Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-307 tanggal 2 November 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Filipi 2:12-13.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini hidup anda diberkati oleh Tuhan.
Sahabatku...
Ada begitu banyak orang yang saat ini menjalankan hidup mereka tanpa tujuan yang jelas, dan kehidupan seperti ini juga masih banyak sekali terjadi dalam kehidupan orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai anak Tuhan (orang percaya).
Saya mengatakan, menjalankan hidup tanpa tujuan, karena hidup yang dijalankan mereka hanya berorientasi pada persoalan pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata, serta mengejar semua hal yang menjadi keinginan dan kesenangan diri secara pribadi tanpa mempedulikan orang lain.
Dengan cara hidup yang demikian, orang-orang seperti ini tetap merasa bahwa mereka telah menjalankan sebuah standar kehidupan yang wajar. Bila cara hidup seperti ini terus dipertahankan, dan kemudian telah mengakar dalam kehidupan mereka, maka nantinya sampai pada titik tertentu cara hidup ini tidak bisa diubah lagi. Dan ini akan sangat berbahaya bagi masa depan kehidupan mereka di kekekalan nanti.
Kalau ada orang percaya yang masih memiliki cara hidup seperti ini, berarti mereka tidak pernah mengerti dan memahami cara hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Sebab cara hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, sama sekali tidak pernah berorientasi kepada pola hidup dunia, yaitu pola hidup yang berkutat pada perkara-perkara makan, minum dan pakai; mengejar semua ambisi dan kesenangan diri, kawin dan mengawinkan. Cara hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah dimensi kehidupan kekal yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, jika benar-benar ingin memiliki keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Sahabatku...
Pukul 22.55 saya menyaksikan bagaimana seorang dokter dengan dibantu oleh tenaga medis lainnya yang ada di ruang ICU, berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan hidup dari salah seorang warga jemaat yang saya layani. Saya menyaksikan bagaimana dokter itu menekan dadanya dengan tekanan yang teratur untuk membuatnya bisa bernafas lagi. Namun apa pun yang dilakukan tidak akan membatalkan kehendak Allah ketika Ia berkata: "Kembalilah hai anak-anak manusia".
Apa yang hendak saya katakan sebagai pesan moral dari peristiwa ini?.
Ya...
Ternyata bahwa semua yang melekat pada diri kita kelak akan dilucuti. Semua kebanggaan diri pada akhirnya akan musnah. Semua sanjungan dan pujian akan tinggal kenangan. Dan bahkan semua harta benda yang kita dapatkan dan yang kita miliki tak dapat dibawa pergi. Semua akan ditinggal dan pada akhirnya habis ditelan waktu dan masa.
Tetapi terpuji Tuhan...
Alkitab mengingatkan kita tentang sesuatu yang bersifat kekal, yakni kasih dan keselamatan dari Tuhan Yesus. Untuk itulah, di tengah berbagai rutinitas, maka setiap orang percaya seharusnya, -(bahkan boleh saya katakan: "WAJIB")-, untuk selalu menyisihkan waktu yang terbaik dalam bersekutu dengan TUhan, dalam beribadah, dalam menaikkan pujian, dalam pembacaan Alkitab, dalam doa dan penyembahan. Hal-hal inilah yang terkandung dalam ucapan Tuhan Yesus: "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu".
Jadi kalau saat ini masih banyak orang percaya yang tidak menjalankan hidup seperti hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, maka sesungguhnya orang-orang seperti ini tidak mengenal keselamatan di dalam Yesus. Sebab keselamatan di dalam Tuhan Yesus itu bukan secara otomatis, tetapi harus DIKERJAKAN.
Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan bahwa:
"Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar".
Dan hal ini harus benar-benar direspon dengan penuh keseriusan.
Dikatakan:
"Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar", ini artinya: kita diperintah untuk memikirkan dimensi kehidupan kekal, atau perkara-perkara kekekalan lebih dari pada perkara bendawi atau duniawi. Sebab kalau hanya sekedar persoalan makan, minum, pakaian, kawin dan dikawinkan; firman Tuhan tidak mengatakan bahwa kerjakan semuanya itu dengan takut dan gentar. Hanya dalam soal-soal iman maka "takut dan gentar" itu sangat ditekankan.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-307 tanggal 2 November 2018 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan Kontemplasi : Filipi 2:12-13.
Ane' ma'akhal lekha laila tov. Shalom Aleichem b'shem Yeshua Ha Maschiach.
Semoga malam ini hidup anda diberkati oleh Tuhan.
Sahabatku...
Ada begitu banyak orang yang saat ini menjalankan hidup mereka tanpa tujuan yang jelas, dan kehidupan seperti ini juga masih banyak sekali terjadi dalam kehidupan orang-orang yang mengklaim dirinya sebagai anak Tuhan (orang percaya).
Saya mengatakan, menjalankan hidup tanpa tujuan, karena hidup yang dijalankan mereka hanya berorientasi pada persoalan pemenuhan kebutuhan jasmani semata-mata, serta mengejar semua hal yang menjadi keinginan dan kesenangan diri secara pribadi tanpa mempedulikan orang lain.
Dengan cara hidup yang demikian, orang-orang seperti ini tetap merasa bahwa mereka telah menjalankan sebuah standar kehidupan yang wajar. Bila cara hidup seperti ini terus dipertahankan, dan kemudian telah mengakar dalam kehidupan mereka, maka nantinya sampai pada titik tertentu cara hidup ini tidak bisa diubah lagi. Dan ini akan sangat berbahaya bagi masa depan kehidupan mereka di kekekalan nanti.
Kalau ada orang percaya yang masih memiliki cara hidup seperti ini, berarti mereka tidak pernah mengerti dan memahami cara hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Sebab cara hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, sama sekali tidak pernah berorientasi kepada pola hidup dunia, yaitu pola hidup yang berkutat pada perkara-perkara makan, minum dan pakai; mengejar semua ambisi dan kesenangan diri, kawin dan mengawinkan. Cara hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus adalah dimensi kehidupan kekal yang harus dimiliki oleh setiap orang percaya, jika benar-benar ingin memiliki keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Sahabatku...
Pukul 22.55 saya menyaksikan bagaimana seorang dokter dengan dibantu oleh tenaga medis lainnya yang ada di ruang ICU, berusaha sekuat tenaga untuk mempertahankan hidup dari salah seorang warga jemaat yang saya layani. Saya menyaksikan bagaimana dokter itu menekan dadanya dengan tekanan yang teratur untuk membuatnya bisa bernafas lagi. Namun apa pun yang dilakukan tidak akan membatalkan kehendak Allah ketika Ia berkata: "Kembalilah hai anak-anak manusia".
Apa yang hendak saya katakan sebagai pesan moral dari peristiwa ini?.
Ya...
Ternyata bahwa semua yang melekat pada diri kita kelak akan dilucuti. Semua kebanggaan diri pada akhirnya akan musnah. Semua sanjungan dan pujian akan tinggal kenangan. Dan bahkan semua harta benda yang kita dapatkan dan yang kita miliki tak dapat dibawa pergi. Semua akan ditinggal dan pada akhirnya habis ditelan waktu dan masa.
Tetapi terpuji Tuhan...
Alkitab mengingatkan kita tentang sesuatu yang bersifat kekal, yakni kasih dan keselamatan dari Tuhan Yesus. Untuk itulah, di tengah berbagai rutinitas, maka setiap orang percaya seharusnya, -(bahkan boleh saya katakan: "WAJIB")-, untuk selalu menyisihkan waktu yang terbaik dalam bersekutu dengan TUhan, dalam beribadah, dalam menaikkan pujian, dalam pembacaan Alkitab, dalam doa dan penyembahan. Hal-hal inilah yang terkandung dalam ucapan Tuhan Yesus: "Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu".
Jadi kalau saat ini masih banyak orang percaya yang tidak menjalankan hidup seperti hidup yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, maka sesungguhnya orang-orang seperti ini tidak mengenal keselamatan di dalam Yesus. Sebab keselamatan di dalam Tuhan Yesus itu bukan secara otomatis, tetapi harus DIKERJAKAN.
Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan bahwa:
"Kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar".
Dan hal ini harus benar-benar direspon dengan penuh keseriusan.
Dikatakan:
"Kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar", ini artinya: kita diperintah untuk memikirkan dimensi kehidupan kekal, atau perkara-perkara kekekalan lebih dari pada perkara bendawi atau duniawi. Sebab kalau hanya sekedar persoalan makan, minum, pakaian, kawin dan dikawinkan; firman Tuhan tidak mengatakan bahwa kerjakan semuanya itu dengan takut dan gentar. Hanya dalam soal-soal iman maka "takut dan gentar" itu sangat ditekankan.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment