Laman

Wednesday, December 5, 2018

Menerobos Keterbatasan

Sebuah Refleksi Pribadi.
Minggu Adven I, hari ke-4.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-339 tanggal 5 Desember 2018 - Pdt. Joni Delima).

Bacaan Kontemplasi : Markus 9:20-27.

Selamat malam dan salam sejahtera bagimu
.

Mungkin anda sudah pernah membaca goresan saya ini, tetapi memasuki hari ke-4 di Minggu Adven I ini, saya merasa perlu untuk membagikannya kembali.

Sahabatku...
Sering saya berkata pada diri sendiri bahwa mungkinkah saya dapat mengerjakan pekerjaan ini atau itu? Ya...ketika saya diberi kepercayaan untuk mengemban tanggung jawab, terkadang hal yang pertama terucap adalah: "Mengapa harus saya? Saya tidak memiliki kompetensi untuk mengerjakan hal tersebut. Cocoknya yang ditunjuk adalah bapak ini atau ibu ini, sebab saya punya banyak kekurangan dan keterbatasan".

Namun seiring dengan berjalannya waktu, saya berusaha untuk terus belajar dengan mempercayai kekuatan pikiran dan iman saya.

Sahabatku....
Saya mau mengatakan kepada anda bahwa ketika anda menyebut keterbatasan atau ketidak-mampuan anda dan tidak ada keberanian untuk melakukan sesuatu sebagai tindakan menerobos keterbatasan atau ketidak-mampuan itu, maka hidup anda akan mengalami STAGNASI. Tetapi ketika anda berusaha melawan untuk menerobos keterbatasan atau ketidak-mampuan itu, maka otak anda akan bekerja dan pikiran anda akan memberi konstribusi dengan mengalirkan energi positif pada seluruh anggota tubuh anda untuk membuat yang "TIDAK BISA" menjadi "BISA".

Saya sendiri sangat kagum dan mendapat pelajaran yang sangat berharga dari 2 sosok kakak-beradik, yakni Orville Wright dan Wilbur Wright. Keduanya tercatat tidak mempunyai Ijazah Sekolah Menengah. Bahkan di SD, Orville pernah dikeluarkan dari sekolah. Namun pun demikian, rasa ingin tahu keduanya sangat tinggi dan kepercayaan diri mereka sangat kuat. Suatu ungkapan yang mungkin sedikit konyol di telingan anda tentang apa yang disampaikan Wright bersaudara ini kepada ayahnya, yakni:
"Ada masa di mana manusia dapat terbang seperti burung".
Anda bisa saja berpikir bahwa hanyalah sebuah mimpi di siang bolong. Tetapi ayah Wright bersaudara ini justru mengaminkan ucapan kedua anaknya itu.

Pada tahun 1878, sang ayah, -(Pdt. Milton Wrigth)-, membeli sebuah mainan yang terbuat dari kertas, gabus/karet dan bambu dengan baling-baling berbentuk helikopter. Dan ini dilakukannya untuk mengingatkan kedua anaknya itu pada apa yang mereka sudah ucapkan. Orville dan Wilbur bermain hingga mainan tersebut rusak, namun mereka membentuknya kembali dengan modifikasi yang baru. Dan dari permainan inilah, ketika mereka tumbuh dewasa, mendorong minat mereka untuk mewujudkan apa yang sudah mereka sampaikan kepada sang ayah. Mereka terus menerus melakukan percobaan, sekalipun banyak orang yang mencibirkan apa yang mereka lakukan; bahkan menyebut keduanya sebagai "orang yang tidak waras".

Pada tgl. 17 Desember 1903, apa yang mereka katakan berhasil dibuktikan. Orville dan Wilbur dihargai dengan pikiran yang brillian atas desain dan perancangan pesawat terbang dan berhasil membuat penerbangan terkendali pertama. Inilah yang menjadi titik start sejarah dalam bidang kedirgantaraan.

Sahabatku....
Ketika hari ini anda menyaksikan manusia dapat melintasi udara bahkan kemudian dapat berpetualangan di antariksa serta menjejakkan kakinya di bulan, semua itu lahir dari sebuah pemikiran yang dianggap KEBODOHAN atau KETOLOLAN. Sekiranya Orville dan Wilbur kalah oleh cemoohan atau olok-olokan yang begitu menyakitkan hati, maka semua pencapaian yang ada sekarang ini tentunya tidak akan pernah ada. Hanya kekuatan pikiran yang dikuasai oleh IMAN, yang memungkinkan anda menerobos segala bentuk kemustahilan.

Dan untuk kesekian kali melalui goresan saya, saya mau kembali tegaskan bahwa:
"Jika anda hanya mengandalkan kekuatan fisik dan prestasi akademis, tetapi kekuatan pikiran atau daya nalar anda tidak mampu menerobos segala keterbatasan yang anda temui dan juga IMAN anda menjadi lemah akan hal itu, maka banyak hal yang anda lakukan akan gagal dan pada akhirnya anda berkata: SAYA TIDAK BISA. Tetapi ketika dalam segala keterbatasan anda percaya bahwa Allah mampu mewujudkan mimpi anda, maka pikiran anda mendapat asupan yang sehat untuk menggerakkan seluruh potensi tubuh anda mencapai prestasi yang tertinggi".

Karena itu sahabatku...
Firman Tuhan hari ini memberi motivasi bagi diri anda dan saya untuk berusaha menghindari perkataan : "Saya Tidak Bisa", lalu mengajak kita untuk membangkitkan kepercayaan diri bahwa: "Bersama dengan Tuhan, saya pasti BISA".

Aminkanlah dalam diri anda perkataan Tuhan Yesus ini:
"Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya".

Selamat menikmati dan memaknai Minggu Adven I.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love