Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-42 tanggal 11 Pebruari 2019 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Keluaran 15:22-27.
Saudaraku...
Seorang ibu sedang gusar karena anaknya rewel. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata ia mengalami radang tenggorokan. Walaupun demikian, ia diperolehkan untuk kembali ke rumah sambil berobat jalan. Namun anak tersebut tetap rewel dan ia sangat ingin menikmati ice cream. Karena bosan mendengarkan rengekan sang anak, sang ibu pun mengiyakan permintaan si anak.
Namun apa yang terjadi?
Tenggorokan si anak semakin meradang dan mau tidak mau harus dirawat di rumah sakit (opname).
Sepenggal kisah di atas mau menyadarkan kita bahwa "tak selamanya Niat yang Baik itu Baik Adanya", dan "tak selamanya Cambuk yang sangat Menyakitkan itu sebuah tanda dari Kebencian". Artinya bahwa niat baik jika tidak diposisikan pada tempatnya akan menghasilkan sesuatu yang fatal, tetapi peringatan walau hal itu sangat menyakitkan, namun karena dilakukan pada tempatnya dan pada waktu yang tepat maka akan menghasilkan kebaikan dan damai sejahtera.
Saudaraku...
Saya mau mengatakan bahwa terkadang banyak perkara yang sering bertolak-belakang dengan apa yang kita harapkan, justru itu yang dipilih dan dipakai oleh Tuhan untuk membuktikan kasihNya yang Agung dan Mulia. Karena itu, saya terus berusaya untuk belajar dari hal-hal yang menyakitkan sebagai pilihan Tuhan yang tepat untuk membawa hidup saya semakin baik dan dengan itu iman saya semakin diteguhkan. Jika Tuhan dapat mengubah air pahit di Mara menjadi manis dan kemudian menuntun bangsa Israel hingga ke Eli dan menjumpai 7 mata air dan 70 pohon korma, maka saya percaya bahwa semua kepahitan dalam hidup saya akan diubah menjadi manis pada waktunya dan Tuhan akan mewujudkan semua janjiNya untuk memberikan yang sempurna dalam perjalanan hidup saya.
Camkan hal ini:
"Bersungut-sungut karena kepahitan hidup tidak akan merubah kepahitan itu menjadi manis. Tetapi hanya dengan kesetiaan mengikuti kehendakNya dan mensyukuri hidup ini sebagai karunia yang terindah, akan mengubah kepahitan hidup menjadi manis dan sempurna".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-42 tanggal 11 Pebruari 2019 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan : Keluaran 15:22-27.
Saudaraku...
Seorang ibu sedang gusar karena anaknya rewel. Setelah diperiksakan ke dokter, ternyata ia mengalami radang tenggorokan. Walaupun demikian, ia diperolehkan untuk kembali ke rumah sambil berobat jalan. Namun anak tersebut tetap rewel dan ia sangat ingin menikmati ice cream. Karena bosan mendengarkan rengekan sang anak, sang ibu pun mengiyakan permintaan si anak.
Namun apa yang terjadi?
Tenggorokan si anak semakin meradang dan mau tidak mau harus dirawat di rumah sakit (opname).
Sepenggal kisah di atas mau menyadarkan kita bahwa "tak selamanya Niat yang Baik itu Baik Adanya", dan "tak selamanya Cambuk yang sangat Menyakitkan itu sebuah tanda dari Kebencian". Artinya bahwa niat baik jika tidak diposisikan pada tempatnya akan menghasilkan sesuatu yang fatal, tetapi peringatan walau hal itu sangat menyakitkan, namun karena dilakukan pada tempatnya dan pada waktu yang tepat maka akan menghasilkan kebaikan dan damai sejahtera.
Saudaraku...
Saya mau mengatakan bahwa terkadang banyak perkara yang sering bertolak-belakang dengan apa yang kita harapkan, justru itu yang dipilih dan dipakai oleh Tuhan untuk membuktikan kasihNya yang Agung dan Mulia. Karena itu, saya terus berusaya untuk belajar dari hal-hal yang menyakitkan sebagai pilihan Tuhan yang tepat untuk membawa hidup saya semakin baik dan dengan itu iman saya semakin diteguhkan. Jika Tuhan dapat mengubah air pahit di Mara menjadi manis dan kemudian menuntun bangsa Israel hingga ke Eli dan menjumpai 7 mata air dan 70 pohon korma, maka saya percaya bahwa semua kepahitan dalam hidup saya akan diubah menjadi manis pada waktunya dan Tuhan akan mewujudkan semua janjiNya untuk memberikan yang sempurna dalam perjalanan hidup saya.
Camkan hal ini:
"Bersungut-sungut karena kepahitan hidup tidak akan merubah kepahitan itu menjadi manis. Tetapi hanya dengan kesetiaan mengikuti kehendakNya dan mensyukuri hidup ini sebagai karunia yang terindah, akan mengubah kepahitan hidup menjadi manis dan sempurna".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment