Laman

Sunday, February 3, 2019

Bahagianya Saat Namaku Disebutkan

Sebuah Refleksi Pribadi.
Khotbah pada Ibadah Penghiburan atas meninggalnya almh. Yelli Nerik Tumimomor.
Rumah Dukah RS Grestelina, 3 Pebruari 2019.

Bacaan : Lukas 16:24-31.

Nats : Why 3:5 ....."Barangsiapa menang, ia akan dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya di hadapan BapaKu dan di hadapan para malaikatNya".

Saudaraku....
Narasi tentang orang kaya dan Lazarus yang miskin, bisa jadi tidak asing lagi bagi kita semua. Bahkan perikop ini sudah terlalu sering diulas dalam setiap ibadah-ibadah kedukaan. Memang narasi ini hanyalah sebuah perumpamaan atau pengandaian untuk menunjukkan bahwa siapa sesungguhnya yang layak mendapatkan sorga dan siapa yang tidak layak untuk hal tersebut. Namun tahukah saudara bahwa narasi ini tidak hanya sekedar menunjukkan kepada kita bahwa sorga dan neraka itu ada, tetapi bagaimana supaya sorga dan neraka yang kita pahami sebagai perkara kehidupan yang akan datang justru menjadi realita hidup yang pasti untuk kehidupan kita sekarang dan di sini. Dan saya percaya bahwa setiap kita sangat berharap agar dapat menikmati sorga dan dijauhkan atau dihindarkan dari neraka. Ya....Sorga itu memang harapan semua manusia dan hal tersebut dipahami sebagai perkara "YANG AKAN DATANG", tetapi setiap orang (saudara dan saya) memiliki kerinduan yang sangat besar perkara "YANG AKAN DATANG" tersebut menjadi sebuah "REALITA YANG PASTI DI SINI DAN SEKARANG INI". Kita semua berharap bahwa hal "YANG AKAN DATANG" dan menjadi sebuah tanda-tanya besar itu, menjadi sebuah "KEPASTIAN = YA & AMIN" selama kita masih menjejakkan bumi ini.

Berangkat dari sini, saya mau mengulas, mengapa "Orang Kaya" dalam narasi ini tidak disebut namanya, sedangkan "Orang Miskin" itu disebut namanya dengan sangat jelas yakni "Lazarus". Saya yakin bahwa Tuhan Yesus bukan tidak sengaja atau lupa sehingga tidak menyebut nama orang kaya dalam narasi ini. Tidakkah Ia adalah Allah yang Maha-tahu dan Maha-mengenal semua ciptaanNya. Saya sangat yakin bahwa tidak ada satupun dalam alam semesta ini yang luput dari pemandanganNya. Ya...Tuhan mengenal semua ciptaanNya mulai dari yang besar sampai yang kecil, bahkan yang tidak terjangkau dan terlihat oleh mata jasmani kita, Tuhan mengenalnya. Persoalan dalam narasi ini terletak pada Relasi Manusia dengan Allah yang mewujud dalam Relasi Manusia dengan sesamanya. Dalam hal ini saya dapat mengerti apa yang dicatat dalam 1 Yoh. 4:20 ...."Jikalau seorang berkata: aku mengasihi Allah, dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta; karena barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya".

Jadi nama si kaya tidak disebutkan, karena ia memiliki kesempatan untuk mengenal dan dikenal Tuhan melalui si miskin yang setiap hari ada di depan pintu rumahnya; namun ia justru menyia-nyiakan kesempatan itu. Orang kaya ini adalah gambaran dari kehidupan orang-orang Farisi dan Ahli-ahli Taurat yang merasa diri sebagai pemegang kunci kebenaran, namun kesempatan untuk membuktikan hal tersebut mereka lalaikan, yakni menjadikan diri mereka sebagai saluran berkat keselamatan bagi setiap orang yang mereka cap "KAFIR". Kesalahan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bukan karena pengetahuan mereka dangkal dalam hal "siapa itu Allah serta hukum-hukumNya", tetapi karena ketiadaan rasa empati atau sikap bela-rasa terhadap mereka yang dianggap jauh dari keselamatan. Kehilangan bela-rasa membuat si kaya ini tidak dikenal dan namanya tidak disebutkan.

