Laman

Saturday, November 17, 2018

Hidup Yang Bermakna

Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-323 tanggal 17 November 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Amsal 3:3-7.

Shalom bagimu.
Semoga hati anda diliputi sukacita untuk menikmati istirahat di malam ini.

Sahabatku....
Sering orang tidak menyadari bahwa dirinya hanyalah sebuah "Bejana Tanah Liat" yang begitu mudah retak bahkan hancur oleh benturan. Ya...ketika kita sehat, kuat dan perkasa, terkadang kita sering lupa diri sehingga merasa bahwa segala sesuatunya ada di dalam kekuasaan kita. Kita berhak mengatur hidup kita menurut keinginan hati kita sendiri.

Dan benar apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus:
"Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja engkau kehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang engkau tidak kehendaki (Yoh. 21:18)".

Perkataan Tuhan Yesus ini tidak hanya menyangkut umur (tua dan muda), tetapi juga menyangkut "sehat dan sakit". Ya...ketika kita merasa sehat, kita dapat melakukan apa saja yang baik menurut kata hati kita, tetapi ketika kita jatuh sakit, maka kita mengulurkan tangan agar ada orang lain yang menolong kita; kita pasrahkan diri kita kepada yang bersangkutan dan kita menuruti ke manapun ia menuntun kita, hanya untuk mendapatkan kesehatan. Kita ke dokter dan diberi obat yang dulu kita hindari karena rasanya pahit, kita dianjurkan untuk menjalani proses operasi yang dulu sangat kita takuti, kita dipaksakan untuk beristirahat dan tidak berkomunikasi dengan orang lain yang tentunya dulu sangat tidak kita senangi. Semua yang dianjurkan saat kita sakit, selalu bertolak-belakang dengan yang kita inginkan. Tetapi kita terpaksa mennurutinya demi mendapatkan kesehatan, bukan?

Sahabatku...
Saya hanya mau mengatakan kepada anda bahwa, ada batas waktu yang Tuhan sudah tentukan bagi setiap orang untuk menikmati kehidupannya. Namun dalam setiap hal yang kita lakukan dalam tenggang waktu yang Tuhan berikan, selalu mengandung konsekwensi: "Berkat dan Kutuk, Baik dan Buruk, Selamat dan Celaka, Sorga dan Neraka".

Karena itu, ketika Tuhan masih mengizinkan anda untuk mengalami sehat dan kuat, jangan anda sia-siakan hal itu hanya untuk mengikuti dorongan nafsu anda demi kesenangan diri sendiri; tetapi kelolah waktu itu untuk menyenangkan hati Tuhan dan hati sesama. Sebab jika anda mengharapkan orang lain berbuat baik kepada anda di kala anda terpuruk karena kelemahan dan atau kesehatan anda semakin merosot; maka berbuat baiklah kepada orang di saat anda sendiri masih kuat. Ketika anda merindukan agar Tuhan menyatakan kasihNya dan bahkan mujizatNya di saat anda tak berdaya serta Tuhan menopang dan mengawal anak-cucu anda di kala anda lemah, maka layanilah Tuhan selagi anda masih kuat dan sehat.

Dalam hal inilah saya dapat memahami apa yang dikatakan Sang Pengkhotbah (Khohelet), demikian:
"Ingatlah Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kau katakan: Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya (Pengkh. 12:1)".

Karena itu, takutlah akan Tuhan dan jadilah berkat bagi sesama di kala anda masih kuat. Lakukanlah yang terbaik dan terhormat selagi anda perkasa.

Dan inilah pesan sang penulis Amsal:
"Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau, kalungkanlah itu pada lehermu dan tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia. Percayalah pada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu. Jasnganlah menganggap dirimu bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan (Ams. 3:3-7)".

Sudahkah hidup anda bermakna bagi Tuhan dan sesama?.

Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love