedangkan burung-burung sendiri memandangnya sebagai tempat yang teraman dan terindah untuk menikmati kehidupan.
Dan inilah yang hendak saya sampaikan kepada anda berdasarkan firman Tuhan malam ini:
Jika anda ingin kebahagiaan hidup yang sesungguhnya, janganlah anda menjauhi RUMAH TUHAN dan janganlah menganggap remeh PERSEKUTUAN IBADAH atau PENYEMBAHAN; sebab ke tempat inilah Tuhan memerintahkan berkatNya.
Karena itu, anda harus mencamkan firman ini dan katakan pada diri anda sendiri bahwa:
"Lebih baik satu hari di pelataranMu daripada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu RUMAH ALLAH-ku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik (Mzm. 84:4)".
Ya...katakan pada diri anda sendiri:
"Di RUMAH TUHAN hatiku merasa tenang dan hidupku pun berbahagia".
Selamat mempersiapkan diri anda untuk menikmati persekutuan pada esok hari.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment