Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-319 tanggal 14 November 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Kejadian 50:19-21.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini anda beristirahat dengan tenang untuk menyambut hari esok yang ceria.
Sahabatku....
Tanggal 30 November 2014 pukul 21.21 wita, aku menuliskan kata-kata ini:
Selamat jalan sobat....
Tuhan telah memberi jangka waktu hidup dalam karya dan karsa.
Setiap tapak kaki di jalan kehidupan,
menorehkan pesan dan kesan demi keabadian.
Kutahu hal itu tidak semudah mengucapkan kata.
Namun dalam pandangan Sang Khalikmu,
segala baktimu tidak sia-sia.
Selamat jalan sobatku....
Di tempat yang kau tuju,
tiada lagi ratap dan tangis.
Di sana bersama dengan para Malakh,
engkau melantunkan kidung cintaNya.
Selamat jalan sobatku...
Kutahu pasti, kelak di sana kita akan bertemu.
Itulah goresan tangan atas meninggalnya sahabat sepelayanan, Alm. Pdt. Bernadus Randuk (papa Dodo).
Dan kini, tgl. 14 November 2018, dia (Almh. Intan Pirade atau mama Dodo) yang engkau kasihi pun telah dimuliakan oleh Bapa di sorga. Dengan derai airmata, kukuatkan hati ini menuliskan kata-kata:
Mama Dodo....
Cinta Tuhanlah yang telah menyatukanmu dengan hambaNya di kefanaan dunia ini.
Cinta yang sama pula yang akan memperjumpakan kamu di keabadianNya.
Tuhan mengerti beban sakit saat papa Dodo tak di sampingmu,
Tuhan tahu betapa besar kasihmu padanya.
Tuhan mewujudkan doamu untuk lepas dari sakit itu,
Tuhan mengabulkan pintamu untuk menemui dia yang kau cintai.
Tuhan memenuhi hasratmu untuk bersamanya dan para kudusNya di keabadian.
Dodo dan Iving...
Kalian adalah anak-anak yang lahir dari buah cinta yang murni.
Penuhilah hatimu dengan keluhuran,
untuk membiarkan mama pergi dalam cinta abadi.
Taburilah hatimu dengan bunga cinta,
demi perjumpaan kekal papa-mama di Yerusalem Baru.
Sekarang....
Saatnya....
Kalian harus mewujudkan cinta mereka dalam ketegaran untuk menatap hari depanmu.
Tersenyumlah sambil menatap Sang Khalik,
sebab di tempat yang sama,
papa-mama tersenyum memandangmu.
Mereka tahu bahwa cintalah yang akan menuntun kalian untuk menggapai asa.
Dan cintalah yang akan melapangkan jalanmu menikmati masa depan.
Selamat jalan mama Dodo.
Selamat menikmati keabadianmu bersama Tuhan dan para kudusNya,
dan di sana papa Dodo pun ada.
Dan aku sendiri pun tahu,
kelak aku juga akan pergi.
Sahabatku...
Ketika saya mengingat kedua anak yang telah menjadi yatim-piatu (Dodo dan Iving), saya sadar kondisi yang begitu keras akan dihadapi oleh keduanya tanpa ayah-ibu. Lalu pikiran saya menerawang jauh pada apa yang dialami oleh Yusuf. Walaupun sang ayah masih ada, tetapi kejahatan saudara-saudaranya telah memisahkan dia dari kasih sayang keluarga. Ia benar-benar terbuang, seperti seorang yang terjatuh dalam lubang yang begitu dalam. Dan dalam kondisi seperti ini, tentu mimpi-mimpinya tidak akan terwujud, bukan?
Ya....mimpinya tentang 11 ikatan berkas-berkas gandum saudara-saudaranya yang sujud menyembah di hadapan ikatan berkas-berkas gandum Yusuf. Pun demikian tentang mimpi Matahari, Bulan dan 11 Bintang yang sujud menyembah kepada Yusuf. Tidakkah mimpi-mimpi itu mengandung makna bahwa kelak Yusuf akan menjadi orang besar, yang dihormati dan disegani.
