Laman

Tuesday, October 16, 2018

Tak Ada Kata TERLAMBAT Bagi Tuhan

Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-290 tanggal 16 Oktober 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Yohanes 11:5-6.

Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
(Saya mengucapkan kepada anda selamat malam. Salam sejahtera bagimu di dalam nama Yesus Sang Mesias).
Semoga malam ini hati anda terasa damai karena berkat kasih dan topanganNya sepanjang hari yang sudah anda lewati.

Sahabatku....
Saya dapat membayangkan bagaimana suasana batin dari Maria dan Martha dalam menyaksikan kondisi saudara laki-lakinya (Lazarus) yang sedang sekarat. Betapa besar kerinduan mereka pada kehadiran Yesus di tengah-tengah situasi seperti itu. Tetapi, apa mau dikata, penulis Injil Yohanes menyatakan hal ini: "Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat di mana Ia berada".

Duh...
Koq teganya Yesus memperlakukan orang-orang yang katanya; dikasihi? Padahal Yesus sudah mengetahui jauh-jauh hari bahwa Lazarus sakit dan butuh topangan doa. Dan sudah pasti bahwa ketika Yesus datang, Ia sudah terlambat menolong Lazarus.

Sekiranya kisah ini ditarik dalam konteks pendeta zaman now, maka sudah pasti bahwa pendeta tersebut jadi bulan-bulanan. Ia akan didamprat oleh jemaatnya; ia sudah pasti dikata-katai sebagai pendeta yang tidak punya hati, pemalas atau pilih-pilih kasih.

Martha dan Maria pun tidak luput dari pikiran-pikiran negatif ketika merespons keterlambatan Yesus untuk datang ke Betania. Bagi kedua wanita ini, sepantutnya Yesus bersegera datang ketika menerima pesan bahwa sahabatNya itu (Lazarus) sedang dalam keadaan yang sangat kritis. Tetapi Yesus bukannya bersegera untuk datang, melainkan menunda keberangkatanNya, bukan sejam atau dua jam atau sehari, tetapi dua hari. Dan catatan dalam ayat 39 bahwa ketika Yesus datang ke Betania, Lazarus sudah 4 hari dimakamkan dan diperkirakan tubuhnya telah membusuk. Itu berarti jarak dari tempat di mana Yesus berada dengan Betania memakan waktu perjalanan 2 hari, bukan? Atau bisa jadi juga bahwa Yesus masih singgah di tempat lain dalam perjalanan tersebut sehingga perjalanan itu memakan waktu 2 hari?

Saya sepakat dengan imanjinasi Pdt. Petrus Kwik bahwa sekiranya dalam konteks kekinian, begitu mendengar kabar itu, harusnya Yesus bersegera mengendarai mobil ambulance. Dengan bunyi sirene yang meraung-raung memekakkan telinga, melaju dengan kecepatan tinggi karena keadaan Lazarus sungguh amat memprihatinkan. Di tempat yang lain, Martha dan Maria sedang menunggu cemas sambil berdoa agar tidak ada halangan di jalan hingga Yesus tiba di rumah mereka tepat waktu.

Tetapi apa yang diharapkan tidak seperti itu yang terjadi. Wajar saja jika Martha dan Maria kecewa terhadap keterlambatan Yesus, sehingga mereka berkata: "Tuhan sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati (Yoh. 11:21, 32)".

Sahabatku...
Bisa jadi anda pun punya pengalaman yang hampir sama dengan Martha dan Maria. Anda sedang dalam keadaan yang sangat kritis dan berharap agar Tuhan bersegera menolong anda. Memang jalan pikiran anda tidak salah; bukankah lebih cepat bertindak itu lebih baik dibandingkan menunda-nunda waktu? Tetapi apa yang kita pikirkan ternyata tidak seperti itu yang Tuhan pikirkan. Kita berharap agar kita bisa terbebas dari persoalan yang melilit hiudup kita, tetapi ternyata Tuhan mau lebih dari pada itu.

Saya sendiri lama berpikir dan merenung untuk memahami mengapa Tuhan melakukan penundaan ketika saya membutuhkan kehadiranNya secepat mungkin. Jujur saya mau mengatakan bahwa butuh waktu yang lama bagi saya untuk mengerti bahwa penundaan yang dilakukan oleh Tuhan bukan menandakan bahwa Ia tidak memperhatikan persoalan hidup saya. Ia melakukan itu untuk menguji kesabaran saya dan sekaligus mengajar saya untuk menyadari bahwa kebergantungan pada Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun, adalah hal prinsip yang mutlak harus saya miliki.

Ingatlah bahwa Tuhan punya jadwal (Schedulle) tersendiri untuk membuktikan kebesaran kuasa dan kasihNya atas hidup kita. Ketika kita hanya berpikir tentang manfaat sesaat di mana kita bisa terhindar dari masalah yang ada, ternyata Tuhan berpikir lebih daripada itu. Lazarus bukan hanya dipulihkan dari sakitnya, tetapi dia dihidupkan dari kematiannya. Dan anda harus tahu, jikalau Yesus datang tepat waktu menurut jalan pikiran anda, maka tidak ada hal yang spesial dalam kisah hidup Lazarus. Tetapi ketika anda sadar bahwa Tuhan punya schedulle khusus yang tidak boleh diintervensi oleh jalan pikiran manusia, maka walau hal itu terlambat menurut jalan pikiran anda, tetapi kisah Lazarus justru menjadi HEBOH dan peristiwa inipun menggemparkan jagat raya, sebab Lazarus yang sudah 4 hari meninggal, karena Tuhan Yesus ada maka iapun BANGKIT.

Karena itu, tidak ada kata TERLAMBAT bagi Tuhan ketika Ia bertindak menolong anda. Dan Tuhan mau menyatakan kuasa dan kasihNya lebih dari yang bisa anda pikirkan. Apabila anda mengalami keterpurukan karena beban masalah yang menindih hidup anda, tetaplah bersabar dan teruslah bergantung pada Tuhan. Percayalah bahwa "Pertolongan Tuhan selalu indah pada waktunya".

Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love