
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
Masale, hari ke-277 tanggal 3 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima.
Bacaan Kontemplasi: Kisah Para Rasul 24:22-27.
Layla tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Selamat malam. Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga malam ini hidup anda tetap fresh dan penuh rasa syukur karena pemeliharaan dan topangan Tuhan sepanjang hari yang sudah terlewatkan.
Sahabatku...
Pada suatu waktu, Paulus berdiri di hadapan Feliks (seorang Gubernur Romawi) dan Paulus dalam keadaan dirantai. Paulus beradu argumen dengan Feliks tentang kebenaran, penguasaan diri dan penghakiman terakhir (Kis. 24:25). Alkitab mencatat bahwa "Feliks tergoncang hebat" sehingga ia untuk duduk di atas takhtanya saja hampir tidak mampuh. Ya....seorang yang memiliki kuasa mutlak dari Kaisar Romawi, ternyata di depan seorang tahanan atau tawanan, ia mengalami guncangan yang begitu hebat. Artinya, Feliks sebagai penguasa yang dapat melakukan apa saja yang ia kehendaki, namun di depan Injil yang disampaikan oleh Paulus ternyata ia tidak dapat berbuat apa-apa.
Sahabatku...
Paulus mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil karena baginya; "Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan semua orang percaya (Roma 1:10)". Itulah sebabnya, seluruh hidup Paulus diabdikan demi Injil, baik atau tidak baik keadaannya. Justru dalam kondisi yang terbelenggu (dirantai), Paulus mengatakan bahwa di situlah "kuasa Tuhan menjadi nyata". Ini bukan pernyataan yang dibuat-buat oleh Paulus sekedar untuk menghibur hatinya yang resah karena kondisi yang menekannya, tetapi pernyataan ini datangnya dari Allah sendiri: "Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu jadi sempurna (2 Kor. 12:9a)". Karena itu Paulus senang dan rela di dalam tekanan karena Injil (2 Kor. 12:9b-10).
Sahabatku...
Firman Tuhan ini menjadi dorongan atau motivasi bagi banyak orang percaya yang sedang menghadapi pergumulan kerena rupa-rupa tantangan bahkan kelemahan-kelemahan yang melekat pada dirinya. Katakan saja salah satu dari padanya, yaitu Glenn Cunningham. Glenn mengalami kecelakaan dan para dokter menyatakan bahwa ia akan mengalami kelumpuhan permanent, namun ia tetap tegar menghadapi kelemahan tubuhnya. Setiap pagi ia berdoa dan berusaha menggerakkan kakinya. Demikianlah ia melakukan hal tersebut secara rutin setiap hari; "berdoa dan terus berusaha untuk bergerak". Pada akhirnya, keajaiban yang dinantikan itu datang juga. Ia mulai dapat berdiri, berusaha melangkah satu dua langkah dan seterusnya, ia mulai berlari-lari pelan kemudian berlari kencang. Dan siapakah yang dapat percaya berita ini, bahwa seorang yang dulu dicap lumpuh untuk selama-lamanya ternyata mampuh menjadi pemecah rekor dunia lari 1 mil pada tahun 1934 dengan catatan waktu 4 menit 6,7 detik. Inilah buah dari iman, bahwa tidak ada perkara yang mustahil bagi yang percaya (Mark. 9:23).
Mungkin saja anda yang membaca saat ini sedang mengalami begitu banyak kegagalan dalam hidup? Saya mau katakan: "Jangan putus asa, sebab di setiap kegagalan itu, ada rencana Tuhan yang terindah. Yang dibutuhkan adalah PERCAYA walau kondisi anda tidak memungkinkan untuk percaya. Yakinlah bahwa justru di dalam kelemahan yang ada, kuasa Tuhan sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan buat hidup anda".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
Amin.
ReplyDelete