
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-308 tanggal 3 November 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Yakobus 2:14-26.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini anda dapat menikmati kedamaian dalam peristirahatan untuk mempersiapkan diri pada esok hari dalam menikmati hadirat Tuhan.
Sahabatku...
Mohon maaf jika saya meminjam kata-kata John Mason ketika ia berbicara tentang iman. Ia mengatakan bahwa: "Iman yang sejati sesungguhnya memiliki KAKI dan TANGAN". Dan ketika saya membaca kitab Yakobus, maka saya mengatakan: "YES". Iman tanpa KAKI dan tanpa TANGAN pada hakekatnya iman itu MATI.
Saya sepakat bahwa iman bukanlah dunia ide semata, di mana Allah yang tak kelihatan itu tetap diyakini dengan sungguh bahwa Ia ada. Iman lebih dari pada itu. Iman adalah realita yang dapat diraba, dilihat, dirasakan melalui tindakan.
Dan saya sendiri merasa miris menyaksikan bahwa ternyata banyak orang yang percaya telah terjebak dengan konsep seperti ini, bahwa ketika anda "PERCAYA" tentang "IDE KEBERADAAN TUHAN", itu sudah cukup untuk menjadi jaminan buat hidup yang diberkati. Kepercayaan seperti ini terlalu dangkal dan mengkerdilkan hakekat Tuhan. Sebab Tuhan itu adalah pribadi yang tidak bisa ditangkap dan dikurung dalam DUNIA IDE.
Hai sahabatku....
Sadarlah bahwa:
Tuhan itu terlampau besar untuk dijangkau oleh nalar anda, dan kekuasaannya tak terselami oleh kemampuan daya pikir anda. Sekalipun Allah yang tak terjangkau oleh akal itu, namun Alkitab menegaskan dan memberi kesaksian bahwa Allah itu adalah "Allah yang Membumi" bukan "Allah yang mengawang-awang". Allah yang diimani itu adalah "Allah yang menjadi manusia dalam realita kekinian".
Mungkin pikiran ini terlalu sulit untuk anda pahami.
Sederhananya demikian:
Kalau anda sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan itu ada, maka hal itu tidak cukup hanya anda buktikan lewat kehidupan ritual dalam ruang Tabernakel (Gedung Gereja) atau tempat peribadatan lainnya, tetapi anda harus mempertontonkannya dalam kehidupan real; yaitu, ketika anda berinteraksi dengan sesama dan dengan alam lingkungan di mana anda berada.
Tuhan Yesus sendiri mengatakan hal ini...."Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan! Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan! Tuhan!, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? Pada waktu itu Aku akan berterus-terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah daripadaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan (Mat. 7:21-23)".
Jadi adalah mustahil seorang mengatakan bahwa ia percaya kepada Allah atau dia adalah pengikut Yesus yang sejati, tetapi fakta membuktikan bahwa perilaku mereka bertolak-belakang dengan apa yang Tuhan kehendaki. Bisa jadi mulut begitu mudah menyebut nama Tuhan, tetapi tindakan mereka penuh dengan kebusukan dan kebobrokan. Tampilan luar begitu agamis, tetapi bagian dalam bersembunyi manusia yang rakus dan serakah, yang hanya memikirkan kesenangannya lalu mengorbankan sesamanya dan alam lingkungannya.
Karena itu, Iman yang sejati adalah "Lifestyle = Gaya Hidup" yang membumi, yakni kecepatan kaki untuk berlari memberi pertolongan bagi mereka yang terpinggirkan serta cekatannya tangan anda terulur mengangkat orang yang terjatuh oleh beban penderitaannya. Karena itu, Yakobus berkata demikian: "Apa gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: selamat jalan, kenakanlah pakaian panas dan makanlah sampai kenyang! tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yak. 2:14-17)".
Jika demikian hai Sahabatku...
Hendaknya iman anda memiliki kaki dan tangan; bukan iman yang buntung. Dan saya mau mengatakan kepada anda bahwa, memang mengenal atau mengetahui siapa itu Tuhan adalah baik; tetapi lebih baik lagi jika anda memperkenalkan Tuhan yang anda tahu itu melalui kata dan perbuatan serta tindakan anda. Ingatlah bahwa "Satu tindakan kasih, jauh lebih besar terdengar gaungnya dibandingkan sejuta kata-kata indah".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment