Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Pengantar Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-46 tanggal 15 Pebruari 2019 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan: Matius 14:22-33.
Saudaraku...
Menjalani hidup ini tidak semudah yang kita bayangkan. Memang terkadang kita berjalan di tempat yang rata, tanpa aral dan rintangan; tetapi ada waktu kita berjalan di jalan yang terjal, berliku-liku, dan penuh dengan ancaman bahkan kematian.
Ya...
Ada saatnya hati kita merasa tenang, jauh dari ketakutar dan kegentaran; hidup diwarnai dengan canda dan tawa. Tetapi ada waktu di mana kita merasakan kegelisahan, hidup diliputi ketakutan dan kegentaran. Hati terasa galau, pikiran jadi sumpek, dan kita merasa bahwa hidup ini sia-sia.
Ya...
Ada waktu di mana kita mampu mengatasi masalah seorang diri, namun ada waktu di mana masalah itu terasa berat, bahkan kita sudah melibatkan orang lain, namun masalah pun tak dapat teratasi. Inilah warna kehidupan, dan setiap orang tak dapat menghindar dari padanya.
Sekalipun demikian, sebagai anak-anak Tuhan, tentunya kita memiliki satu keyakinan bahwa ALLAH yang adalah BAPA kita, tentu tidak akan membiarkan kita melangkah seorang diri. ALLAH yang adalah BAPA kita, tentu tidak akan membiarkan anak-anakNya hidup dalam tekanan; dan tidak ada niat sedikit pun dalam hati ALLAH untuk mencampakkan atau mencederai hidup anak-anakNya. Yeremia 29:11 memberi penguatan bagi kita bahwa: "Allah tidak merancangkan yang jahat bagi kita, tetapi rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera".
Saudaraku...
Kisah para murid yang sedang ada di tengah danau menghadapi gelombang yang amat besar akibat angin sakal, ternyata situasi ini juga termonitor oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tahu bahwa murid-muridNya diliputi kepanikan. Tuhan Yesus tahu akan kebutuhan utama para murid di tengah-tengah situasi yang menakutkan itu, yakni SHALOM. Gelapnya malam tidak menghalangi pandangan mataNya untuk menyaksikan bagaimana para murid mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaian mereka untuk mengatasi masalah itu; namun mereka tidak mampu.
Ya...
Tuhan Yesus tahu akan batas kemampuan para murid dalam mengatasi ganasnya gelombang yang sedang berkecamuk itu. Tuhan Yesus tidak tinggal dia! Ia pun bangkit dari tempatNya. Ia mengatasi kemustahilan dan datang menjumpai murid-muridNya dengan berjalan di atas air. Ia menyapa para murid di tengah-tengah keadaan mereka yang kalut. SuaraNya begitu lembut terdengar di tengah-tengah badai: "Tenanglah, AKU ini, jangan takut".
Tuhan Yesus bukanlah sosok yang menakutkan. Ia bukan hantu yang menyeramkan dan menakutkan. Justru Ia datang untuk memberikan kesejukan; sehingga dengan kehadiranNya, keadaan yang kacau menjadi tenang sekali.
Petrus menyaksikan peristiwa itu, dan imannya dibangkitkan: sehingga dengan imannya maka ia pun dapat mengatasi kemustahilan. Sama seperti Tuhan Yesus dapat berjalan di atas air, maka ia pun melakukan hal yang sama. Ya...karena iman, Petrus dapat berjalan juga di atas air.
Tapi coba perhatikan alur cerita berikutnya.
Ketika perhatian Petrus tidak lagi tertuju kepada Tuhan Yesus, maka ia kembali terperangkap dalam persoalan yang semula. Ia merasakan begitu kencangnya tiupan angin dan betapa hebatnya gelombang yang ditimbulkannya, maka Petrus pun diliputi ketakutan, imannya menjadi goyah dan akibatnya ia pun mulai tenggelam.
Tidakkah hal yang sama sering menjadi warna kehidupan kita?.
Sering kita terperangkap dengan masalah yang sedang kita hadapi, yang membuat fokus perhatian kita tidak lagi kepada Tuhan Yesus. Persoalan yang kita hadapi menimbulkan ketakutan dan kekuatiran, akibatnya iman kita kepada Allah yang berkuasa mengatasi setiap masalah pun menjadi runtuh. Syukur, jika kita masih memiliki kesadaran seperti Petrus: "Tuhan, tolonglah aku".
Saudaraku...
Sebesar dan seberat apapun pergumulan anda, semuanya diperhatikan oleh Tuhan. Tuhan tahu jika anda bergumul. Tuhan juga tahu batas kemampuan anda dalam menyelesaikan setiap pergumulan itu. Dan Tuhan tidak menginginkan anda kecewa dalam menjalani hidup ini. Karena anda dan saya adalah anak-anakNya, itulah sebabnya Tuhan bertindak untuk mengatasi semua masalah yang tidak mampu kita atasi. SuaraNya begitu lembut: "Tenanglah, AKU ini, jangan takut".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
Sekedar Pengantar Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-46 tanggal 15 Pebruari 2019 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan: Matius 14:22-33.