Tetapi, apakah memungkinkan lagi mimpi itu terwujud dalam kondisi keterpurukan yang dialami Yusuf sebagai seorang budak belian di tanah Mesir? Apakah mungkin seorang budak akan bangkit menjadi seorang pembesar ketika semua orang yang diandalkannya tidak ada lagi di sisinya? Tidakkah pertanya yang sama juga akan muncul ketika anda sendiri memandang kepada kedua anak yang sudah kehidlangan orangtuanya di saat mereka sangat membutuhkan tuntunan, kasih sayang dan sokongan untuk meraih mimpi-mimpinya?
Sahabatku...
Saya hanya mau mengatakan seperti ini kepada anda bahwa, ketika anda berada dalam kehendak Allah, maka tidak akan pernah ada yang namanya "KEMUNDURAN".
Silahkan situasi di mana anda berada serasa tidak memberi ruang gerak bagi anda untuk bertumbuh; anda diperlakukan tidak adil dan tidak layak; tetapi ketika tangan Tuhan yang anda layani itu teracung, maka sehebat apapun kekuatan menghalangi anda untuk mencapai kesuksesan, tidak akan membuat anda gagal.
Nabi Yesaya sendiri menyerukan: "Tuhan semesta alam sendiri telah merancang, siapa yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali (Yes. 14:27)". Ya....apa yang mungkin kelihatan sebagai kemunduran dalam pandangan manusia, tetapi hal itu menjadi sebuah proses yang dikerjakan Allah untuk kemajuan orang yang dikasihiNya. Meski mimpi Yusuf kelihatan tidak akan pernah terwujud berdasarkan ukuran manusia, tetapi tidak demikian dengan Tuhan; sebab pada akhirnya mimpi-mimpi itu menjadi sebuah kenyataan.
Karena itu, tetaplah berjalan maju walau langkahmu serasa berat untuk diayunkan. Jangan engkau toleh apa yang ada di belakangmu, tetapi tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu (Mzm. 34:6).
Camkan hal ini:
"Melangkah bersama dengan Tuhan akan membawa kemenangan besar dalam kehidupanmu".
(Refleksi ini saya dedikasikan buat Dodo dan Iving).
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-319 tanggal 14 November 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Kejadian 50:19-21.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini anda beristirahat dengan tenang untuk menyambut hari esok yang ceria.
Sahabatku....
Tanggal 30 November 2014 pukul 21.21 wita, aku menuliskan kata-kata ini:
Selamat jalan sobat....
Tuhan telah memberi jangka waktu hidup dalam karya dan karsa.
Setiap tapak kaki di jalan kehidupan,
menorehkan pesan dan kesan demi keabadian.
Kutahu hal itu tidak semudah mengucapkan kata.
Namun dalam pandangan Sang Khalikmu,
segala baktimu tidak sia-sia.
Selamat jalan sobatku....
Di tempat yang kau tuju,
tiada lagi ratap dan tangis.
Di sana bersama dengan para Malakh,
engkau melantunkan kidung cintaNya.
Selamat jalan sobatku...
Kutahu pasti, kelak di sana kita akan bertemu.
Itulah goresan tangan atas meninggalnya sahabat sepelayanan, Alm. Pdt. Bernadus Randuk (papa Dodo).
Dan kini, tgl. 14 November 2018, dia (Almh. Intan Pirade atau mama Dodo) yang engkau kasihi pun telah dimuliakan oleh Bapa di sorga. Dengan derai airmata, kukuatkan hati ini menuliskan kata-kata:
Mama Dodo....
Cinta Tuhanlah yang telah menyatukanmu dengan hambaNya di kefanaan dunia ini.
Cinta yang sama pula yang akan memperjumpakan kamu di keabadianNya.
Tuhan mengerti beban sakit saat papa Dodo tak di sampingmu,
Tuhan tahu betapa besar kasihmu padanya.
Tuhan mewujudkan doamu untuk lepas dari sakit itu,
Tuhan mengabulkan pintamu untuk menemui dia yang kau cintai.
Tuhan memenuhi hasratmu untuk bersamanya dan para kudusNya di keabadian.
Dodo dan Iving...
Kalian adalah anak-anak yang lahir dari buah cinta yang murni.
Penuhilah hatimu dengan keluhuran,
untuk membiarkan mama pergi dalam cinta abadi.
Taburilah hatimu dengan bunga cinta,
demi perjumpaan kekal papa-mama di Yerusalem Baru.
