Sebuah Refleksi Pribadi.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-51 tanggal 20 Pebruari 2019 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan: Kisah Para Rasul 22:1-21.
Saudaraku
Paulus tiba di Yerusalem setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang dalam rangka pemberitaan Inil kepada bangsa-bangsa di luar lingkungan orang Yahudi. Sesungguhnya ini menjadi sebuah moment yang indah bagi Paulus untuk menyampaikan kabar gembira kepada para Rasul dan jemaat Tuhan yang ada di Yerusalem tentang perkembangan jemaat di luar Yerusalem; sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan. Tetapi di luar dugaan, muncul ketakutan di kalangan umat Kristen asal Yahudi, bahwa dengan semakin banyaknya orang Kristen non-Yahudi maka identitas ke-Yahudi-an akan semakin disamarkan bahkan keutamaan mereka sebagai keturunan Abraham yang adalah pewaris janji Allah akan menjadi sirna (baca: Kis. 21:19-22).
Yakobus mewakili Rasul-rasul yang lainnya yang pada satu sisi merasa bangga atas prestasi yang telah dicapai, namun pada sisi yang lain merasa kuatir akan dampak yang akan ditimbulkan terhadap pemberitaan Injil yang tidak mewajibkan mereka yang non-Yahudi untuk mengikuti aturan Taurat. Pada sisi inilah Paulus dianggap telah melakukan pelecehan atas kebiasaan-kebiasaan agama dan budaya Yahudi yang telah diwarisi dan dipertahankan secara turun-temurun. Karena itu, Paulus dipandang sebagai ancaman bagi kelanjutan tradisi ke-Yahudi-an.
Orang-orang Yahudi dari Asia menghasut rakyat untuk menangkap Paulus yang sedang berada di dalam Bait Allah dan oleh teriakan mereka, kota Yerusalem menjadi gempar. Paulus kemudian ditangkap dan mereka merencanakan untuk membunuh Paulus (baca: Kis. 21:27-31). Alasan mereka menangkap Paulus adalah:
1). Paulus telah mengajarkan ajaran baru yang menentang Hukum Taurat.
2). Paulus telah mencemari Bait Allah dengan membawa orang-orang yang tidak bersunat ke dalamnya.
Kegemparan yang terjadi membuat kepala pasukan bertindak dengan mengamankan Paulus dari amukan massa dan membawanya ke markas. Kepada kepala pasukan Paulus berkomunikasi dalam bahasa Yunani, sehingga kepala pasukan berkesimpulan bahwa Paulus bukanlah orang Mesir yang mereka cari, yang baru beberapa hari melakukan pemberontakan dan membebaskan 4000 orang pengacau yang ditahan dan lari ke padang gurun. Karena yakin bahwa Paulus bukanlah orang yang mempunyai maksud jahat, sehingga saat Paulus meminta izin untuk berbicara kepada orang banyak maka ia memberi keluasan. Ikatan di tangan Paulus dibuka dan dengan isyarat tangannya, Paulus meminta rakyat itu untuk tenang dan ketika situasi menjadi tenang, maka mulailah ia berbicara dalam bahasa Ibrani (Kis. 21:37-40). Dan ketika Paulus berbicara dalam bahasa Ibrani, maka makin tenanglah rakyat yang semula berteriak-teriak untuk membunuh Paulus (Kis. 22:2).
Perikop bacaan kita adalah pembelaan Paulus di hadapan orang banyak untuk meyakinkan mereka bahwa semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya adalah tidak benar alias FITNAH. Kekuatiran dari beberapa orang yang menghasut rakyat banyak, tidaklah mendasar. Karena itu, Paulus memperkenalkan dirinya secara rinci, bahwa dia adalah seorang Yahudi dari kelompok Farisi. Ia adalah seorang yang taat pada Taurat dan di bawah bimbingan guru besar Gamaliel, ia tumbuh sebagai pribadi yang sangat fanatik dalam memperjuangkan Taurat. Ia memimpin barisan terdepan dalam gerakan pembersihan terhadap pengikut Jalan Tuhan (Pengikut Yesus Kristus), bukan hanya di Yerusalem tetapi sampai ke Damsyik. Tetapi Yesus yang ia tentang itu telah datang menjumpainya dan menetapkan dirinya untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa.
Tetapi ketika Paulus menceritakan bagaimana ia menjadi Kristen, dan Tuhan Yesus menetapkan dia untuk menjadi Rasul bagi bangsa-bangsa, maka kembalilah rakyat itu berteriak: "Enyahkanlah orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup! (Kis. 21:22)". Teriakan ini kembali mengingatkan kita pada penyaliban Tuhan Yesus (Yoh. 19:15). Karena itu, benar apa yang disampaikan oleh Tuhan dalam Luk. 21:16-17 demikian: "Kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang karena namaKU".
Saudaraku...
Menjadi pengikut Tuhan yang taat dan setia memang akan memberi konsekwensi moral yakni "kita akan dibenci dan ditolak oleh dunia ini". Tetapi saya mau meyakinkan saudara bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anda dalam perkara apapun. Tuhan justru akan membuat anda menjadi BINTANG.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
Sekedar Perenungan Sebelum Tidur.
(Masale, hari ke-51 tanggal 20 Pebruari 2019 - Pdt. Joni Delima).
Bacaan: Kisah Para Rasul 22:1-21.