Saudaraku...
Menjalani hidup ini tidak semudah yang kita bayangkan. Memang terkadang kita berjalan di tempat yang rata, tanpa aral dan rintangan; tetapi ada waktu kita berjalan di jalan yang terjal, berliku-liku, dan penuh dengan ancaman bahkan kematian.
Ya...
Ada saatnya hati kita merasa tenang, jauh dari ketakutar dan kegentaran; hidup diwarnai dengan canda dan tawa. Tetapi ada waktu di mana kita merasakan kegelisahan, hidup diliputi ketakutan dan kegentaran. Hati terasa galau, pikiran jadi sumpek, dan kita merasa bahwa hidup ini sia-sia.
Ya...
Ada waktu di mana kita mampu mengatasi masalah seorang diri, namun ada waktu di mana masalah itu terasa berat, bahkan kita sudah melibatkan orang lain, namun masalah pun tak dapat teratasi. Inilah warna kehidupan, dan setiap orang tak dapat menghindar dari padanya.
Sekalipun demikian, sebagai anak-anak Tuhan, tentunya kita memiliki satu keyakinan bahwa ALLAH yang adalah BAPA kita, tentu tidak akan membiarkan kita melangkah seorang diri. ALLAH yang adalah BAPA kita, tentu tidak akan membiarkan anak-anakNya hidup dalam tekanan; dan tidak ada niat sedikit pun dalam hati ALLAH untuk mencampakkan atau mencederai hidup anak-anakNya. Yeremia 29:11 memberi penguatan bagi kita bahwa: "Allah tidak merancangkan yang jahat bagi kita, tetapi rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera".
Saudaraku...
Kisah para murid yang sedang ada di tengah danau menghadapi gelombang yang amat besar akibat angin sakal, ternyata situasi ini juga termonitor oleh Tuhan Yesus. Tuhan Yesus tahu bahwa murid-muridNya diliputi kepanikan. Tuhan Yesus tahu akan kebutuhan utama para murid di tengah-tengah situasi yang menakutkan itu, yakni SHALOM. Gelapnya malam tidak menghalangi pandangan mataNya untuk menyaksikan bagaimana para murid mengerahkan seluruh tenaga dan kepandaian mereka untuk mengatasi masalah itu; namun mereka tidak mampu.
Ya...
Tuhan Yesus tahu akan batas kemampuan para murid dalam mengatasi ganasnya gelombang yang sedang berkecamuk itu. Tuhan Yesus tidak tinggal dia! Ia pun bangkit dari tempatNya. Ia mengatasi kemustahilan dan datang menjumpai murid-muridNya dengan berjalan di atas air. Ia menyapa para murid di tengah-tengah keadaan mereka yang kalut. SuaraNya begitu lembut terdengar di tengah-tengah badai: "Tenanglah, AKU ini, jangan takut".
Tuhan Yesus bukanlah sosok yang menakutkan. Ia bukan hantu yang menyeramkan dan menakutkan. Justru Ia datang untuk memberikan kesejukan; sehingga dengan kehadiranNya, keadaan yang kacau menjadi tenang sekali.
Petrus menyaksikan peristiwa itu, dan imannya dibangkitkan: sehingga dengan imannya maka ia pun dapat mengatasi kemustahilan. Sama seperti Tuhan Yesus dapat berjalan di atas air, maka ia pun melakukan hal yang sama. Ya...karena iman, Petrus dapat berjalan juga di atas air.
Tapi coba perhatikan alur cerita berikutnya.
Ketika perhatian Petrus tidak lagi tertuju kepada Tuhan Yesus, maka ia kembali terperangkap dalam persoalan yang semula. Ia merasakan begitu kencangnya tiupan angin dan betapa hebatnya gelombang yang ditimbulkannya, maka Petrus pun diliputi ketakutan, imannya menjadi goyah dan akibatnya ia pun mulai tenggelam.
Tidakkah hal yang sama sering menjadi warna kehidupan kita?.
Sering kita terperangkap dengan masalah yang sedang kita hadapi, yang membuat fokus perhatian kita tidak lagi kepada Tuhan Yesus. Persoalan yang kita hadapi menimbulkan ketakutan dan kekuatiran, akibatnya iman kita kepada Allah yang berkuasa mengatasi setiap masalah pun menjadi runtuh. Syukur, jika kita masih memiliki kesadaran seperti Petrus: "Tuhan, tolonglah aku".
Saudaraku...
Sebesar dan seberat apapun pergumulan anda, semuanya diperhatikan oleh Tuhan. Tuhan tahu jika anda bergumul. Tuhan juga tahu batas kemampuan anda dalam menyelesaikan setiap pergumulan itu. Dan Tuhan tidak menginginkan anda kecewa dalam menjalani hidup ini. Karena anda dan saya adalah anak-anakNya, itulah sebabnya Tuhan bertindak untuk mengatasi semua masalah yang tidak mampu kita atasi. SuaraNya begitu lembut: "Tenanglah, AKU ini, jangan takut".
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkatimu.
No comments:
Post a Comment