Artinya apa?.
Persoalan bagaimana kehidupannya nanti; adakah namanya dikenal atau tidak dikenal oleh Tuhan, ternyata itu sangat ditentukan dari kehidupan sekarang ini dan di sini. Selagi saudara dan saya hidup, sesungguhnya sudah diberi kesempatan dan peluang yang sangat besar untuk mengenal dan dikenal oleh Tuhan; tetapi terkadang kita membuang kesempatan itu. Persoalan SORGA yang menjadi harapan kita nanti dan hal itu menjadi sebuah tanda tanya; ternyata menjadi realita kekinian (atau sekarang dan disini) serta menjadi sebuah kepastian ketika kita menjadikan diri kini ini memberi efek positif bagi orang lain, terlebih bagi mereka yang hidup dalam kekurang-beruntungan. Anda bisa mengklaim diri anda sebagai pewaris dari janji-janji Ilahi yakni keselamatan dan anda bisa berbangga diri memiliki Allah yang dahsyat kuasaNya, asalkan anda membuktikan hal ini: "berikan ruang dalam diri anda yang paling istimewa untuk menyambut dan menerima saudaramu tanpa memandang muka". Hanya dengan ini, sorga menjadi jawaban yang pasti bagi anda sekarang ini dan di sini. Tetapi jikalau tidak, jangan pernah berbicara tentang sorga; sebab nama anda tidak dikenal oleh Sang Pemilik Sorga.

Saudaraku....
Satu hal yang menjadi kebanggaan kita ialah, Yesus Kristus telah mempertaruhkan hidupNya di saat kita sama sekali jauh dari Allah dan sama sekali belum mengenal Allah. Pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib adalah sebuah bukti nyata bahwa Allah sangat serius dengan keselamatan kita; Ia tahu bahwa kita miskin, lemah dan tak berdaya. Allah mengerti bahwa kita, termasuk kekasih kita, almh. Yelli, adalah orang-orang yang berharap belas-kasihan untuk diangkat dari kutuk karena dosa, sehingga dengan itu dapat mengecap dan menikmati keselamatan. SALIB adalah sebuah fakta bahwa Allah sungguh-sungguh fokus pada persoalan SORGA, dan berjuang untuk menjauhkan kita dari siksaan API NERAKA. Perkara SORGA & NERAKA tidak diputuskan nanti "DI SANA", melainkan "DI SINI & SEKARANG INI". Karena itu, jangan sia-siakan kesempatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita untuk mengenal kuasa kasihNya dan mengalami keselamatan yang dari padaNya; Ia mengenal kita, dan Ia tahu setiap nama kita dan bahkan Tuhan Yesus menegaskan hal ini sebagaimana yang dicatat dalam Luk. 10:20b demikian: ..."Bersukacilah karena namamu ada terdaftar di sorga". Ya...betapa bahagianya saat nama kita dikenal dan saat nama kita disebutkan.

Tetapi untuk hal dikenal dan bahkan nama kita tetap ada dalam buku kehidupan, maka mari kita mengisi kehidupan yang masih Tuhan berikan dengan perkara kebajikan. Dan camkan hal ini; "Tuhan tidak memandang besar-kecilnya kebajikan itu lalu memberkati hidup kita serta mengaruniakan keselamatan kepada kita, tetapi yang Ia cari adalah ketulusan dan kesetiaan kita untuk melakukan perintahNya".

Tidakkah Yesus bersabda demikian: "Barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia adalah muridKu, Aku berkata kepadamu: sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya (Mat. 10:42)".
Dan Amsal 19:17 mengatakan: "Siapa yang menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah; ia memiutangi Tuhan yang akan membalas perbuatannya itu".

Kiranya Roh Kudus meneguhkan dan menghiburkan kita semua.
Tuhan Yesus memberkatimu.

No comments:

Post a Comment

Web gratis

Web gratis
Power of Love