Saudaraku
Paulus tiba di Yerusalem setelah menempuh perjalanan yang begitu panjang dalam rangka pemberitaan Inil kepada bangsa-bangsa di luar lingkungan orang Yahudi. Sesungguhnya ini menjadi sebuah moment yang indah bagi Paulus untuk menyampaikan kabar gembira kepada para Rasul dan jemaat Tuhan yang ada di Yerusalem tentang perkembangan jemaat di luar Yerusalem; sebuah perkembangan yang sangat menggembirakan. Tetapi di luar dugaan, muncul ketakutan di kalangan umat Kristen asal Yahudi, bahwa dengan semakin banyaknya orang Kristen non-Yahudi maka identitas ke-Yahudi-an akan semakin disamarkan bahkan keutamaan mereka sebagai keturunan Abraham yang adalah pewaris janji Allah akan menjadi sirna (baca: Kis. 21:19-22).
Yakobus mewakili Rasul-rasul yang lainnya yang pada satu sisi merasa bangga atas prestasi yang telah dicapai, namun pada sisi yang lain merasa kuatir akan dampak yang akan ditimbulkan terhadap pemberitaan Injil yang tidak mewajibkan mereka yang non-Yahudi untuk mengikuti aturan Taurat. Pada sisi inilah Paulus dianggap telah melakukan pelecehan atas kebiasaan-kebiasaan agama dan budaya Yahudi yang telah diwarisi dan dipertahankan secara turun-temurun. Karena itu, Paulus dipandang sebagai ancaman bagi kelanjutan tradisi ke-Yahudi-an.
Orang-orang Yahudi dari Asia menghasut rakyat untuk menangkap Paulus yang sedang berada di dalam Bait Allah dan oleh teriakan mereka, kota Yerusalem menjadi gempar. Paulus kemudian ditangkap dan mereka merencanakan untuk membunuh Paulus (baca: Kis. 21:27-31). Alasan mereka menangkap Paulus adalah:
1). Paulus telah mengajarkan ajaran baru yang menentang Hukum Taurat.
2). Paulus telah mencemari Bait Allah dengan membawa orang-orang yang tidak bersunat ke dalamnya.
Kegemparan yang terjadi membuat kepala pasukan bertindak dengan mengamankan Paulus dari amukan massa dan membawanya ke markas. Kepada kepala pasukan Paulus berkomunikasi dalam bahasa Yunani, sehingga kepala pasukan berkesimpulan bahwa Paulus bukanlah orang Mesir yang mereka cari, yang baru beberapa hari melakukan pemberontakan dan membebaskan 4000 orang pengacau yang ditahan dan lari ke padang gurun. Karena yakin bahwa Paulus bukanlah orang yang mempunyai maksud jahat, sehingga saat Paulus meminta izin untuk berbicara kepada orang banyak maka ia memberi keluasan. Ikatan di tangan Paulus dibuka dan dengan isyarat tangannya, Paulus meminta rakyat itu untuk tenang dan ketika situasi menjadi tenang, maka mulailah ia berbicara dalam bahasa Ibrani (Kis. 21:37-40). Dan ketika Paulus berbicara dalam bahasa Ibrani, maka makin tenanglah rakyat yang semula berteriak-teriak untuk membunuh Paulus (Kis. 22:2).
Perikop bacaan kita adalah pembelaan Paulus di hadapan orang banyak untuk meyakinkan mereka bahwa semua tuduhan yang dialamatkan kepadanya adalah tidak benar alias FITNAH. Kekuatiran dari beberapa orang yang menghasut rakyat banyak, tidaklah mendasar. Karena itu, Paulus memperkenalkan dirinya secara rinci, bahwa dia adalah seorang Yahudi dari kelompok Farisi. Ia adalah seorang yang taat pada Taurat dan di bawah bimbingan guru besar Gamaliel, ia tumbuh sebagai pribadi yang sangat fanatik dalam memperjuangkan Taurat. Ia memimpin barisan terdepan dalam gerakan pembersihan terhadap pengikut Jalan Tuhan (Pengikut Yesus Kristus), bukan hanya di Yerusalem tetapi sampai ke Damsyik. Tetapi Yesus yang ia tentang itu telah datang menjumpainya dan menetapkan dirinya untuk menjadi rasul bagi bangsa-bangsa.
Tetapi ketika Paulus menceritakan bagaimana ia menjadi Kristen, dan Tuhan Yesus menetapkan dia untuk menjadi Rasul bagi bangsa-bangsa, maka kembalilah rakyat itu berteriak: "Enyahkanlah orang ini dari muka bumi! Ia tidak layak hidup! (Kis. 21:22)". Teriakan ini kembali mengingatkan kita pada penyaliban Tuhan Yesus (Yoh. 19:15). Karena itu, benar apa yang disampaikan oleh Tuhan dalam Luk. 21:16-17 demikian: "Kamu akan diserahkan juga oleh orangtuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh dan kamu akan dibenci semua orang karena namaKU".
Saudaraku...
Menjadi pengikut Tuhan yang taat dan setia memang akan memberi konsekwensi moral yakni "kita akan dibenci dan ditolak oleh dunia ini". Tetapi saya mau meyakinkan saudara bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anda dalam perkara apapun. Tuhan justru akan membuat anda menjadi BINTANG.
Selamat beristirahat.
Tuhan Yesus memberkati.
No comments:
Post a Comment