Sekarang....
Saatnya....
Kalian harus mewujudkan cinta mereka dalam ketegaran untuk menatap hari depanmu.
Tersenyumlah sambil menatap Sang Khalik,
sebab di tempat yang sama,
papa-mama tersenyum memandangmu.
Mereka tahu bahwa cintalah yang akan menuntun kalian untuk menggapai asa.
Dan cintalah yang akan melapangkan jalanmu menikmati masa depan.
Selamat jalan mama Dodo.
Selamat menikmati keabadianmu bersama Tuhan dan para kudusNya,
dan di sana papa Dodo pun ada.
Dan aku sendiri pun tahu,
kelak aku juga akan pergi.
Sahabatku...
Ketika saya mengingat kedua anak yang telah menjadi yatim-piatu (Dodo dan Iving), saya sadar kondisi yang begitu keras akan dihadapi oleh keduanya tanpa ayah-ibu. Lalu pikiran saya menerawang jauh pada apa yang dialami oleh Yusuf. Walaupun sang ayah masih ada, tetapi kejahatan saudara-saudaranya telah memisahkan dia dari kasih sayang keluarga. Ia benar-benar terbuang, seperti seorang yang terjatuh dalam lubang yang begitu dalam. Dan dalam kondisi seperti ini, tentu mimpi-mimpinya tidak akan terwujud, bukan?
Ya....mimpinya tentang 11 ikatan berkas-berkas gandum saudara-saudaranya yang sujud menyembah di hadapan ikatan berkas-berkas gandum Yusuf. Pun demikian tentang mimpi Matahari, Bulan dan 11 Bintang yang sujud menyembah kepada Yusuf. Tidakkah mimpi-mimpi itu mengandung makna bahwa kelak Yusuf akan menjadi orang besar, yang dihormati dan disegani.
Tetapi, apakah memungkinkan lagi mimpi itu terwujud dalam kondisi keterpurukan yang dialami Yusuf sebagai seorang budak belian di tanah Mesir? Apakah mungkin seorang budak akan bangkit menjadi seorang pembesar ketika semua orang yang diandalkannya tidak ada lagi di sisinya? Tidakkah pertanya yang sama juga akan muncul ketika anda sendiri memandang kepada kedua anak yang sudah kehidlangan orangtuanya di saat mereka sangat membutuhkan tuntunan, kasih sayang dan sokongan untuk meraih mimpi-mimpinya?
Sahabatku...
Saya hanya mau mengatakan seperti ini kepada anda bahwa, ketika anda berada dalam kehendak Allah, maka tidak akan pernah ada yang namanya "KEMUNDURAN".
Silahkan situasi di mana anda berada serasa tidak memberi ruang gerak bagi anda untuk bertumbuh; anda diperlakukan tidak adil dan tidak layak; tetapi ketika tangan Tuhan yang anda layani itu teracung, maka sehebat apapun kekuatan menghalangi anda untuk mencapai kesuksesan, tidak akan membuat anda gagal.
Nabi Yesaya sendiri menyerukan: "Tuhan semesta alam sendiri telah merancang, siapa yang dapat menggagalkannya? TanganNya telah teracung, siapakah yang dapat membuatnya ditarik kembali (Yes. 14:27)". Ya....apa yang mungkin kelihatan sebagai kemunduran dalam pandangan manusia, tetapi hal itu menjadi sebuah proses yang dikerjakan Allah untuk kemajuan orang yang dikasihiNya. Meski mimpi Yusuf kelihatan tidak akan pernah terwujud berdasarkan ukuran manusia, tetapi tidak demikian dengan Tuhan; sebab pada akhirnya mimpi-mimpi itu menjadi sebuah kenyataan.
Karena itu, tetaplah berjalan maju walau langkahmu serasa berat untuk diayunkan. Jangan engkau toleh apa yang ada di belakangmu, tetapi tujukanlah pandanganmu kepada Tuhan maka mukamu akan berseri-seri dan tidak akan malu tersipu-sipu (Mzm. 34:6).
Camkan hal ini:
"Melangkah bersama dengan Tuhan akan membawa kemenangan besar dalam kehidupanmu".
(Refleksi ini saya dedikasikan buat Dodo dan Iving).
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment