Laman

Sunday, December 9, 2018

Great Minds = Pikiran Besar

Sebuah Refleksi Pribadi.
Minggu Adven II, hari ke-8.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-343 tanggal 9 Desember 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi
: Pengkhotbah 11:1-7.

Selamat malam dan salam sejahtera bagimu.

Sahabatku....
Presiden USA yang ke-32, Fraklin Delano Roosevelt, -(lahir di Hyde Park, New York - 9 Januari 1882, dan meninggal di Warm Spring, Georgia - 12 April 1945)-, dan merupakan satu-satunya Presiden Amereka yang terpilih 4 kali dalam masa jabatan dari tahun 1933 - 1945; ia adalah salah satu tokoh abad ke-20 yang menempati urutan ke-3 dalam sejarah kepresidenan Amerika yang sangat disegani dan dikagumi. Saat terpilih menjadi presiden, rakyat Amerika sedang mengalami depresi yang sangat berat. Lebih dari 13 juta rakyat Amerika tidak mempunyai pekerjaan dan perekonomian Amerika sangat terpuruk akibat perang yang berkepanjangan. Ia memberi harapan baru bagi bangsa Amerika dan berjanji akan mengambil tindakan yang tegas dan cepat untuk memulihkan keadaan yang terjadi. Pada saat ia dilantik, ia mengucapkan kata-kata ini:
"Salah satu yang harus kita takuti adalah rasa takut itu sendiri".
Jadi musuh yang harus ditaklukkan pertama kali adalah "RASA TAKUT", sebab perasaan ini akan membuat seseorang tidak dapat bertindak dalam mengambil keputusan untuk hidup dan masa depannya.

Tapi yang membuat saya sangat tertarik dengan sang tokoh ini adalah ucapannya yang mengatakan:
"Small Minds discuss people; Average Minds discuss event; Great Minds discuss ideas = Pikiran Sempit membicarakan orang; Pikiran Rata-rata membicarakan peristiwa; Pikiran besar membicarakan GAGASAN".

Ia lebih lanjut mengatakan:
"Maka sebagai akibatnya; orang yang berpikiran sempit akan menghasilkan GOSIP. Orang yang berpikiran rata-rata akan menghasilkan PENGETAHUAN. Orang yang berpikiran besar akan menghasilkan SOLUSI".

Sekarang saya mengajak saudara untuk melihat diri anda sendiri, kira-kira anda berada pada golongan orang yang berpikiran Small Minds, Average Minds atau Great Minds?.

Sahabatku.....
Yang jelas bagi saya adalah, ketiga pikiran ini ada dalam otak setiap orang; tetapi yang jadi masalah adalah pikiran mana yang lebih mendominasi hidup anda. Kalau setiap saat otak anda dipenuhi dengan Pikiran Sempit, maka anda akan selalu asyik dengan mengurusi orang lain, dan anda tidak akan menghasilkan apa-apa selain pertengkaran, perceksokan dan bahkan perkelahian. Tetapi bila Pikiran Besar yang mendominasi hidup anda, maka anda akan terus pro-aktif menemukan terobosan-terobosan yang baru dalam menyelesaikan setiap masalah.

Demikian juga dengan orang yang berpikiran rata-rata cenderung terperangkap dalam pengetahuannya dengan rumusan-rumusan yang sudah baku, sehingga sangat kaku untuk melakukan sebuah terobosan baru jika hal itu bertentangan dengan akal budinya (Pengetahuannya). Orang yang berpikiran rata-rata cenderung tertutup, egois dan sulit menerima pandangan atau gagasan orang lain. Orang yang berpikiran rata-rata sering lambat dalam mengambil keputusan. Dan dalam bahasa Kitab Pengkhotbah, orang yang berpikiran rata-rata cenderung memperhatikan arah angin dan awan di langit, sehingga sulit untuk bertindak dalam situasi yang terdesak. Sedangkan orang yang berpikiran besar suka melakukan eksperimen di tengah keadaan sulit sekalipun, dan ia percaya bahwa apa yang dilakukannya pasti mendatangkan hasil yang terbaik.

Sahabatku.....
Kitab Pengkhotbah dengan jelas mengajarkan kepada kita tentang Pikiran Besar (Great Minds) yang memang sering bertolak belakang dengan pengetahuan. Cobalah anda perhatikan kata-kata ini:
"Lemparkanlah rotimu ke dalam air, maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu (Pengkh. 11:1)".

Adalah sebuah hal yang mustahil untuk mendapatkan kembali roti yang utuh ketika roti itu sendiri telah jatuh ke dalam air, bukan?
.

Tetapi maksudnya bukan seperti itu!.

Sekarang mari perhatikan ayat 4 dan tekanan yang diinginkan Sang Pengkhotbah dalam ayat 6.
Roti yang dimaksudkan dalam ayat 1 adalah "Butir-butir Gandum" yang memang harus ditabur di lahan yang digenangi air dan setelah benih itu tumbuh maka genangan airnya pun dikurangi. Sehingga ketika ayat 1, 4 dan 6 dirangkai menjadi satu maka maksudnya akan sangat jelas:
"Lemparkanlah rotimu ke dalam air, maka engkau akan mendapatkannya lama setelah itu....Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur; dan siapa yang senantiasa melihat awan, tidak akan menuai....Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik".

Dengan demikian saya hendak mengatakan kepada anda bahwa adalah sebuah KEBODOHAN jika anda masih terjebak dengan pikiran yang sempit, pun demikian dengan jebakan pikiran rata-rata. Allah mau anda lebih dari pada itu, yakni memiliki Pikiran Besar tentang arti sebuah kehidupan dengan pandangan yang tetap tertuju kepada Allah yang merupakan sumber segala yang diharapkan. Anda sangat perlu memotivasi diri anda sendiri saat melakukan terobosan-terobosan yang baru, bahwa jika semuanya itu diletakkan dalam sikap "Takut akan Tuhan" maka pasti akan mendatangkan keberhasilan; sebab "bagi Tuhan tidak ada yang mustahil".

Selamat menikmati dan memaknai Minggu Adven II.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love