Laman

Monday, October 8, 2018

Menjadi Anak Panah Di Tangan Tuhan

Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-282 tanggal 8 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : 1 Samuel 20:18-22.

Layla tov. Shalom Eleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Selamat malam. Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga malam ini anda dapat beristirahat dengan penuh ketenangan.

Sahabatku...
Ini adalah goresan tangan yang sangat menarik bagi saya dan siapapun yang menuliskannya, telah menginspirasi diriku dalam menata hidup yang sesulit apapun. Dan jujur saya mau mengatakan bahwa tidak pernah bosan saya membacanya ketika saya mengalami tantangan atau pergumulan yang berat. Karena itu, saya pun rindu untuk membaginya buat anda. Inilah goresan tangan itu:

Pernahkah anda mengalami suatu keadaan yang membuat hidup anda seperti di tarik mundur,
serasa langkah anda jauh dari harapan?.

Pernahkah anda melihat orang yang dulunya berapi-api,
tiba-tiba seperti kehilangan semangat atau gairah hidup,
bahkan namanya tiba-tiba hilang lenyap dari peredaran?.

Pernahkan anda melihat atau bahkan merasakan bahwa orang-orang yang anda pernah lihat,
atau bahkan diri anda sendiri,
yang justru mengalami kemunduran itu,
lalu tiba-tiba melesat cepat ke depan dan meraih banyak hasil?.

Ya...
Ada masa di mana anak panah itu melesat cepat,
terlepas dari busurnya menuju suatu titik atau sasaran yang dirindukan.

Tetapi ada juga masanya anak panah itu harus beristirahat dalam kantongnya,
bukan dalam artian tidak lagi digunakan,
tetapi nanti di saat dia diperlukan,
anak panah itu akan dipasang pada busurnya dan ditarik ke belakang,
ditarik sejauh mungkin untuk mencapai sasaran yang lebih jauh lagi di depan.

Semakin jauh tarikannya,
semakin jauh pula jarak yang akan ditempuh,
semakin panjang rentang busur menarik ancang-ancang,
semakin cepat pula anak panah itu melesat.

Sahabatku...
Jika saat ini sepertinya anda dalam keadaan yang mundur,
bersabarlah.....
bisa jadi Tuhan sedang memproses hidupmu,
Ia sedang meletakkanmu di busurNya,
agar di saat anda dilepaskan,
anda bisa mencapai sasaran dengan cepat dan tepat.

Dimundurkan bukan berarti diabaikan atau dibiarkan,
bisa jadi....
itulah saatnya anda sedang menghimpun kekuatan,
sehingga  nantinya memiliki daya dorong yang kuat,
supaya anda dapat melaju dengan kencang ke depan.
Dilontarkan dengan melambung tinggi bukan berarti dicampakkan,
tetapi itulah saatnya anda harus berpacu dengan waktu meraih impian anda.

Dan jika anda melihat temanmu sepertinya tengah mengalami kemunduran,
jangan buru-buru menghakimi dia dengan mengatakan:
"Wah....apinya telah padam",
atau anda berkata:
"Jangan-jangan dia melakukan dosa sehingga kena laknat".

Jadilah teman yang baik,
yang mau mendampingi di saat temanmu mengalami kemunduran,
dengan demikian anda ikut menjaganya agar tidak sampai putus asa dan jatuh terkulai.

Kamu....aku....dia.....mereka.....kita,
ibaratnya anak-anak panah di tangan Tuhan,
yang hidup untuk mencapai sasaran yang sudah ditetapkan.

Tetaplah bersemangat,
tetaplah bertekun dalam doa,
tetaplah setia dalam kebenaran,
karena untuk segala sesuatu hal ada waktunya sendiri.

Sahabatku....
Yonathan telah menjadi sang pemanah dengan busur yang kuat di tangan,
dan anak-anak panah itu adalah Daud. Betapa lebih lagi dengan Tuhan Yesus. Ia memiliki busur yang kuat dan lentur, dan andalah anak-anak panahnya. Ia membidik bukan sembarangan membidik. Ia membidikkan diri anda untuk menuju pada satu titik, yakni Damai Sejahtera. Karena itu, tetaplah jadi anak panah yang baik di tangan Tuhan. Biarkan Tuhan mengatur hidup anda. Ke arah mana Ia menuntun anda, Ia pasti menuntun anda pada tempat yang baik, walau jalan ke tempat itu penuh dengan onak dan duri.

Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

(Tulisan ini saya dedikasikan buat teman seangkatanku: Pdt. Berly Tandipayung yang sedang dirawat di RS Sayang Rakyat Makassar karena mengalami cedera yang cukup serius akibat Gempa Sulteng).

1 comment:

Web gratis

Web gratis
Power of Love